Share

BAB. 2 Akal Bulus

last update Last Updated: 2023-05-29 18:20:19

Mendengar ucapan Anand itu. Membuat Arlyn semakin muak. Dia tak habis pikir. Kenapa bisa terjebak mencintai pria yang berada di hadapannya saat ini. Yang menurutnya tak lebih dari  sampah.

Arlyn kembali menyeka air matanya. Dia pun berjanji dari dalam hatinya. Jika hari ini, dirinya terakhir kali menangisi Anand.

Dengan segera, Arlyn merobek-robek alamat hotel yang diberikan Anand kepadanya. Lalu mencampakkannya di hadapan pria itu. 

Anand yang melihat perbuatan Arlyn itu, seketika menjadi sangat geram. Dia terlihat mengepalkan tangannya, menahan emosi yang tiba-tiba meluap-luap dari dalam tubuhnya.

"Kita putus, Anand! Ternyata aku telah salah menilai mu selama ini! Empat tahun yang sia-sia. Waktuku terbuang untuk mengenalmu dan aku sangat menyesalinya!" tegas Arlyn, tanpa ampun.

"Apa? Kamu ingin putus dengan ku?" tanya Anand, sambil menatap ke arah Arlyn dengan menunjukkan pesona ketampanan yang dirinya miliki. 

"Ya, aku ingin putus. Aku lebih memilih mengakhiri hubungan denganmu. Pria yang tidak mampu menjaga kesucianku. Kamu malah ingin merenggutnya dariku!" 

"Cih! Memangnya kamu tidak mencintaiku lagi, Arlyn Virgolin? Tatap aku dalam-dalam saat ini. Apakah kamu yakin ingin berpisah dari pacarmu yang sangat tampan ini?" tuturnya, semakin menunjukkan pesonanya kepada Arlyn.

Anand mencoba untuk memprovokasi Arlyn untuk tetap menjadikannya tambatan hatinya.

Namun hati Arlyn sudah benar-benar gerah dengan tingkah pria di depannya itu. Bukannya simpati kepadanya. Arlyn malah jijik melihat pria yang sok ganteng di hadapannya saat ini.

"Hei, Arlyn! Kamu kok diam saja?" Katakan sesuatu." ucap Anand, sambil tersenyum sinis ke arahnya.

"A-ku memang masih mencintaimu, Anand. Tapi ... aku juga tidak mau bodoh! Harga diriku, itu jauh lebih penting dari mu." 

Anand semakin kaget dengan perkataan Arlyn. 

"Jadi kamu ....?" ucapnya, tercekat.

"Ya! Kita putus! Diantara kita, sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Jalani hidupmu bersama wanita selingkuhan mu itu. Aku juga akan menjalani hidupku. Permisi!" Setelah berkata begitu, Arlyn pun segera meninggalkan taman indah itu dan terus berjalan menjauh dari Anand yang seolah-olah tak percaya dengan apa yang didengarnya dari mulut Arlyn.

Anand yang awalnya hanya ingin menggertak Arlyn dan mengajaknya untuk putus. Malah dia yang kena getahnya. Justru Arlyn yang memutuskan hubungan dengannya.

"Sial! Kok jadi berantakan begini?" geramnya, sambil menahan emosi yang semakin membara dari dalam jiwanya.

Yang sebenarnya terjadi, Anand sangat mencintai Arlyn. Namun dia juga tidak dapat menahan hasrat bejatnya, untuk mencicipi tubuh sang kekasih. 

Perempuan yang menjadi selingkuhannya itu, hanyalah sekedar bahan permainan baginya. Rasa cintanya hanya untuk Arlyn seorang. Untuk itu, Anand bertekad untuk kembali merayu dan mendekati gadis kesayangannya itu.

Di sebuah kafe,

 Agnes sedang bersama kekasih hatinya bernama, Jameso. Saat ini keduanya baru saja selesai makan siang di salah satu restoran ternama yang berada di Kota Jakarta.

Lagi-lagi, Jameso yang merekomendasikan restoran mahal ini untuk tempat kencan mereka, dan seperti biasanya Agnes lah yang selalu membayar. Jameso selalu tahu cara untuk memberi alasan yang tepat kepada kekasih hatinya, supaya bukan dirinya yang membayar setiap kali mereka berkencan.

Bagi Agnes itu tak menjadi masalah penting. Karena sejak dulu dia sudah mandiri. Tinggal sendiri di Jakarta dan membiayai kuliahnya sendiri. Agnes kuliah sambil bekerja. Walaupun kedua orang tuanya sangat mampu membiayai kuliahnya. Namun Agnes tidak pernah sekalipun merepotkan keluarganya yang berada di Surabaya. Agnes pernah berkata agar kedua orang tuanya, fokus membiayai sekolah kedua adiknya. Tanpa memikirkan dirinya.

Agnes yang sangat pintar di kampusnya. Dipercayakan oleh beberapa dosen untuk  menjadi asisten dosen di fakultasnya. Hal itu lah yang membuat Jameso semakin tertarik kepadanya. Hubungan mereka sudah berlangsung hampir tiga tahun lama. Selama itu juga, uang Agnes selalu mengalir kepada pria itu. Padahal mereka sama-sama  mahasiswa perantauan di Ibukota ini. Tapi karena Agnes sangat menyayangi Jameso, dia pun memanjakan pria itu dengan materi.

Jameso yang lihai, ternyata mampu mengelabui Agnes yang jenius itu. Sampai-sampai semua tabungannya terkuras habis gara-gara sang kekasih. 

Siang ini, Agnes sengaja mengajak Jameso bertemu. Ingin meminta penjelasan darinya. Kenapa dia, berani-beraninya mengambil uang dalam ATM milik Agnes.

Yang terjadi malah, Jameso mengajak Agnes bertemu disebuah restoran mewah.

"Jameso, kamu dapat dari mana ATM ku? Kok bisa ada di kamu?" ucap Agnes, tak percaya dengan pria di depannya saat ini.

"Sayang ... masa kamu lupa? Tiga bulan yang lalu kamu sendiri yang memberinya kepadaku." sahutnya, tanpa dosa.

"Kapan itu terjadi? Kamu jangan mengarang cerita deh! Kamu tahu, uang itu aku tabung cukup lama. Kamu malah menghabiskannya dalam sekejap!" Agnes untuk pertama kalinya memarahi pria, yang dirinya sangat cintai itu.

"Hei ... pacarku yang cantik. Kamu jangan marah-marah begitu. Aku akan segera menggantinya. Tunggu saja, ya?" tuturnya lagi, meyakinkan Agnes.

Lalu Jameso kembali mengarang cerita, jika dia mengunakan tabungan Agnes untuk membawa ibunya berobat. Padahal yang sebenarnya terjadi, bukan seperti itu.

Jameso menghabiskan uang Agnes di meja judi dan dia baru saja kalah taruhan.

"Terus, bagaimana kondisi ibumu saat ini?" tanya Agnes penuh iba, kepada kekasihnya.

Pemuda itu kembali mengarang cerita tentang kondisi ibunya. Sehingga Agnes semakin jatuh belas kasihannya, kepada Jameso.

Bahkan Agnes kembali memberikan Jameso sejumlah uang yang banyak untuk membantu kesembuhan ibunya.

"Terima kasih pacarku. Sesegera mungkin, aku akan membayar semuanya kepadamu." tukasnya sambil tersenyum penuh kelicikan, di sudut bibirnya.

Lalu keduanya pun berpisah di depan restoran itu. Jameso tidak dapat mengantar Agnes pulang. Dia berkilah akan datang ke Bogor, tempat di mana orang tuanya berada, untuk mengantar uang dari Agnes. 

"Kamu hati-hati ya, jika mau ke Bogor. Salam untuk ibu mu. Semoga Beliau bisa cepat sembuh."

"Siap, Sayang. Aku akan sampaikan salam mu untuk ibuku. Salam dari calon menantunya, Agnes Amora yang sangat baik hatinya." Bahkan Jameso masih sempat-sempatnya, mengambil hati sang kekasih. Demi untuk memuluskan rencana busuknya.

Hati Agnes bukan main senangnya dipuji seperti itu oleh Jameso, sang kekasih. Dirinya tidak tahu saja jika semuanya, hanyalah akal-akalan darinya. Demi untuk memuluskan keinginan hatinya.

Di parkiran restoran,

Setelah berpisah dengan Jameso di depan restoran itu. Agnes pun bergegas ke toilet, karena suatu hal. Setelah urusannya di dalam toilet selesai. Agnes kemudian berjalan menuju parkiran. Sayup-sayup, Agnes dapat mendengarkan suara Jameso, sang kekasih yang sedang berbicara dengan orang lain di parkiran itu. Sepertinya mereka sedang menertawakan sesuatu.  

Agnes juga dapat mendengar namanya disebut beberapa kali oleh Jameso dan temannya.

Sepertinya, kedua orang itu sedang menertawakan sesuatu yang menyangkut tentang dirinya. Karena sangat penasaran, Agnes pun mulai mendekati keduanya secara diam-diam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sagi Good
Sigaaaa....
goodnovel comment avatar
ZekWar77
Lanjut..........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 120 Akhir Bahagia Bersama Keluarga Dan Para Sahabat

    Ketiga keluarga yang bersahabat diantaranya Keluarga Edward dan Agnes, Keluarga Tian dan Arlyn, serta keluarga Rahez dan Zemi telah merencanakan liburan ke Negara Sakura, Jepang tepatnya di Disneyland yang berada di Tokyo.Para ayah muda tersebut, saat ini sedang berkumpul di sebuah kafe untuk membicarakan rencana liburan tiga keluarga."Bro, bagaimana persiapan keluarga Lo dalam rangka rencana liburan kita ke Jepang?" tanya Rahez kepada Edward dan Tian."Keluarga gue aman, Bro. Semua barang-barang telah dipacking dengan baik sama Agnes." sahut Edward."Bagaimana dengan Lo, Tian?""Beres! Semua tinggal berangkat," sahut Tian.Mereka pun merencanakan keberangkatan ke sana, akhir minggu ini.Perjalanan udara dari Jakarta ke Jepang adalah petualangan yang menarik bagi keluarga Arlyn, Tian, Edward, Agnes, Rahez, dan Zemi beserta anak-anak mereka: Harvey, Eva, Isaac, Jacob, Josie, Fritz, dan Leticia. Mereka semua sangat bersemangat untuk menjelajahi keajaiban Disneyland, yang berada di Tok

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 119 Go To Taman Safari

    Hari libur sekolah telah tibaRahez dan Zemi telah berjanji kepada kedua anaknya, Fritz dan Leticia akan membawa mereka ke Taman Safari yang terletak di daerah Puncak Bogor."Fritz, Leticia. Kita berangkat sekarang ke Taman Safari," tutur Papa Rahez kepada kedua anaknya."Hore! Aku sudah nggak sabar, Pa!" Leticia bersorak kegirangan sudah tidak sabar untuk segera sampai di sana."Ayo, Pa! Tunggu apalagi. Kita berangkat sekarang saja. Selagi masih pagi. Ntar semakin siang akan semakin macet." Fritz ikut mengingatkan sang ayah agar segera melajukan mobil.Mama mana? Kok nggak kelihatan?" tanya Papa Rahez kepada kedua anaknya.Lalu dari arah dalam rumah Mama Zemi terlihat sedang melangkah menuju ke tempat mobil berada."Mama, buruan! Nanti kita bisa kena macet!" teriak Leticia kepada sang ibu."Iya, Sayang. Mama memang akan masuk ke dalam mobil." ucap Zemi lalu masuk ke dalam mobil, dan mulai bergabung dengan anggota keluarga lainnya."Baik ... karena semua sudah lengkap. Kita berangkat

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 118 Have Fun At Dufan And Sea World Ancol

    Hari ini Harvey dan Eva menerima raport dari sekolah. Mereka sungguh senang karena keduanya mendapatkan nilai yang bagus.Sang ayah pernah berkata jika mereka mendapatkan nilai bagus saat pembagian raport, Papi Tian dan Mami Arlyn akan membawa mereka untuk berjalan-jalan ke Ancol."Harvey, Eva .... Seperti janji Papi jika nilai kalian bagus, Papi akan membawa kalian untuk jalan-jalan ke Ancol. Jadi kita besok ya, kita ke sana." ucapnya kepada kedua putra-putri nya."Hore!" teriak Harvey."Asyik! Jalan-jalan ke Ancol!" Eva juga turut senang saat ini. "Ya sudah, anak-anak. Ayo kalian mandi dulu. Hari sudah sore," tutur Arlyn kepada kedua anaknya."Beres, Mami!" sahut keduanya.Keluarga Arlyn dan Tian sangat bersemangat ketika mereka memutuskan untuk menghabiskan hari istimewa di Sea World Ancol dan Dufan Ancol bersama kedua anak mereka, Harvey dan Eva. Hari itu pastinya akan dipenuhi dengan kebahagiaan dan petualangan yang tak terlupakan.Mereka tiba di Sea World Ancol di pagi cerah

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 117 Liburan Ke Pulau Komodo

    Liburan sekolah telah tiba, Edward dan Agnes pun menghadiahi ketiga anak-anaknya untuk menghabiskan waktu liburan mereka di Pulau Komodo."Daddy! Jadi benar kita akan ke sana?" tanya Isaac tak percaya."So pasti, dong! Kan Daddy sama Mommy sudah janji kepada kalian,"serunya menjawab perkataan anak sulungnya."Dad, di sana kami bisa berenang dan snorkeling?" Kali ini Jacob, si putra kedua yang bertanya."Tentu saja boleh, Jacob. Asalkan kalian melakukan kegiatan di laut atas izin dari Daddy dan Mommy," jawab Edward kepada anak laki-lakinya yang ke dua."Hore .... Aku sudah tidak sabar ingin segera sampai ke sana, Dad!" Si bungsu Josie juga ikut antusias."Ya sudah, kalau begitu kalian bantu Mommy untuk packing," ujar Agnes kepada ketiga anaknya."Siap, Mommy!" jawab ketiganya serentak.Persiapan keluarga Agnes dan Edward untuk perjalanan dari Jakarta ke Pulau Komodo adalah momen yang penuh antusiasme bagi keluarganya.Dengan tiga anak mereka yang bersemangat, Isaac, Jacob, dan Josie, y

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 116 Cemas Menunggu Kelahiran Bayi

    Saat siang hari, di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta Selatan,Rahez terlihat sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, dengan perasaannya yang campur aduk. Dia merasa cemas dan khawatir, akan tetapi juga penuh antusiasme. Sejak beberapa menit yang lalu, Zemi, istrinya telah dibawa ke ruang operasi untuk menjalani prosedur operasi caesar. Mereka akan segera menjadi orangtua untuk pertama kalinya.Saat Rahez sedang menunggu istrinya. Seketika dia mengingat momen-momen indah yang mereka telah lewati bersama selama perjalanan panjang menuju kehamilan ini.Keduanya telah bersiap dan merencanakan semuanya dengan cermat. Mereka ingin memastikan bahwa kelahiran Baby Fritz, berlangsung dengan aman dan baik.Di sisi lain, Rahez merasa sedikit cemas. Operasi caesar adalah tindakan medis yang serius, dan meskipun risiko adalah bagian dari setiap prosedur medis, dia ingin Zemi dan bayi mereka dalam keadaan sehat.Sang pria tak luput untuk berdoa agar semuanya berjalan lancar dan tanpa komplik

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 115 Baby Born Harvey

    Di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta.Tiano Pisceso, suami dari Arlyn Virgolin. Terlihat sangat tegang saat ini. Pasalnya sang istri sedang berjuang di atas meja operasi untuk melahirkan bayi pertama mereka yang sesuai prediksi dokter, bayi dalam kandungan Arlyn itu berjenis kelamin laki-laki.Tian sengaja menunggu di luar karena pria itu tidak sanggup melihat istrinya disayat-sayat perutnya oleh alat-alat kedokteran. Tak berapa lama setelah itu, seorang dokter kandungan ke luar dari ruang operasi. Seraya berkata,"Tuan Tiano Pisceso.""Iya ... saya, dok." jawabnya dengan wajah tenang.Sang dokter segera mengulurkan tangannya kepada Tian dan mengucapkan selamat kepadanya,"Selamat, Tuan Muda. Bayi Anda terlahir sehat dan semua anggota tubuhnya juga lengkap," ucap sang dokter dengan mengulas senyum kepadanya."Keadaan istri saya bagaimana, dok? Apakah Arlyn baik-baik saja? Bisakah saya menemuinya? Saya sangat ingin melihatnya dokter. Terus terang saya sangat khawatir dengan keadaa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status