Home / Young Adult / TO GET HER / 5. Berpura-pura

Share

5. Berpura-pura

last update Last Updated: 2025-08-06 20:16:50

Chapter 5

Berpura-pura

Tahun lalu Marcello bisa menghindari perjamuan dengan alasan klasik: tertidur dan sakit kepala. Awalnya tidak ada satu pun orang yang mengetahui kepergiannya ke Tibet sampai pemandu perjalanannya mengunggah momen pendakian di media sosial pribadinya dan unggahannya menghebohkan jagat maya membuat kedok Marcello terbongkar dan kali ini Marcello tidak bisa menggunakan alasan yang sama lagi untuk menghindari perjamuan yang dibuat bos Haas.

“Aku sangat khawatir kau sudah berada di bagian bumi yang lain dan membuat orang kecewa lagi seperti tahun lalu,” kata Narnia sembari tersenyum semringah.

Narnia Mendez selalu tersenyum ceria dan wanita berparas cantik itu seperti selalu dipenuhi energi. Pemilik rambut cokelat dan mata hijau berbingkai cokelat gelap itu adalah putri dari orang yang menjadi otak di di balik performa mobil balap di tim Haas sekaligus sepupu Barron yang terang-terangan mendukung tim Haas dan bersedia menggelontorkan dana dana yang tidak sedikit.

Pertama kali bertemu Narnia adalah saat perjamuan makan malam saat Marcello baru saja bergabung di tim Haas dan di sana keduanya saling mengikuti akun media sosial. Narnia kemudian secara intens mengirim pesan untuk sekedar menyapanya atau berbasa-basi lalu mereka bertemu kembali saat pertandingan awal musim tahun semalam dan pria mana yang bisa menolak seorang Narnia Mendez? Selain memiliki paras rupawan, Narnia juga memiliki lekuku tubuh yang indah. Bukan hanya memiliki tinggi badan bak super model, liuk pinggang dan pinggulnya sangat menggoda ditambah payudaranya yang berukuran sedang menyempurnakan penampilan wanita itu, dan ditunjang dengan bokong yang tak kalah seksi.

Narnia berkali-kali menggodanya dan setelah beberapan kali mereka berakhir dengan sama-sama mereguk kenikmatan Narnia meminta sebuah kepastian hubungan. Marcello bersedia berkomitmen karena fakta beberapa gadis yang pernah bersamanya hanya akan bertahan tiga bulan, sayangnya Narnia justru bertahan lebih dari satu tahun bersamanya.

Namun, Marcello tidak pernah menutupi apa pun dari Narnia, berkata jujur jika dirinya sama sekali tidak jatuh cinta pada Narnia dan memberikan beberapa syarat salah satunya agar hubungan mereka harus dirahasiakan kepada siapa pun bahkan pada orang terdekat karena Marcello tidak ingin membuat konfrontasi dengan Oliver Mendez. Ayah mana yang senang putrinya dikencani pria yang pernah dikabarkan berkencan dengan beberapa wanita tetapi selalu berakhir dengan tidak baik?

Marcello adalah tipe pria yang acuh, tidak suka diatur, bahkan terkesan tidak peduli pada apa pun di dunia ini dan terhadap wanita. Bahkan terlalu berterus terang pada gadis-gadis yang dijumpainya jika ia hanya ingin bermain-main. Tetapi, gadis-gadis yang terpesona pada wajah dan penampilannya, juga popularitasnya tidak peduli pada hal itu. Mereka menawarkan tubuh mereka dengan suka rela demi bisa tampil bersamanya sementara sebagai pria dewasa normal, Marcello tidak menolak kesenangan sesaat yang gadis-gadis itu tawarkan.

Marcello tersenyum seraya melirik ke arah Barron yang berdiri bersama Aneesa tidak jauh dari tempatnya berdiri. “Mana mungkin aku tidak datang lagi,” ucapnya dengan tenang.

“Kau takut Bos Haas akan menahan bonusmu jika kau tidak datang?” kata Narnia, hidungnya sedikit berkerut dan menatap Marcello dengan tatapan menggoda khas wanita itu.

Mercello mengernyit, bahkan Narnia pun mengetahui seberapa materialistis dirinya dan itu bukan masalah besar baginya karena sikap materialistis dalam diri manusia adalah hal yang biasa karena itu hanya salah satu bentuk pemikiran yang realistis.

“Kali ini Barron datang bersama Aneesa, kau tahu bintang pop itu, kan?" kata Narnia dengan serius.

Marcello melirik ke arah Barron lalu mengangguk dengan tipis. "Penyanyi kesukaanmu, kan?"

Narnia mengangguk dan sorot matanya berkilat-kilat. "Aku tidak menyangka kau mengingatnya."

Marcello mengusap tengkuknya dengan lembut dan mengernyit. "Kau pernah mengatakannya padaku," ucapnya sedikit enggan.

"Dia gadis yang sangat berbakat, sekarang dia datang ke sini bersama Barron. Kurasa pemburu berita di luar sudah melihatnya dan besok akan menjadi headline berita online!” ujar Narnia dan terlihat begitu bersemangat.

Marcello mengedarkan pandangannya ke area pesta—berpura mencari keberadaan seseorang. “Sejak kapan sepupumu mengenal bintang pop itu?”

"Kurasa dari acara lelang untuk amal," jawab Narnia sembari tersenyum.

"Lelang untuk amal?" tanya Marcello berpura-pura memastikan.

"Sepertinya, kemudian mereka akrab dan Barron mulai menyukai Aneesa."

Marcello mengangguk-angguk.

Narnia juga mengangguk, sementara senyum manis masih menghiasi bibirnya yang merah. “Kalau tidak, mana mungkin Barron bisa membeli semua lukisan Aneesa.”

Marcello tersenyum miring. “Cara sepupumu mendekatinya terlalu klasik,” katanya seraya melangkah.

“Jadi, menurutmu bagaimana cara mendekati wanita agar tidak terlihat klasik?” tanya Narnia seraya melangkah di samping Marcello.

Selama ini Marcello tidak pernah mendekati wanita mana pun, jika beberapa kali Marcello ada berita tentangnya yang bergonta-ganti pasangan, itu bukan karena cinta melainkan gadis-gadis itu datang sendiri ke pelukannya tidak terkecuali Narnia.

“Kurasa Aneesa bukan tipe Barron,” kata Marcello dengan malas.

Narnia mengerutkan alisnya dan pandangannya tertuju pada Barron dan Aneesa yang sedang mengobrol. “Kau berpikir begitu?”

Marcello mengedikkan bahunya. “Mereka tidak cocok.”

“Aneesa cantik dan berbakat dan sepupuku memiliki segalanya, kurasa mereka sangat cocok. Jika mereka menjadi pasangan, setiap momen kebersamaan mereka pasti akan menjadi incaran pemburu berita dan publik juga akan sangat menantikannya,” ujar Narnia.

Sampai dunia ini berakhir pun Marcello tidak akan setuju jika Barron cocok dengan Aneesa, tetapi Marcello tidak memiliki niat untuk menyuarakannya dan pembicaraan mereka terhenti manakala seorang pria mendekati Narnia, mengatakan jika Oliver Mendez, ayah Narnia memanggilnya sehingga Marcello merasa terselamatkan lalu melangkah dengan santai mendekati Barron yang berdiri di samping Aneesa.

Barron tersenyum lebar pada Marcello dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. “Aku yakin kau tidak mungkin pergi naik gunung lagi kali ini.”

Marcello dengan malas menjabat tangan Barron dan tersenyum. “Aku tidak rela uang bonusku ditahan.”

Barron menarik tangannya sembari pandangannya beralih pada Aneesa. “Kurasa kalian saling mengetahui satu sama lain meskipun belum pernah bertemu secara langsung,” katanya pada Marcello dan Aneesa.

“Ya, siapa yang tidak tahu dengan Nona Aneesa,” sahut Marcello seraya mengangguk dan tersenyum ramah pada Aneesa. “Apalagi Nona Aneesa juga berdarah Spanyol, mustahil aku tidak pernah mendengar namanya,” lanjutnya seraya tersenyum dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

Aneesa mengerjap beberapa kali, tidak menduga jika Marcello bersikap seolah-olah tidak mengenalnya, tetapi segera tersenyum ramah pula untuk menutupi keterkejutannya dan menjabat tangan Marcello. “Ya, meskipun aku tidak pernah mengulik dunia F1, tetapi kau adalah pembalap kontroversial, aku sering melihatmu di televisi dan beranda media sosial.”

Marcello tersenyum penuh arti pada Aneesa. “Jadi, Nona Aneesa pasti tahu namaku, kan?”

“Jangan bercanda, bagaimana mungkin aku tidak mengetahui namamu,” jawab Aneesa seraya dengan lembut menarik tangannya, tetapi Marcello justru menggenggamnya dengan erat. “Marcello Knight.”

Barron berdehem membuat Marcello melepaskan tangan Aneesa dan berkata, “Kalau malam ini aku tidak muncul, takutnya aku akan menyesal karena kehilangan kesempatan berkenalan denganmu, Nona Aneesa.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Hadeh ternyata Marcello tukang celap celup dengan sembarang wanita...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TO GET HER   85. Tekad Aneesa

    Chapter 85Tekad AneesaAneesa baru saja meninggalkan mobilnya dan memasuki rumahnya melalui pintu penghubung garasi dan ruang belakang, ia mendapati Lyndi berdiri di ambang pintu ruang keluarga membuat Aneesa tidak mampu menahan rasa bahagia dan ia pun berlari ke arah Lyndi.“Aku tidak sedang bermimpi, kan?” tanya Aneesa seraya menatap Lyndi seolah tidak percaya dengan penglihatannya. Lyndi tersenyum. “Kebetulan aku menghubungi Jessie dan dia bilang kau sudah kembali ke sini. Kenapa tidak memberitahuku?” Faktanya Marcello-lah yang memberitahunya—sekaligus memintanya menyusul Aneesa ke Los Angeles. Tetapi, bukan Marcello namanya jika tidak membuat sandiwara dengan sangat halus.“Aku tidak ingin mengganggu waktu liburmu,” ucap Aneesa. Sebenarnya Lyndi masih ingin berada di Madrid bersama keponakan-keponakannya yang menggemaskan dan menikmati hari-hari yang santai bersama orang tuanya di rumah mereka, tetapi imbalan dari Marcello jumlahnya terlalu besar untuk diabaikan. “Aku khawati

  • TO GET HER   84. Hubungan Tiga Bulan

    Chapter 84Hubungan Tiga BulanAneesa duduk di sofa ruang keluarga di rumah Dayana dengan ekspresi masam, Marcello mengabaikannya. Beberapa pesan singkat yang Aneesa kirim tidak dibalas, hanya dibaca sementara panggilannya tidak dijawab. Ketakutan melanda benaknya, diabaikan oleh Marcello untuk kedua kali sementara dirinya kini jatuh cinta pada Marcello. Benar-benar mengerikan!“Kau datang ke rumahku hanya untuk menunjukkan wajah murungmu itu?” tanya Dayana seraya meletakkan stoples kaca berisi camilan ke atas meja dan dua botol minuman kaleng. Aneesa menatap Dayana dengan linglung. “Dayana, menurutmu jika aku putus dengan Barron....” “Putus?” tanya Dayana memotong ucapan Aneesa, alis wanita itu berkerut tidak bisa menyembunyikan keheranannya.Aneesa mengangguk. “Ya. Putus.” Dayana mengambil bantal sofa lalu duduk di sebelah sofa yang diduduki Aneesa, ia menaikkan kakinya dan bersila sembari memeluk bantal yang dipegangnya. Dayana adalah orang yang mengetahui perasaan Marcello pad

  • TO GET HER   83. Disukai Banyak Wanita

    Chapter 83Disukai Banyak Wanita Di dalam hanggar bandara Aerodromo, bandara di pinggiran Barcelona yang biasa digunakan oleh kalangan kelas atas untuk mendaratkan dan memarkirkan pesawat jet pribadi atau pesawat kecil mereka, Marcello berdiri menunggu. Ia mengenakan kaus berwarna hitam yang lumayan ketat menonjolkan lengannya yang berotot dan kacamata hitam bertengger di wajahnya. Cuaca cerah tetapi dingin menusuk, suhu sekitar delapan derajad Celcius. Namun, Marcello seolah tidak memedulikan hawa dingin itu, ia berdiri di luar mobil yang mesinnya menyala dan kaca jendela terbuka, membiarkan udara hangatnya menguap keluar.Pintu kokpit pesawat kecil terbuka, Max muncul dari sana dan melemparkan senyum pada Marcello sembari mengangkat tangannya menyapa Marcello lalu menuruni tangga kemudian segera menghampiri Marcello. “Benar-benar seorang Pangeran,” ucap Marcello sembari membuka kacamata ketika Max berada tepat di depannya, senyum lembut tergambar di bibirnya. “Ini pertama kali a

  • TO GET HER   82. Bukan yang Terpilih

    Chapter 82Bukan yang Terpilih Hidangan di atas meja disajikan oleh juru masak pribadi keluarga Barron, seorang koki yang pernah bekerja di restoran fine dining berbintang Michelin dan biasa menyajikan menu degustation kelas atas. Namun, kemewahan itu tidak memberikan kesan spesial bagi Aneesa. Ia lebih menyukai makan malam keluarga kerajaan; suasananya hangat dan benar-benar terasa seperti berada di tengah-tengah keluarga, jauh lebih nyaman dibandingkan makan malam keluarga yang serba fine dining. Apalagi ia baru saja melalui penerbangan sebelas jam, lelah dan kelaparan karena menu makanan di pesawat pribadi kurang membuatnya berselera. Ia butuh makanan yang benar-benar bisa mengenyangkan perutnya dan masakan Marcello terlintas di pikirannya, tetapi kemudian Aneesa segera kembali ke realitas di depannya. Di ruangan megah itu ayah Barron hanya berbicara beberapa patah kata sejak Aneesa duduk di sana, sekedar percakapan perkenalan yang sangat sopan dan formal. Ibu Barron yang terlih

  • TO GET HER   81. Bukan Tamu Spesial

    Chapter 81Bukan Tamu Spesial Begitu mobil berhenti di depan rumah orang tua Barron, Aneesa langsung merasakan banyak keraguan di benaknya. Ketika berjalan di samping Barron yang menggandengnya dengan percaya diri, langkahnya terasa sangat berat dan kepercayaan diri Aneesa sepertinya berkurang lebih dari separuh karena gaun yang dikenakannya—gaun pilihan Barron yang menurutnya bukan seperti akan menghadiri pesta sosialita ketimbang makan malam keluarga. Bahkan wanita-wanita bangsawan keluarga kerajaan saja tidak mengenakan gaun seperti yang sedang dikenakannya sekarang jika hanya menghadiri acara makan malam keluarga. Ditambah lagi di perjalanan menuju tempat tinggal orang tuanya, Barron memberikan daftar hal-hal yang tidak boleh Aneesa lakukan. “Jangan menyilangkan kaki di bawah meja.” “Jangan sentuh gelas dulu sebelum ayah melakukannya.” “Pegang garpu yang kanan, bukan yang kiri.” “Jangan tertawa terlalu keras, Mama sangat sensitif.” Semua membuat Aneesa pening, bukan karena

  • TO GET HER   80. Aturan Khusus Keluarga Barron

    Chapter 80 Aturan Khusus Keluarga Barron Aneesa menghela napas seraya memandangi wajahnya di pantulan cermin, ia terlihat lelah dengan cekungan mata cukup dalam. Semalam ia tidak bisa tidur karena merasakan dilema, bahkan untuk pertama kalinya ia merasakan tidak ingin kembali ke Los Angeles. Noel berulang tahun, ia juga telah berjanji pada adiknya untuk merayakan tahun baru di Barcelona bersama keluarganya. Nyatanya sekarang ia berada di Los Angeles, sendirian karena orang tua Barron mengundangnya untuk makan malam. Aneesa telah dengan halus berusaha menolak undangan Barron, mengatakan jika hari ini di rumahnya juga ada acara makan malam untuk merayakan ulang tahun Noel.“Aku sudah menyiapkan pesawat pribadi untukmu besok, jadwalnya pukul satu dari Madrid,” kata Barron di telepon. Penolakan secara halusnya tidak digubris Barron dan ia terlalu enggan mengeluarkan energi untuk membantah Barron karena saat itu pikirannya sangat kacau. Ia tidak ingin mengecewakan Noel dan ingin berada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status