Kerenhapukh seorang gadis berusia dua puluh lima tahun yang dipaksa menikahi seorang pria oleh ayahnya. Hanya karena kekasih Keren tidak sederajat dengan mereka. Namun ternyata Keren menikahi pria yang salah. Mampukah dia menghadapi cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya? Dapatkah Keren meraih kebahagiaannya yang sempat tertunda? Adakah seorang pria yang benar-benar tulus mencintai Kerenhapukh? Plagiarisme melanggar undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014.
View More"Pokoknya Papa tidak setuju dengan pria pilihanmu, sampai mati pun Papa tidak akan merestui hubunganmu dengan pria itu," seru tuan Gerald kepada putri semata wayangnya, Keren.
Keren hanya bisa menangis dalam pelukan ibundanya, Nyonya Monik dan tak mampu berbuat apa apa.Kerenhapukh itulah nama lengkapnya, wanita yang berusia dia puluh lima tahun tahun yang bekerja sebagai manager di perusahaan besar milik keluarganya.Saat ini menjalin hubungan dengan pria yang dicintainya, bernama Bimo Saputra yang umurnya beda dua tahun dengan Keren.Dalam segi karier Bimo termasuk sukses, dia bekerja sebagai General Manager di sebuah perusahaan raksasa yang bergerak dalam bidang transportasi.Sudah hampir lima tahun hubungan Keren dan Bimo terjalin, namun selama itu juga restu dari Tuan Gerald tidak pernah ada untuk hubungan mereka.Ibunda Keren awalnya juga menolak hubungan keduanya, namun karena ketulusan hati Bimo meyakinkan nyonya Monik, bahwa dia benar-benar menyukai Keren, akhirnya Nyonya Monik memberi restu kepada keduanya.Berbeda dengan tuan Gerald yang sampai saat ini tidak pernah memberi lampu hijau kepada keduanya, hal ini dikarenakan Bimo berasal dari desa.Kedua orang tua Bimo tinggal di desa dan bekerja sebagai petani.Pernah suatu ketika Keren nekat ikut Bimo pulang kampung.Dia merasakan kedamaian selama berada di sana.Namun siapa sangka, sesampainya di rumah, ayahnya sudah menunggunya pulang, tanpa mendengarkan penjelasan dari Keren, ayahnya yang diliputi emosi langsung menampar pipi Keren.Sontak Keren kaget dengan tindakan ayahnya itu. Dia langsung kabur dari rumah dan lebih memilih tinggal di rumah temannya bernama Sisil.Namun karena bujukan sang ibu yang mengatakan ayahnya menyesal telah menampar Keren. Ia pun luluh dan kembali ke rumah.Saat pulang ke rumah, ayahnya sedang terbaring sakit di kamar.Ayahnya pun meminta maaf kepada Keren dan berharap Keren mau melupakan Bimo."Nak, apa kata orang jika mereka tau besan Papa berasal dari desa? bagaimana Papa menghadapi para kolega Papa?" Demikian penuturan ayahnya yang berkali kali mengulang kata-kata yang sama agar Keren melupakan Bimo.Keren bukan belum pernah mencoba untuk melupakan Bimo namun tetap saja, dia tidak bisa berpaling dari Bimo.Bimo juga sudah berusaha untuk melupakan Keren. Namun dia juga tidak mampu, karena Bimo sudah benar-benar jatuh cinta kepada Keren.Pernah satu ketika, Keren ingin Bimo untuk melarikannya saja, namun Bimo tidak mau melakukannya, dia tidak ingin Keren mempermalukan keluarga besarnya dan menjadikannya anak durhaka hanya karena seorang pria."Jika kita memang jodoh, pasti Tuhan akan buka kan jalan untuk hubungan kita, namun jika tidak, aku yakin, Tuhan punya rencana yang lebih indah untuk kita berdua." Bimo mencoba berbesar hati dengan hubungan mereka berdua.Bukannya dis sudah lelah untuk berjuang, tetapi Bimo lebih memasrahkan hubungan mereka berdua kepada Yang Kuasa.Mendengar perkataan Bimo, Keren segera memeluk pria yang dicintainya itu seolah-olah akan ada sesuatu masalah besar yang akan terjadi di hubungan keduanya.Benar saja, suara hati Keren yang gelisah itu terjawab sudah, ternyata ayahnya memiliki rencana untuk menjodohkannya dengan anak seorang kolega ayahnya bernama Teo.Betapa hancur hati Keren mendengar ultimatum ayahnya itu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu bingung menghadapi semuanya ini, saat ini Keren mencoba menghubungi Bimo untuk membicarakan hal ini."Keren, kamu tahu kekuasaan tuan Gerald, sekali dia mengatakan tidak, selamanya akan tetap tidak, ikutin saja maunya Papa kamu, aku merelakan semuanya, asal kamu bahagia," seru Bimo mencoba merelakan kekasihnya."Tapi Bim, Aku masih sangat menyayangimu," ujar Keren terisak.Bimo segera memeluk tubuh Keren dan mengusap rambutnya dengan lembut."Aku tahu Keren, tapi apa yang harus Aku lakukan? Aku juga tidak mau kamu menjadi anak durhaka kepada kedua orang tuamu, jalan satu-satunya, kita harus sudahi semua, aku tau pasti sakit untuk kita berdua, tapi ini demi kebaikan kita berdua juga."Hari ini, adalah hari terakhir mereka bersama, keduanya pun memutuskan untuk mengakhiri semuanya.Bimo tidak senekat itu memperjuangkan cintanya, karena tuan Gerald telah mengancam Bimo, jika dia tidak segera meninggalkan Keren, tuan Gerald akan menggunakan kekuasaannya untuk menjatuhkan karier Bimo, sedangkan Bimo saat ini menjadi tulang punggung bagi keluarganya, dua adiknya masih duduk di bangku sekolah.Setelah mengucapkan salam perpisahan dan saling mengakhiri hubungan mereka,keduanya pun masuk ke mobil masing masing. Keren mencoba pasrah dan mengikuti kemauan ayahnya.Sesampai di rumah, Keren hendak masuk ke dalam kamarnya melalui pintu samping, namun dia melihat jika di ruang tamu ada tamu yang datang.Keren penasaran dengan tamu yang datang itu, Keren berjalan menuju ke dalam rumah.Tuan Gerald melihat Keren pulang."Wah, panjang umur, ini dia baru pulang," Tuan Gerald memanggil anaknya untuk bergabung dengan mereka. Keren menampilkan senyum termanisnya, walaupun hatinya saat ini sedang berantakan."Perkenalkan ini Teo," ujar Sang Ayah. "Nak Teo ini Keren, putri saya," ujarnya lagi memperkenalkan Keren.Keren pun menyapa Teo dan kedua orang tuanya."Maaf om, Tante, saya pamit ke dalam dulu," ujar Keren.Sejak tadi mata Teo menatap tajam ke arah Keren dan Keren tidak tahu arti tatapan itu.Nyonya Monik mengetahui perasaan anaknya saat ini, namun ia tidak berani membantah suaminya."Ma, tolong panggilkan Keren, kita akan makan bersama," ujar Tuan Gerald kepada istrinya.Nyonya Monik segera melangkah ke dalam kamar anaknya, dia melihat jika Keren saat ini sedang menangis."Sayang, kamu kenapa?"Keren segera memeluk ibunya, dia menumpahkan segala keluh kesahnya kepada ibunya itu."Aku ... aku dan Bimo sudah putus Ma," isaknya tak tertahankan lagi."Kamu yang sabar ya, Sayang, Mama yakin kamu pasti bisa melewati semua ini, ayo kamu cuci muka dulu dan ganti pakaianmu, semuanya menunggumu di meja makan." Nyonya Monik mencoba menghibur anaknya.Saat ini Keren ikut bergabung di meja makan, Tuan Dino dan Nyonya Dina terlihat tersenyum ke arah Keren, berbeda jauh dengan Teo yang terlihat cuek.Setelah selesai makan, kedua orang tua itu sedang menentukan konsep pernikahan Teo dan Keren.Tanpa melibatkan mereka berdua.Keren hanya bisa pasrah dengan pilihan ayahnya itu.Keesokan harinya, atas perintah ayahnya, Keren dan Teo akan jalan-jalan ke mall untuk saling mengenal lebih dekat, kebetulan hari ini adalah hari Minggu. Jadi Keren memiliki waktu luang."Kamu jangan mempermalukan Papa. Teo itu lulusan luar negeri dan anaknya sangat pintar, jadi bersikaplah dengan baik." Itulah ultimatum ayahnya sebelum sopir mengantarnya ke mall.Keren berpikir dalam hati, "Kenapa Teo tidak menjemputnya?" terjawab sudah dugaan Keren.Teo setali tiga uang dengannya. Ia juga tidak menginginkan pernikahan ini.Sesampai di mall, Keren segera berjalan di sebuah restoran tempat mereka janjian untuk bertemu."Gue Teo, lo pasti Keren," sinisnya"Iya Teo, senang berkenalan denganmu," serunya sopan."Gue nggak mau basa basi, apa yang lo mau dari pernikahan ini?" sinisnya lagi.Hari ini, tepatnya tiga tahun usia putra kesayangan dari Keren dan Moses, bernama Devid Adlen. Sebuah pesta perayaan ulang tahun telah dirancang oleh keduanya.Begitu banyak tamu undangan yang hadir meramaikan pesta ulang tahun Devid.Tak terkecuali pasangan Erik dan Ani juga ikut menghadiri pesta itu. Mereka juga turut membawa anak-anaknya.Silvi dan Bimo juga turut hadir di acara tersebut. Sayangnya pernikahan mereka belum dikaruniai anak sampai saat ini. Mungkin saja Tuhan masih menguji keduanya.Dari kejauhan Bimo terlihat memandang ke arah Keren. Hatinya mulai merasa sendu, sakit, dan perih bagai telah disayat oleh belati tajam. Ternyata pria itu masih mencintai Keren sampai saat ini.Bimo sekalipun tidak memiliki cinta kepada Silvi. Bagaimana pun sang istri mengambil hatinya. Namun hati Bimo tetap tak bergeming.Silvi hampir kehabisan akal namun dia juga tidak akan melepas Bimo karena dia sangat mencintai suaminya.Di a
Sembilan bulan kemudian,Di sebuah gedung perkantoran."Apa? Baik saya akan segera ke sana!" Dengan langkah tergesa, Moses buru-buru berjalan dan memerintahkan asisten nya untuk segera membawanya ke rumah sakit.Pria itu baru mendapatkan kabar jika Keren, sang istri akan segera melahirkan bayi mereka.Ternyata setelah mereka kembali dari bulan madu beberapa waktu yang lalu, Keren langsung hamil.Kabar kehamilannya, tentu saja menjadi berita heboh untuk kedua belah pihak keluarga. Apalagi saat ini, Keren hendak melahirkan.Akan semakin heboh saja."Bagas! Apakah kamu tidak bisa mempercepat laju mobilnya?" serunya sedikit khawatir."Ini sudah sampai kecepatan maksimal, Tuan Muda." jawab Bagas, sembari terus berkonsentrasi membawa mobil itu, menuju ke rumah sakit."Shitt! Tapi kita kok nggak nyampai-nyampai, sih?" geram Moses."Sabar, Tuan Muda. Sebentar lagi kita juga akan sampai." seru Bagas lagi.Mos
Moses lalu menundukkan kepalanya menghadap kedua bukit kembar itu, dia lalu mulai menjilati ujungnya dengan lidahnya dengan gerakan lembut, secara bergantian."Sssssstt ...." desisnya Keren lagi.Keren merasakan kenikmatan yang sungguh luar biasa, saking enaknya. Dia meremas rambut Moses dan menarik rambut suaminya, dirinya benar-benar sudah tidak tahan. Seperti ada yang hendak mendesak hendak ke luar dari bagian inti tubuhnya."Akh ... Moses!" teriaknya tertahan disaat tubuh bagian bawahnya bergetar hebat. Pertanda Keren mendapatkan pelepasan pertamanya. Kakinya terasa lemas seketika.Moses tersenyum puas mendengar jeritan pertama istrinya. Baru permainan jari-jarinya saja, mampu membuat Keren terbang melayang ke udara untuk pertama kalinya.Tubuh istrinya seketika roboh, jatuh ke atas tempat tidur. Sisa-sisa pelepasannya masih terlihat dari kedua kakinya yang masih bergetar. Moses tidak menyia-nyiakan hal itu. D
Pagi tadi, pesawat pribadi yang membawa Moses dan Keren tiba di Negara Finlandia di Eropa bagian Utara. Angin musim semi menyapa mereka saat itu. Setelah sarapan, Moses segera membawa istrinya ke beberapa destinasi wisata di negara yang dijuluki negara paling bahagia di dunia. Keren sangat takjub dengan keindahan alamnya dan segala fasilitas yang sangat memadai di negara besar ini.Lalu pada malam harinya, Moses mengajak istrinya untuk makan malam romantis. Dengan ditemani cahaya lilin-lilin kecil, keduanya memulai makan malam romantis mereka, di dalam kamar hotel, yang super mewah. Sambil makan, Moses berkali-kali menatap ke arah istrinya, yang membuat Keren menjadi semakin gugup."Moses, dari tadi menatapku kayak gitu. Aku kok jadi merinding begini, sih?" ucapnya dalam hati.Bagaimana Keren tidak takut, dari tadi Moses menatapnya sangat dalam.Sementara sang pria yang menatap istrinya saat ini, terlihat memang sudah tid
Akhir minggu yang penuh kebahagiaan. Hari ini tepatnya, Keren dan Moses akan mengikat janji suci pernikahan mereka. Hari yang cerah, secerah hati kedua mempelai, Keren dan Moses yang sedang berbahagia saat ini. Ballroom hotel bintang lima di daerah Jakarta Barat tersebut, telah disulap menjadi lebih elegan dan mewah. Dalam acara wedding hari ini, semua keluarga dari kedua belah pihak, yakni dari pihak pengantin pria dan pihak pengantin wanita sama-sama telah hadir saat ini. Selain keluarga besar mereka, juga terdapat tamu-tamu lain yang datang demi sebuah undangan yang telah diberikan oleh pihak keluarga mempelai. Ada begitu banyak kolega Keren dan Moses yang juga ikut datang dan menghadiri hari bahagia mereka.Di acara wedding megah ini, juga terdapat banyak sekali makanan-makanan mewah yang disajikan. Ada makanan western yang melimpah dan beberapa menu makanan lainnya.Keren dan Moses juga telah dirias menjadi sangat canti
Keesokan harinya di meja makan. Oma Nena telah duduk dan menunggu Keren untuk bergabung sarapan dengannya."Morning, Oma." sapa Keren pagi itu.Gadis itu lalu duduk sambil mulai menyendokkan nasi untuk sang nenek dan dirinya. Keren penasaran karena pagi ini, Moses tidak bergabung bersama mereka di meja makan. Padahal tadi malam dia berada di rumah Oma Nena. Karena sangat penasaran Keren pun bertanya kepada sang oma,"Oma, Tuan Moses tidak sarapan juga?" "Eh, kamu ngapain memanggil Moses dengan sebutan tuan? Dia itu umurnya tidak lebih jauh darimu. Panggil Moses saja," tegur Oma Nena."Maaf, Oma. Sudah menjadi kebiasaan saya memanggilnya seperti itu. Karena kami sering bertemu saat jam kantor." Keren mencoba menjelaskan."Itu kan, di kantor. Sekarang kan sudah sangat berbeda." Oma Nena juga ikut menyuarakan isi hatinya kepada Keren."Maaf, Oma. Maksud saya, Moses kok nggak ikut bergabung dengan kita di meja makan un
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments