"Kurang ajar! Berani-beraninya Lo mengancam gue dengan melibatkan polisi!" Hardik Teo memarahi orang itu.
"Lo akan merasakan akibatnya!" Ujar orang itu."Tidak ada satu pun yang berani mengancam gue!" Teriak Teo."Gultom! Bakar tempat ini! Jangan biarkan satu pun terlewatkan, hancurkan semuanya! Termasuk orang ini!" Serunya lantang lalu dengan cepat meninggalkan tempat itu.Gultom segera memerintahkan anak buahnya untuk melakukan semua perintah Teo.Ternyata tempat itu sudah dikelilingi oleh beberapa tangki bensin dan beberapa ban bekas, sehingga secepat kilat, api menyambar tempat itu.Para polisi kewalahan, kejadiannnya sangat cepat. Semua tempat itu hangus terbakar, termasuk orang tadi."Ha-ha-ha-ha!" Gelak tawa Teo kembali membahana, setelah mendengar anak buahnya berhasil melenyapkan orang itu.Saat ini, dirinya sedang berada di sebuah hotel. Ada beberapa wanita sebagai partnernya di atas ranjang."Ah ... Tuan, permainan Anda sungguh liar!" Desah salah seorang wanita yang berada di bawah Kungkungan tubuh kekar Teo.Namun Teo tidak peduli dengan pujian itu, setelah dia puas memakai wanita itu. Dia pun mencabut miliknya. Dan memulai permainan baru dengan wanita lainnya."Akhhh ... Tuan, kenapa Anda mencabut milik Anda, Tuan? A ... Aku belum mencapai puncak kenikmatan!" Protes wanita itu.Teo merasa terhina dengan ucapan wanita itu! Dengan kasar dia menarik wanita itu dan berkata,"Hei, jalang! Berani-beraninya Lo protes! Lo pikir, Lo siapa? Dasar perempuan tak tau diri!" Setelah berkata begitu, Teo menampar pipi wanita itu dan melemparnya di bawah lantai.Wanita itu seketika pingsan, dan tak berdaya lagi.Beberapa wanita lain bergidik ngeri melihat rekan mereka yang pingsan itu. Mereka tak berani protes lagi karena takut mendapatkan nasib yang sama seperti teman mereka.Teo melanjutkan pertempurannya di atas ranjang, sampai dirinya benar-benar puas meraup kenikmatan yang tiada taranya.Sementara di rumah duka, Moses terlihat mengepalkan tangannya mendengar kronologi kejadian rekan bisnisnya meninggal dengan cara sadis.Ternyata yang mati itu, teman Moses.Dia sengaja mengorbankan dirinya agar Teo tertangkap.Namun sayangnya anak buah Teo membakar tempat itu sehingga tidak ada jejak tersisa."Jadi, tidak ada satu bukti pun yang tersisa di sana?" Moses memastikannya kembali kepada pihak kepolisian yang juga berada di rumah duka saat ini."Untuk sementara tidak ada Tuan. Tapi tim kami sedang melakukan penyelidikan. Jika kami sudah mengantongi bukti baru nantinya, secepatnya, kami akan memberitahukannya, kepada Anda." Demikian penjelasan pihak kepolisian.Mendengar hal itu,Moses berjanji akan membalaskan dendamnya kepada temannya itu.Dia akan mencari tau siapa yang tega membunuh temannya dengan cara yang sadis."Moses menghampiri istri dan anak, almarhum Didit, temannya."Ani, kamu yang tabah ya?" Ucapnya sedih."Iya, Kak Moses. Aku akan mencoba untuk tabah dan menerima semuanya. Akan tetapi, bisakah kamu berjanji kepadaku, untuk mencari siapa dalang di balik kematian Didit?" Isaknya, sedih.Moses terdiam sejenak dan mulai merenungkan perkataan Ani.Namun isakan tangisan anaknya Didit yang dia sedang gendong. Sungguh sangat menyayat hatinya.Dia pun berkata kembali,"Baiklah Ani, aku akan mencari tau, siapa yang menyebabkan semua ini." Ucapnya datar, tapi memiliki makna yang dalam."Terima kasih, Kak Moses." Ucap Ani lega. Akhirnya Moses mau membantunya, mencari tahu siapa yang tega menghabisi nyawa suaminya."Arum, kamu jangan menangis lagi ya? Mulai saat ini, Uncle akan ikut menjagamu." Serunya kepada anak dari sahabatnya itu.Hari-hari pun mulai berlalu, demikian juga dengan hubungan pernikahan palsu antara Teo dan Keren. Tidak ada hal istimewa yang terjadi diantara keduanya.Sandiwara pun tetap berlanjut diantara keduanya.Seperti siang ini, Teo meminta Keren untuk menemaninya menghadiri acara Akbar peresmian sebuah mall mewah di daerah Jakarta pusat. Dimana pembangunan mall tersebut melibatkan perusahaan Teo dan beberapa perusahaan besar lainnya yang berada di Jakarta."Kok Lo lama banget sih dandannya!" Hardik Teo. Namun dirinya sempat sedikit terpesona dengan penampilan cantik Keren. Akan tetapi dia menekan kuat-kuat perasaannya itu."Ma ... maaf, tapi sekarang aku sudah siap kok. Jadi kamu tidak perlu marah-marah lagi." Ucap Keren sambil menatap tajam ke arah Teo."Berani juga dia melawanku!" Gerutu Teo dalam hati."Ya sudah, mari kita berangkat!" Gertaknya lagi.Keren pun mengikuti langkah Teo menuju ke dalam lift yang akan membawa mereka ke parkiran yang terletak di basement gedung apartemen itu.Saat ini keduanya sedang berada di mobil yang disopiri oleh Gultom."Nanti selama acara tersebut, lakukan peranmu dengan baik. Jangan permalukan gue!" Cecarnya lagi."Tenang saja. Aku akan melakukannya dengan baik, ingat janjimu, kamu tidak akan pernah menyentuhku! Bahkan untuk bergandengan tangan denganmu pun, jangan harap aku mau! Tegas Keren kepada Teo."Sial! Semakin berani saja dia!" Gumamnya dalam hati."Ha-ha-ha-ha tentu saja gue mengingatnya, Keren! Lo itu bukan tipe, gue!" Ujarnya lalu menatap penuh kebencian kepada Keren.Namun Keren, tidak mempedulikannya sama sekali. Yang penting Teo tidak berani mendekatinya secara fisik.Secara diam-diam belakangan ini, Keren sudah aktif sebagai anggota salah satu club taekwondo ternama di Jakarta. Dia sudah menjadi member tetap di sana.Selain untuk kebugaran tubuhnya, Keren juga berlatih taekwondo untuk melindungi dirinya jika Teo berbuat kasar kepadanya.Karena sedikit banyak Keren mulai tahu sepak terjang Teo dalam dunia hitam. Bahkan untuk mengetahui perangai buruk suaminya, Keren sampai menyewa seorang detektif handal untuk mencari tahu seluk beluk dan sepak terjang yang dilakukan oleh suaminya selama ini.Keren juga sudah mengetahui jika Teo suka bermain ranjang dengan wanita yang berbeda setiap saat.Untuk itu, dia pun memutuskan berlatih bela diri sebagai pertahanan dirinya kelak.Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, akhirnya keduanya sampai juga di tempat acara tersebut.Gultom dengan cepat turun dari mobil dan membukakan pintu kepada Teo. Lalu kemudian, dia mengitari sisi mobil yang satunya lagi untuk membukakan pintu, agar Keren bisa ikut turun dari mobil.Namun, Keren sudah lebih turun."Maaf, Nona. Saya telat membuka pintunya." Ucap Gultom sambil menundukkan kepala."Anda tidak perlu meminta maaf. Lain kali Anda juga tidak perlu melakukan apa pun kepada saya. Cukup layani saja Tuanmu, itu." Ketus Keren lalu meninggalkan Gultom yang bengong sendiri mendengar ucapan Keren.Sementara Teo menertawakan wajah Gultom yang kena semprot Keren."Ha-ha-ha, kena semprot juga Lo!" Ujar Teo.Sementara di kejauhan, Bimo menatap sendu ke arah Keren dan suaminya.Dia bisa melihat dengan jelas, tawa renyah dari suami Keren."Ternyata pernikahannya bahagia dengan Tuan Teo." Lirih Bimo sedih.Tanpa direncanakan, Keren juga menoleh di tempat Bimo berada. Keduanya saling tatap saat ini.Hari ini, tepatnya tiga tahun usia putra kesayangan dari Keren dan Moses, bernama Devid Adlen. Sebuah pesta perayaan ulang tahun telah dirancang oleh keduanya.Begitu banyak tamu undangan yang hadir meramaikan pesta ulang tahun Devid.Tak terkecuali pasangan Erik dan Ani juga ikut menghadiri pesta itu. Mereka juga turut membawa anak-anaknya.Silvi dan Bimo juga turut hadir di acara tersebut. Sayangnya pernikahan mereka belum dikaruniai anak sampai saat ini. Mungkin saja Tuhan masih menguji keduanya.Dari kejauhan Bimo terlihat memandang ke arah Keren. Hatinya mulai merasa sendu, sakit, dan perih bagai telah disayat oleh belati tajam. Ternyata pria itu masih mencintai Keren sampai saat ini.Bimo sekalipun tidak memiliki cinta kepada Silvi. Bagaimana pun sang istri mengambil hatinya. Namun hati Bimo tetap tak bergeming.Silvi hampir kehabisan akal namun dia juga tidak akan melepas Bimo karena dia sangat mencintai suaminya.Di a
Sembilan bulan kemudian,Di sebuah gedung perkantoran."Apa? Baik saya akan segera ke sana!" Dengan langkah tergesa, Moses buru-buru berjalan dan memerintahkan asisten nya untuk segera membawanya ke rumah sakit.Pria itu baru mendapatkan kabar jika Keren, sang istri akan segera melahirkan bayi mereka.Ternyata setelah mereka kembali dari bulan madu beberapa waktu yang lalu, Keren langsung hamil.Kabar kehamilannya, tentu saja menjadi berita heboh untuk kedua belah pihak keluarga. Apalagi saat ini, Keren hendak melahirkan.Akan semakin heboh saja."Bagas! Apakah kamu tidak bisa mempercepat laju mobilnya?" serunya sedikit khawatir."Ini sudah sampai kecepatan maksimal, Tuan Muda." jawab Bagas, sembari terus berkonsentrasi membawa mobil itu, menuju ke rumah sakit."Shitt! Tapi kita kok nggak nyampai-nyampai, sih?" geram Moses."Sabar, Tuan Muda. Sebentar lagi kita juga akan sampai." seru Bagas lagi.Mos
Moses lalu menundukkan kepalanya menghadap kedua bukit kembar itu, dia lalu mulai menjilati ujungnya dengan lidahnya dengan gerakan lembut, secara bergantian."Sssssstt ...." desisnya Keren lagi.Keren merasakan kenikmatan yang sungguh luar biasa, saking enaknya. Dia meremas rambut Moses dan menarik rambut suaminya, dirinya benar-benar sudah tidak tahan. Seperti ada yang hendak mendesak hendak ke luar dari bagian inti tubuhnya."Akh ... Moses!" teriaknya tertahan disaat tubuh bagian bawahnya bergetar hebat. Pertanda Keren mendapatkan pelepasan pertamanya. Kakinya terasa lemas seketika.Moses tersenyum puas mendengar jeritan pertama istrinya. Baru permainan jari-jarinya saja, mampu membuat Keren terbang melayang ke udara untuk pertama kalinya.Tubuh istrinya seketika roboh, jatuh ke atas tempat tidur. Sisa-sisa pelepasannya masih terlihat dari kedua kakinya yang masih bergetar. Moses tidak menyia-nyiakan hal itu. D
Pagi tadi, pesawat pribadi yang membawa Moses dan Keren tiba di Negara Finlandia di Eropa bagian Utara. Angin musim semi menyapa mereka saat itu. Setelah sarapan, Moses segera membawa istrinya ke beberapa destinasi wisata di negara yang dijuluki negara paling bahagia di dunia. Keren sangat takjub dengan keindahan alamnya dan segala fasilitas yang sangat memadai di negara besar ini.Lalu pada malam harinya, Moses mengajak istrinya untuk makan malam romantis. Dengan ditemani cahaya lilin-lilin kecil, keduanya memulai makan malam romantis mereka, di dalam kamar hotel, yang super mewah. Sambil makan, Moses berkali-kali menatap ke arah istrinya, yang membuat Keren menjadi semakin gugup."Moses, dari tadi menatapku kayak gitu. Aku kok jadi merinding begini, sih?" ucapnya dalam hati.Bagaimana Keren tidak takut, dari tadi Moses menatapnya sangat dalam.Sementara sang pria yang menatap istrinya saat ini, terlihat memang sudah tid
Akhir minggu yang penuh kebahagiaan. Hari ini tepatnya, Keren dan Moses akan mengikat janji suci pernikahan mereka. Hari yang cerah, secerah hati kedua mempelai, Keren dan Moses yang sedang berbahagia saat ini. Ballroom hotel bintang lima di daerah Jakarta Barat tersebut, telah disulap menjadi lebih elegan dan mewah. Dalam acara wedding hari ini, semua keluarga dari kedua belah pihak, yakni dari pihak pengantin pria dan pihak pengantin wanita sama-sama telah hadir saat ini. Selain keluarga besar mereka, juga terdapat tamu-tamu lain yang datang demi sebuah undangan yang telah diberikan oleh pihak keluarga mempelai. Ada begitu banyak kolega Keren dan Moses yang juga ikut datang dan menghadiri hari bahagia mereka.Di acara wedding megah ini, juga terdapat banyak sekali makanan-makanan mewah yang disajikan. Ada makanan western yang melimpah dan beberapa menu makanan lainnya.Keren dan Moses juga telah dirias menjadi sangat canti
Keesokan harinya di meja makan. Oma Nena telah duduk dan menunggu Keren untuk bergabung sarapan dengannya."Morning, Oma." sapa Keren pagi itu.Gadis itu lalu duduk sambil mulai menyendokkan nasi untuk sang nenek dan dirinya. Keren penasaran karena pagi ini, Moses tidak bergabung bersama mereka di meja makan. Padahal tadi malam dia berada di rumah Oma Nena. Karena sangat penasaran Keren pun bertanya kepada sang oma,"Oma, Tuan Moses tidak sarapan juga?" "Eh, kamu ngapain memanggil Moses dengan sebutan tuan? Dia itu umurnya tidak lebih jauh darimu. Panggil Moses saja," tegur Oma Nena."Maaf, Oma. Sudah menjadi kebiasaan saya memanggilnya seperti itu. Karena kami sering bertemu saat jam kantor." Keren mencoba menjelaskan."Itu kan, di kantor. Sekarang kan sudah sangat berbeda." Oma Nena juga ikut menyuarakan isi hatinya kepada Keren."Maaf, Oma. Maksud saya, Moses kok nggak ikut bergabung dengan kita di meja makan un