Share

TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN
Penulis: PejuangOnline99

Ibuku Yang Ditelantarkan

TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN.

Sebelumnya jangan lupa bantu like, komen dan subcribe cerita ini. Terimakasih.

Happy reading🍔🍔🍔

[Mas, jadi kapan mau transfer uang buat liburan. Ibu kamu ngeluh terus nih, katanya bosen di rumah.] Aku membaca sebuah pesan yang dikirim oleh Tari, senyum pun mulai mengembang dari sudut bibir ini. Melihat istriku yang begitu perhatian pada ibuku.

Aku bekerja di sebuah perusahaan cabang yang terletak di negeri tetangga, di mana aku tak bisa untuk terus berkumpul dan menemani keluargaku. Bahkan, aku sangat bersyukur saat bisa menitipkan ibu tinggal bersama istri di rumah yang kubeli dengan hasil jerih payahku selama bekerja menjadi seorang manager.

Kendati demikian, ada mertua dan dua adik iparku juga di sana. Kabar dari cerita yang sering istriku lontarkan, bahwa mereka sangat menjaga ibuku dengan baik.

[Sudah mas transfer sayang, semoga liburan kalian menyenangkan. Oh iya, nanti setelah sampai jangan lupa Vidio call ya, mas ingin melihat ibu,] balasku. Namun, Tari hanya membacanya. Ah, mungkin Tari sedang sibuk.

_____________________________

Kulihat story' Tari sedang selfie di sebuah pantai, menggunakan baju tipis dan topi ala coboi. Ia terlihat sangat cantik dengan senyum yang memperlihatkan lesung pipinya.

Kemudian aku mencoba untuk menelponnya, lebih tepatnya vc agar bisa melihat suasana di tempat liburannya. Terutama aku sangat rindu dengan ibuku.

"Mas, kami sedang jalan-jalan nanti saja ya, vc-nya," ucap Tari dengan layar ponsel yang bergerak-gerak, lalu langsung mematikan sambungan Vidio call.

Aku di negeri tetangga tidak sendiri, dari Indonesia ada beberapa rekan kerja juga yang ikut bersamaku. Terlebih lagi, tanggung jawab di sini sangat besar, dan gajinya pun dua kali lipat daripada gaji di Indonesia.

"Enak bener ya, istrimu dan keluarganya makan di restoran mewah." Andi yang satu tim denganku berujar sambil menatap layar ponselnya.

"Hah! Mana?" tanyaku.

"Ini." Ia menyodorkan ponselnya, memperlihatkan story' istriku yang sedang asik makan bersama keluarganya. Di dalam rekaman Vidio itu tidak ada sekalipun terlihat sosok ibuku.

Lalu, aku memeriksa story' Tari pada ponselku, ternyata tidak ada. Apakah dia memprivasi story' WA nya dariku? Memangnya kenapa?

[Dek, apa mas bisa bicara dengan ibu sekarang?] Aku mengirim pesan untuk memastikan, perasaan ini sudah mulai tidak enak. Soalnya, Tari liburan ke Bali selama beberapa hari, tapi kenapa ibuku tidak ada di dekat mereka sama sekali.

[Ibumu sudah tidur, mas, tadi kelelahan habis jalan-jalan. Ini kami juga kenyang banget habis makan bareng di restoran, ibumu makannya lahap banget dan dia seneng banget diajak jalan-jalan.] Entah mengapa aku ragu dengan balasan pesan yang dikirim oleh Tari.

________________________________

Besoknya aku meminta nomor pak RT pada teman satu komplek, aku ingin memastikan keadaan rumah. Apakah ibuku beneran ikut liburan atau tidak.

Setelah mendapatkannya aku langsung menghubungi pak RT, terlebih dahulu meminta izin lewat pesan untuk melakukan panggilan Vidio call dengannya.

[Maaf pak RT, apa bapak bisa cek kondisi di rumah saya. Soalnya saya dapat kabar bahwa ada yang menyelinap masuk ke rumah saya, padahal istri dan keluarga saya sedang pergi liburan ke Bali.] Aku memberanikan diri untuk meminta bantuan pada pak RT, sebenarnya aku berbohong, aku hanya ingin tahu, apakah ibuku benar-benar ikut liburan atau tidak. 

[Baik mas Morgan saya akan cek sekarang juga,] ucapnya.

[Mas, ini pintu rumahnya tidak dikunci. Sepertinya ada orang di dalam.] Degh! Dadaku berdesir saat membaca pesan dari pak RT. Aku langsung melakukan Vidio call dengan beliau.

"Pak, tolong masuk saja, perasaan saya mulai tidak enak," ucapku dari sini.

Pak RT mengarahkan kamera ponselnya lurus ke depan, memperlihatkan sudut demi sudut ruangan. Lalu, hal mengagetkan membuat dada ini sakit.

Aku melihat jelas dari dalam kamera kalau ibuku sedang terkapar tak berdaya di lantai.

"Astagfirullah ... Bu Halimah." Pak RT berlari mendekati ibuku yang sepertinya sedang pingsan.

"Mas Morgan, ini ibunya pingsan," ucap pak RT dari sambungan telepon Vidio.

"Ya, Allah. Pak, tolong bawa ibu saya ke rumah sakit sekarang juga," ucapku dengan dada yang terasa perih, hari ini juga kuputuskan untuk membeli tiket dan pulang ke Indonesia. Berani-beraninya Tari memperlakukan ibuku seperti itu, awas saja kalian akan kuberi pelajaran setelah aku sampai di Indonesia.

L

Komen (1)
goodnovel comment avatar
nurdianis
kasihan amat ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status