Share

Bab 32

Sesuai dengan janjinya pada Lilik, Tama bersiap untuk pergi ke cafe. Kebetulan hari ini libur, sejak pagi ia tak ke mana-mana.

“Rapih bener, mau pergi? Mau ke mana kamu, Tama?” Bu Mumun menegur putranya yang baru keluar kamar. Perempuan itu memindai Tama dari ujung kepala hingga kaki.

Setelah bercerai dengan Amira, laki-laki itu kembali ke rumah ibunya atas permintaan Bu Mumun. Alasannya, kasihan tidak ada yang mengurus, padahal bukan itu tujuan utamanya. Agar mereka lebih mudah menguasai uangnya Tama.

“Mas Tama mau ketemu sama perempuan itu, Bu. Dia akan mau menikah dengan janda gatal itu, Bu.” Arin, adiknya Tama menjawab dengan cepat. Ia duduk di sebelah ibunya dengan senyum mengejek ke arah Tama. Gadis itu memang tidak menyukai Amira, tapi juga tidak menyetujui hubungan abangnya dengan Lilik.

“Apa? Benar kamu mau menemui perempuan itu, Tama?” Bu Mumun melotot, tanda tidak suka dengan apa yang didengar oleh telinganya.

“Benar. Kenapa memangnya, Bu?” Tama mengambil kunci motor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status