Share

8. Cantik : Luka

“Bu, Nadia ini rajin lho bu. Gak pernah telat sama sekali” Aryo menghela nafas lega setelah berhasil mengatakan kata tersebut. Ketika melihat wajah bosnya yang galak dan tegas, kemarahannya berubah menjadi rasa cemas dan takut. Bukan takut dimarahi, tetapi ia takut kehilangan pekerjaannya. 

Tatapan galak dan bengis dari bosnya seolah-olah mengisyaratkan bahwa ia bisa saja dipecat detik ini juga.

“Kamu mau belain dia? Kamu mau bilang kalau saya ngomong asal?” suara bos meninggi. Ia mengalihkan pandangannya dari Nadia dan berjalan mendekati Aryo. Matanya melotot dan jarinya menunjuk kearah cucian piring yang menumpuk.

“Mendingan kamu cuci deh itu piring!” suaranya melengking tajam. Bos kembali menat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status