Share

25

Brilley menarik napas, dan mengatur nada bicaranya yang berapi-api.

Sabar, Alice harus sabar. Dengarkan saja dulu ocehan Brilley ini.

Memang Alice yang lalai. Memberi alasan pun akan terdengar seperti tong kosong nyaring bunyinya.

"Saya sudah cukup bersabar ya Alice. Kalau kau tidak mampu menyelesaikan desainmu, lebih baik kau katakan saja. Apa iya saya perlu untuk selalu mengingatkanmu?"

Alice membuka mulutnya hendak berbicara, namun menutup kembali setelah satu ucapan dari Brilley

"Saya belum selesai,"

Alice menghela napas. Walaupun ini bukan pertama kalinya dia dimarahi oleh Brilley, tapi tetap saja rasanya menyebalkan.

"Saya minta maaf karena sudah memarahimu. Tapi apa kau tau bahwa saya juga dimarahi oleh atasan,"

Ya, seperti inilah rantai pekerjaan.

"Kau masih ingin melanjutkan lagi desainmu apa bagaimana?" tanya Brilley masih dengan matanya yang memancarkan emosi, namun bicaranya sudah tidak berapi-api seperti tadi.

Alice mengangguk, "Saya sudah mengerjakan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status