Share

Bab 33

POV Amira

“Sudah siap semuanya, Na?” tanyaku usai salat Ashar.Kuminta Nana untuk melanjutkan keperjakaan yang tinggal sedikit lagi, mengemas nasi ke dalam kotaknya.

“Sudah dong, Mbak. Tinggal kita tunggu jemputan dari Bu Wongso.” Perempuan berwajah manis itu menjawab tanpa menolak ke arahku. Tangan dan matanya sibuk mengupas jeruk balik, hasil panen di belakang rumah ini.

Pandangan ini kuedarkan ke seluruh ruang tamu. Di sana sudah berjejer kotak nasi yang siap dikirim ke rumah Bu Wongso.

Klakson mobil di halaman rumah membuat kami saling pandang. Melalui kontak mata seolah kami sedang berbicara, “Sepertinya itu utusan Bu Wongso.”

Gegas aku membuka pintu dengan lebar. Di ambang pintu, tubuhku menegang sekketika, senyumku yang tadi merekah kini lenyap begitu saja saat mata ini menangkap sosok yang selama ini sangat aku benci. Untuk apa dia datang ke sini?

“Amira? Jadi ini rumahmu?” tanyanya sok polos. Dari sorot matanya, aku tahu dia sedang pura-pura kaget. Basi!

“Amira, apa kabar?
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status