Share

TAKDIRKU ADALAH KAMU
TAKDIRKU ADALAH KAMU
Penulis: Senja Kelabu

Awal segalanya

Penulis: Senja Kelabu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-05 08:02:47

Menjadi seorang gadis yang selalu dikucilkan tak membuat ia berhenti bermimpi dan berharap pada takdir. Semoga pada suatu hari nanti nasib akan membawa pada kesuksesan.

"Jangan suka melamun, Nai!" tegur satu-satunya gadis yang mau menjadi sahabatnya selama ini.

Gadis yang dipanggil Naira hanya tersenyum tawar. Ya hanya Tasyalah yang mau menjadi sahabatnya semenjak SMP.

"Jadi setelah ini kamu mau lanjut kemana, Nai?" tanya Tasya mulai serius.

"Entahlah... Aku hanya anak yang tak mampu! Aku tak mau menyusahkan ibuku!" desah Naira malas membahas tentang kelanjutan studinya. 

"Jadi kamu akan membiarkan mimpimu begitu saja!" celetuk Tasya. Gadis ini pun tau kondisi keuangan keluarga Naira. Selama ini sahabatnya itu bisa melanjutkan pendidikan berkat bea siswa yang didapatkannya.

"Ayo kita pulang," ajak Naira lalu beranjak dan menarik tangan Tasya untuk bangun dari duduknya.Ya kedua gadis itu saat ini masih duduk di SMA dan mereka akan menghadapi ujian akhir untuk lanjut ke University. Tasya jelas saja mampu memilih universitas manapun yang dia mau, karena dia adalah putri tunggal dari Ridwan Kanggoasa. Orang terkaya di Kota ini. Sedang Naira hanyalah wanita yang lahir dari rahim seorang ibu bernama Sulastri. Wanita sederhana yang tak memiliki apa-apa.

"Nai, kamu tak ikut bersamaku?" tanya Tasya 

Naira menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, hati-hati di jalan. Kita bertemu lagi besok daaaa..." seru Tasya yang saat ini sudah dalam mobil pribadinya yang selalu membawa pun kemana Tasya pergi.

*** 

"Mengapa kamu belum pulang" sontak Naira menoleh ke sumber suara tersebut. Berdebar hatinya saat tahu siapa yang bertanya padanya.

"K- kau, kau bicara padaku" gugup Naira.

"Kalau bukan denganmu siapa lagi, memangnya ada orang lain selain kamu di sini?!" ketus pria itu lagi.

"Bu- bukan begitu maksudku!" 

"Lalu..." 

"Aku hanya sedang menanti..." Naira bingung mau jawab apa. Gadis itu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ngapain sih kamu mau bicara dengan gadis culun ini, And!" celetuk wanita berparas cantik namun nampak ketus.

Andika hanya menoleh sekejap pada wanita yang mengeluarkan suaranya tadi.

"Ayolah kita pulang, And! Paman dan bibi sudah menanti kita" ajak wanita itu lagi. Sambil menggandeng tangan Andika untuk segera meninggalkan Naira.

"Mel, jauhkan tubuhmu. Tidakkah kau lihat banyak mata memandangi kita!" ucap Andika berusaha melepas tangannya dari gandengan Meli.

Naira menatap sayu pada kemesraan Andika dan Meli. Naira tak bisa membohongi diri, dia begitu mencintai dan mengagumi Andika semenjak baru menginjakkan kaki di sekolah ini.

Ia tahu mencintai Andika sama saja dengan bunuh diri. Karena Andika adalah pria terpopuler di sekolah ini. Tapi semakin Naira mencoba menghapus  dari hidupnya, Andika semakin nyata dan cintanya pun semakin besar.

Bersambung....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
CriyeleZah
Lanjut! Ngehe
goodnovel comment avatar
Triyuki Boyasithe
Jangan lupa singgah ke ceritaku Toxic Relationship
goodnovel comment avatar
Triyuki Boyasithe
Semangat ya buat kamu, ya? Semoga kontraknya lolos.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Kebencian Meli

    🌹🌹🌹 Dan malam ini Andika benar-benar menepati janjinya. Ia membawa Naira untuk ke rumah Meli guna menjelaskan hubungan mereka. Karena telah berjanji pada dirinya tak akan melepaskan Naira lagi dari hidupnya. Tanpa perjodohan itu Andika memang mencintai Naira sejak dulu. "Kamu yakin, And! Kita akan bisa membuat Meli mengerti." tanya Naira ragu. Ia khawatir pada kemarahan Meli, apa lagi bila ia mengingat ancaman gadis itu padanya beberapa hari lalu. Naira semakin yakin Meli tak akan mungkin bisa menerima hubungannya dengan Andika. "Kita akan berusaha." jawab Andika meyakinkan dan begitu mantap. Merekapun tiba di rumah Meli. Dan gadis itu menatap sinis pada kedua tamunya karena ancamannya tak berpengaruh bagi mereka. "Mau apa kalian menemuiku. Mau bilang kalau kalian tidak bisa dipisahkan, begitu" sungut Meli tak dapat lagi menahan amarahnya. "Mel ... Maafkan kami, aku memang tak bisa mengabulkan permintaanmu karena kamup

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Menghindar

    🌹🌹🌹 Naira memutuskan untuk melepaskan Andika setelah yakin dan penjelasan ibunya yang membuat ia berpikir. "Percayalah, Nai! Jika kalian memang berjodoh, Tuhan akan mempertemukan kalian kembali, bagaimanapun caranya!" Sulastri mengelus punggung tangan Naira. Naira semakin terdiam hanyut dalam perasaannya. "Hari sudah siang, kamu kok, belum siap-siap!" celetuk Sulastri lagi. "Aku lagi malas, Bu! Perasaanku lagi tidak baik!" kilah Naira "Jangan karena masalah ini, lalu kamu mengabaikan tugasmu! Ingat kamu digaji bukan untuk bersantai!" "Tapi, Bu!" Sulastri memberikan tatapan tajam. Ia tak ingin anaknya melalaikan tugas dan apa yang akan terjadi jika Naira tak masuk kerja. Yang ada, gadis itu hanya akan melamun sepanjang hari. "Baiklah ...." ucap Naira dengan malas. Gadis itupun segera melangkah ke kamar mandi. "Ibu selalu saja bisa untuk memak

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Kemarahan Meli

    🌹🌹🌹Meli diam saja saat diantar pulang Andika. Wajah sinisnya benar-benar terpancar dan kebenciannya semakin nampak.Andika hanya mampu mendesah pelan. Ingin ia menjelaskan bahwa dia dan Naira telah dijodohkan, tapi pria itu takut Meli akan bertambah marah padanya, hingga menghukum dirinya sendiri lagi."Ayolah Mel ... Jangan seperti anak kecil!" bujuk Andika mencairkan suasana yang begitu hening."Kau mengingkari janjimu, And. Aku benci kamu ... Sangat membencimu! Bila kau tak bisa menjauhi Naira. Jangan halangi aku untuk berbuat kejam pada wanita itu." ancam Meli berapi-api dengan bibir yang dilantunkan.Andika menarik nafas dalam, ia benci dengan keegoisan gadis di depannya ini. Pria itu bingung harus bagaimana lagi untuk menjelaskan semuanya. Meli tak pernah sedikitpun mau mengerti, perhatiannya selama ini disalah artikan oleh gadis itu. Andika hanya melindungi Meli sebagai adik perempuannya saja namun Meli beranggapan lain. Andai wakt

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Dansa berdua

    🌹🌹🌹 Di tempat Andika nampak terlihat banyak tamu berlalu lalang. Setelah keluar dari rumah sakit seminggu lalu ayah Andika terlihat semakin sehat. Selain untuk memperingati hari lahir ayah Andika juga untuk mengucap syukur atas kesembuhan pria itu. "Andika ...." panggil ayahnya dan pria itu segera mendekati ayahnya. "Tidakkah kau mengundang Naira! Ayah merindukannya." ucap ayah Andika Andika terdiam, Andika lupa untuk mengundang gadis itu, ia bingung sedang saat ini ia masih dalam ancaman Meli. Ia harus bisa memberi alasan yang membuat ayahnya yakin. "Dia akan datang, Ayah. Percayalah!" sahut Andika sekenanya takut ayahnya merasa tersakiti karena keteledoran Andika tidak mengundang Naira. Ayah Andika mengangguk dan membiarkan Andika kembali menyapa tamu-tamu yang hadir. "Selamat malam, Paman! Selamat ulang tahun." sapa satu suara yang membuat Husen menoleh ke arah sumber suara itu. "Bisma ... Syuk

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Kejutan

    🌹🌹🌹Naira belum sanggup untuk menghadapi kenyataan ini dimana ayahnya adalah ayah Meli juga. Ia belum mampu menata hatinya yang kini benar-benar retak. Ingin menyalahkan takdir tapi semua sudah kehendak Yang Maha Kuasa, dan itu sudah digariskan untuknya."Aku harus kuat, aku pasti bisa! Aku sudah terbiasa dengan hal yang semacam ini!" ucap Naira memberi semangat pada dirinya. "Ini jadwalku untuk memeriksa ayah! Aku harus menemuinya, dan semoga kesehatannya lebih membaik lagi." tambah Naira lagi dan iapun segera keluar untuk memeriksa ayahnya.Gawai Naira berdering melihat nama siapa yang tertera membuat gadis itu tersenyum."Ya hallo""....""Malam ini?" kening Naira berkerut mendengar ajakan sang penelfon."...""Aku tak bisa berjanji, Sya! Tapi aku akan usahakan untuk datang." Naira segera menutup telfonnya. Dan masuk ke ruangan ayahnya."Selamat sore, Tuan! Bagaimana keadaan tu

  • TAKDIRKU ADALAH KAMU   Kenyataan pahit

    🌹🌹🌹Meli yang mendapat kabar tentang ayahnya yang sempat pingsan di jalan dan kini di rawat di rumah sakit ini langsung panik dan segera ingin mencari keberadaan ayahnya yang di rawat."Aku akan mengantarmu, jangan terburu-buru seperti itu, nanti selang infusnya lepas dari tanganmu." cetus Andika. Pria ini selalu setia mendampingi Meli dari seminggu yang lalu. Namun keadaan Meli bekum pulih benar dan masih mengharuskan gadis ini untuk di rawat lebih lanjut.Meli menatap Andika dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Pria ini benar-benar menuruti permintaannya untuk tidak mendekati Naira lagi. Gadis itu bangga dengan keberhasilannya ini."Apa aku tidak merepotkanmu, And!" tanyanya dengan nada manja.Andika hanya menggeleng dan segera menuntun Meli untuk ke ruangan ayahnya berada. Dengan bergelayut mesra di lengan pria itu Meli mengikuti langkah Andika."Aku yakin kamu tak akan tega meninggalkan aku!" kekeh Meli da

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status