Sudah beberapa hari ini Reno hanya diam melamun di balkon rumahnya. sambil sesekali menarik nafas dengan kuat. Banyak hal yang ia pikirkan.
KAFEEL RENO RIZWAN dia adalah seorang dosen yang sangat tampan dan banyak yang mengaguminya, baik dari segi ketampanannya,kecerdasannya, tanggung jawabnya. ya, dia biasa dipanggi dengan pak Reno. walau dalam karirnya sangatlah cemerlang dan bagus tidak dengan rumah tangganya. Sudah 5 tahun lebih dia menanti kehadiran buah hati tetapi tak kunjung hadir dalam keluarganya.
ketika dirumah tak pernah sekalipun menujukkan harapan dan keinginan akan sang buah hati kepada Alya sang istri tercinta, karena dia tau bagaimana perjuangan sang istri selama ini agar dia bisa hamil anaknya. Hingga keputusan asaan Alya meminta Reno untuk menikah lagi dengan wanita yang Alya carikan.
"Mas......” panggil Alya. “Tolonglah mas, turuti keinginanku ya mas!" pinta Alya dengan mata yang berkaca - kaca sambil memegang tangan Reno.
Reno membelai kepala sang istri sambil memberi sebuah pengertian kepadanya."sayang.....” panggil Reno “Tidak harus dengan cara itu sayang (menikah), masih banyak cara agar kita memiliki anak, kita masih bisa melakukan program bayi tabung lagi, atau mengangkat anak sayang?"
"Mas!" teriak Alya sambil mencoba menjauh dari belaian Reno. Alya melanjutkan perkataannya,"Sudah berkali - kali kita coba program bayi tabung itu mas, tapi hasilnya selalu gagal. dan untuk mengangkat anak, aku tidak mau mas, aku, keluargamu menginginkan anak dari darah dagingmu masو kumohon mas turutin keinginanku ya mas....... "ucap Alya penuh harap sambil meneteskan air mata.
"Sayang.....” panggil Reno sambil meraih kepala sang istri agar mau menatap matanya. Dia berkata “ Apakah kamu sanggup melihat aku membagi diriku ini dengan wanita lain?"
Reno masih mencoba mencari sebuah jawaban dari tatapan sang istri, mengapa dia harus tega melakukan hal ini kepadanya. Reno sudah tak habis pikir lagi, sekalaipun dalam hatinya tak pernah terbesit dalam hatinya untuk menikah lagi.
Alya pun membalas tatapan mata Reno dengan kuat, dia tak ingin Reno tahu bagaimana rasa sakit dan sedihnya dia. Wanita mana dan istri mana yang ingin membagi suaminya dengan wanita lain. Tapi ini dia lakukan juga demi Reno dan keluarga besarnya.
"Sayang.....” panggil Alya. “Aku masihlah Alyamu yang dulu, istrimu yang meyayangimu dengan penuh ketulusan." ucap Alya, seolah olah tahu apa yang ada dalam hati suaminya. "Ya mas aku sanggup, lagipula aku juga akan ikut senang jika nanti kamu benar - benar memilki anak walau anak itu tidak lahir dari rahimku tapi dia tetap anakku mas, darah dagingmu mas. Anak itu juga akan memanggilku ibu. Panggilan ‘ibu’ itu lah yang sangat kunantikan mas. Aku mohon kepadamu ya mas." ucap Alya dengan penuh keyakinan. "Baiklah jika itu maumu, tapi tolong beri aku waktu untuk memikirkannya. Karena ini adalah suatu hal yang tak bisa dengan mudah aku putuksan begitu saja sayang, seperti membalikkan telapan tangan ini."Reno menggerakkan tangannya seperti membalikkan telapak tangannya, disusul dengan gerakan memeluk Alya dengan sangat erat, seolah - olah Reno ingin menyalurkan tenaganya untuk istrinya. walau dirinya juga sangat rapuh. Mal
"Alfa sayang......” panggil ummahnya. “ Sudah ngantuk ya? anak ummah ganteng." ucap Citra sambil membelai kepala Alfa. "Iya ummah, mah tadi Alfa habis ketemu om anteng mah waktu alan - alan sama eyang ama uti mah, omnya baik lo mah..." ucapAlfa dengan sambil bergelayut manja dengan Citra “Loo ... emang omnya ngapain aja sama Alfa?" " Tadi mah, Alfa diajak main tyuus mah, omnya beliin jajan Alfa buanyaaak banget lo mah.." ungkap Alfa dengan belepotan yang masih belum bisa fasih dalam berbicara. " Alfa sudah bilang makasih belum?" "Udah dong maaaa, mahhhh Alfa jadi kangen ayah mah." sambil memeluk ummahnya. deg.... rasanya hatiku, ketika Alfa mengucapkan kata kangen ayah. ya Tuhan.....! Citra berakata "Sayang, ayah lagi bubuk di surga ya nak. kita berdoa buat ayah ya nak.." pinta Citra sambil berkaca- kaca. "Ayo mah,, Alfa yang pimpin ya mah,” Pinta Alfa "Allahummaghfilli Dzunubi Waliwaalidayya walhamhuma kama
Setelah acara tersebut dan para tamu keluarga besar telah pulang, Citra akhirnya beristirahat dikamarnya. Pernikahan itu dilaksanakan di rumah Citra. Kini tinggallah Reno dan istrinya, Alfa masih ikut nenek dan kakeknya pulang.Tiba - tiba saja pintu itu terbuka, sambil mengucapkan salam. " Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh."Citra hanya menjawabnya dengan singkat. "Wa'alaikumsalam."Citra tidak memedulikan lagi dia siapa dan mau apa, baginya dia hanya ingin menghadirkan sesosok ayah untuk anaknya. bukan suami untuknya.“Te.....” belum sempat Reno mengucapkan kata terima kasih, Citra sudah memotongnya dan berakata “ Aku capek dan mau istirahat. Silahkan kalau mau mandi dan sholat.” Citra memencet sebuah tombol yang berada dibelakang lukisan bunga yang tergantung dikamarnya. akhirnya terbukalah kamar. Citra masuk begitu saja."Hem........ . Mengapa aku harus terjebak dalam suasana yang seperti ini. belum sempat
"Loh mbak, sudah bangun?” tanya Alya. “ mas Reno sudah bangun mbak ?” "Iya mbak sudah, paling sebentar lagi keluar." jawab Citra berbohong. “Sini mbak duduklah biar aku yang menyiapkan sarapan untukmu dan mas Reno." ucap Citra padahal dalam hati Citra males sekali menyebut Reno dengan sebutan mas atau apalah, pokoknya dia tidak ingin mengucap nama itu. "Sudah mbak nggak apa - apa mbak, atau kita sama - sama menyiapkan sarapan untuk mas Reno mbak. mbak nanti jam 08.00 aku pulang kerumah ya mbak, ada urusan yang harus diselesaikan dirumah." bohong Alya padahal dia memang tak sanggup berada dalam satu rumah dengan madunya. hatinya rasanya sangat sakit seperti tercabik - cabik dengan kuku - kuku yang tajam ditambah lagi disiram dengan air garam. sungguh sangat menyakitkan. "Silahkan mbak.” jawab Citra singkat dia tahu kalau Alya merasa tak enak jika harus menyaksikan sendiri hubunganya dengan suaminya . padahal tidak ada pe
" Mas aku pulang dulu yaaa, mas tinggallah dulu dirumah mbak Citra." sambil mencium pipi Reno" sayang aku ikut pulang kamu yaaa,,,?" pinta Reno sambil memeluk tubuh Alya sambil sesekali menepuk punggung Alya dengan lembut." Jangan mas, kalau mas ikut pulang kapan mas akan akrab dengan mbak Citra, Mas sekarang sudah punya dua istri jadi setidaknya juga harus belajar tentang bagaimana mbak Citra dan lainnya walau Alya tahu kalau mas dulu adalah masa lalunya mbak Citra." sambil melepaskan peukan Reno dan menatap matanya." Sayang,,, Sungguh aku sangat mencitaimu." Reno mendaratkan ciuman perlahan kepada bibir Alya. Reno tak tahu harus berkata apa untuk istrinya saat ini.Alya sunggu sangat menikmati ciuman suaminya, tanpa disadari ada embun di mata Alya, tapi Alya mencoba untuk mengalihkannya, karena dia tidak ingin sampai Reno tahu kesedihan hatinya."Sudah dulu ya mas." sambil senyum" Biar mas antar dulu ya!" pinta Reno
Sesudah sarapan Alya langsung pamit untuk pulang ke rumah. Tinggallah Reno dan Citra di rumah berdua, keheningan kembali menyelimuti mereka berdua. Citra langsung pergi ke kamar bersiap -siap untuk menjemput anaknya sekalian mengajak jalan - jalan. Citra merasa suntuk berada satu rumah dengan Reno. "Lo........ mau keluar kemana? biar aku antar?" Tawar Reno Citra hanya diam tak menanggapi dan langsung berjalan melewatinya. "Cit,,, panggil Reno. "Tolonglah sayang..." pinta Reno sambil memegang tangan Alya "Apaan sih, lepas!" Sambil mengibaskan pegangan tangan Reno. "Citra..... panggil Reno. "Tolonglah sayang, apa kata ayah dan ibu, kalau kamu pergi sendiri saja tanpa aku?" Dalam benak Citra benar juga apa yang dikatakan Reno, sudahlah untuk kali ini kita berakting dahulu, sambil jalan perlahan untuk memberikan tanda kepada Reno kalau dia mau di antar. "Citra maafkan aku. aku tau pasti hal ini sangatlah s
"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, Alfa sayang,,,," teriak Alya sambil masuk ke dalam rumah. Diikuti Reno di belakangnya. "Waalaicumsalam walohmatullahi wabalokatuh, mamaku antik. mama angen mama..." Sambil memeluk kaki Citra. "Emmmm anak mama ganteng, harum banget nih, sudah makan belum sayang?" "Udah dong mama cantik." Jawab ibu Citra "Bu, ayah mana bu?" sambil salim tangan ibu diikuti Reno. "Ayah lagi di padepokannya , nak Reno." ucap ibu Citra "Mama Alfa angen mama, pingin bubuknya di puk puk mama, Alfa anti ikut pulang yah ma?" sambil memeluk Citra mamanya. "Iya dong sayang, nanti Alfa ikut pulang mama," emmmuuah sambil mencium pipi gempal anak laki - lakinya."Mama mama Alfa sekalang udah punya ayah lagi ya ma, ayah Alfa sekalang ada dua ma, yang atu udah di sulga, yang atu ini om anteng yang uka belikan Alfa mainan ama jajan ya ma...." "Iya sayangku, aduh anak mama baru berapa hari
Setibanya Alya dirumah ibu dan ayahnya, Alya langsung disambut hangat oleh ibu dan ayahnya. "Sayang...." panggil ibu. "Ibu faham apa yang kamu rasakan nak, sebenarnya ibu tidak ikhlas nak, kamu melakukan hal seperti ini dalam kehidupan rumah tanggamu nak." sambil meraih Alya untuk memeluknya. Alya hanya mampu menurut saja ketika ibunya meraih untuk memeluknya. Alya hanya bisa meneteskan air mata. Alya mencoba mencari obat dalam dekapan ibunya. Siapa tahu dapat mengurangi rasa sesak dan sakit dalam hatinya. "Nak......." panggil Ayah. "Ayah bangga dengan keputusanmu nak, walau ayah sendiri sebenarnya juga berat. tapi ayah disini sadar nak, kalau keluarga besar suamimu menginginkan sebuah keturunan dari darah daging suamimu nak, sedangkan kamu masih belum bisa memberikannya nak. "Ibu.... Ayah......" panggil Alya. "Maafin Alya ya, gara - gara Alya, ayah ibu jadi ikut sedih dan sakit atas semua kekurangan Alya hiks........ hiks........"