Share

Kita Cerai, Mas (14)

-Kita Cerai, Mas.-

Jantungku berdenyut hebat. Ya Allah Mas Hangga!

“Woi, jangan main hakim sendiri!”

Terdengar suara gedebag gedebug.

“Tahan … tahan … kalem jangan ricuh woi!” ucap warga yang lain.

“Oke, borgol juga. Berbahaya!” Sepertinya itu suara polisi.

“Oke, Aman!”

Aku membuka mata. Terlihat seseorang digelandang keluar kerumunan dengan borgol. Diamankan.

Syukurlah, korek api tak sampai terlemparkan ke tubuh Mas Hangga. Aku mengucap hamdalah berkali-kali. Ya, meski aku berharap Mas Hangga akan mendapat ganjaran atas perzinahannya tapi bukan penghakiman yang anarkis dari masyarakat semacam ini yang aku harapkan.

Berkali-kali aku menarik napas lega.

“Ayo-ayo lekas selesaikan. sSekarang bablas arak aja langsung bawa ke aula kelurahan sekaligus sama perempuannya.”

“Yow-yow …” suara warga sepakat.

Terdengar suara keras tiga sirine mobil polisi datang. Warga langsung terpecah, ada yang menyingkir, pulang dan ada yang bertahan.

Papa Hans berdiri.

“Ya, ayo kalo mau di bawa ke Kantor Ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Ntar kaget Hangga kalo tau inem membohonginya dengan beli darah perawan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status