Share

Bab 7

"Kirain cuma main ke Cafe atau gramedia," ucap Gara tak habis pikir dengan tempat yang dituju adiknya. Memang sih mereka ada di Bandung, tetapi jarak antara rumah mereka dengan Situ Cisanti cukup jauh, bahkan perjalanannya bisa menempuh waktu sekitar 4 jam. Kalau tau begini, dia pasti akan menyuruh pengawal untuk memantau Caca.

"Samperin gak?" Tanya Arga setelah cukup lama.

"Kayaknya gak usah deh, kalo ada apa-apa Caca juga bisa langsung pencet gelangnya," jawab Gara saat teringat gelang tanda bahaya yang dipakai Caca.

Saat merasa terancam adiknya bisa langsung memencet tombol kecil yang ada di gelangnya setelah itu akan ada pengawal yang jumlahnya puluhan bahkan terkadang ratusan datang membantunya, mereka sudah disiapkan oleh kakak pertamanya. Gelang itu sebenarnya memiliki bentuk seperti gelang pada umumnya sehingga musuh tidak akan tau fungsinya.

"Hmm ... Yaudah," balas Arga mengambil ponselnya kemudian kembali ketempat semula.

***

   Caca memandang danau di depannya sembari tersenyum, moodnya sudah membaik sejak datang ketempat ini.

"Caca! Gue bawain stoberi kesukaan lo." Naya melompat-lompat kecil menghampirinya, gadis itu terlihat seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru padahal sebenarnya dia yang tertua kedua setelah Freya.

Caca tersenyum senang dengan mata berbinar ketika mendapat sekantong stroberi, buah paling enak menurutnya.

"Makasih Kak Nay, ini buat gue semua?" Tanya Caca melirik Naya sebentar kemudian kembali menatap buah stroberi.

Naya mengangguk, "Iya, dibeliin Freya tadi."

Freya menghampiri mereka dan menarik sedikit ujung rambut Naya dengan kesal, sedangkan Kiara hanya tertawa pelan melihatnya, dia duduk di samping Caca dan menggigit apel yang baru saja dibeli.

"Makasih Kak Fey," ucap Caca.

Alih-alih Fey, justru Kiara yang menjawab, "Tenang aja Ca, uang Fey kan banyak. Gak bakal habis kalo cuma beli stroberi sekantong." 

Fey semakin bertambah kesal.

"Kalo cuma beliin stroberi buat Caca mah  iya gak bakal habis. Lah, tapi kalo sama lo sama Naya bisa langsung miskin gue!" Sahut Fey sinis.

Naya dan Kiara cekikikan mendengarnya. Tidak lama kemudian, manager serta fotografer mereka datang bergabung, kini mereka menikmati indah dan damainya pemandangan di Situ Cisanti.

Caca mengamati ponselnya, ada satu pesan dari abangnya.

[Pulang jam berapa?] Bunyi pesan tersebut.

[Gak tau, kayaknya malem baru sampe rumah,] balas Caca.

"Siapa Ca?" Tanya Naya kepo, manusia satu ini memang sangat berbeda diantara teman-temannya yang lain.

"Abang gue," kata Caca langsung menyembunyikan ponselnya.

"Mau lihat dong, lo kan cantik nih pasti abang lo ganteng," sahut Kiara dan disambut anggukan Fey dan Naya.

"Gantengnya gak manusiawi sih, tapi gak bakal gue lihatin ke kalian deh."

"Kenapa? Mereka cantik-cantik loh Ca," sahut manager mereka yang bernama Diana.

Caca menggeleng, "Meskipun cantik, mereka ini suka mainin cowok, yang satu punya banyak pacar, satunya punya banyak mantan pacar dan satunya lagi punya banyak mantan gebetan."

"Kata siapa Ca, gue gak pernah pacaran loh," ucap Kiara tidak terima.

"Iya Ca, pacar gue juga cuma ada lima," sahut Naya.

"Lah, mantan gue cuma ada dua puluh lima kok," kata Fey.

Caca memasang muka marah dan berdecak kesal.

"Kak Kia, lo emang gak pernah pacaran tapi gebetan lo segudang. Kak Nay juga, pacar lima itu banyak, jadi orang setia dikit kek. Kak Fey, mantan dua puluh lima itu banyak banget tau."

"Mana ikhlas gue numbalin abang sendiri  ke cewek-cewek macam kalian ini," lanjut Caca membuat Diana dan fotografer yang bernama Tio terkekeh.

"Yah ... ayo dong Ca kenalin, gue janji deh pacar gue yang lain nanti gue putusin," kata Naya mengangkat jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf V.

"Gue juga janji, gak bakal deket sama cowok lain," ucap Kiara.

"Eh enak aja, abangnya Caca cuma buat gue ya." Naya memelototi Kiara.

"Kalo abangnya Caca maunya sama gue gimana?" Balas Kiara tak mau kalah.

"Dih, PD banget lo," kata Naya.

Naya dan Kiara terus saja berdebat, berbeda dengan Fey yang lebih memilih menjadi penonton, meskipun sedikit tomboi tapi dia mirip dengan Caca yang memiliki daya tarik tersendiri hingga membuat banyak laki-laki menyukainya.

"Udah-udah, abang gue sebenernya ada tiga tapi yang satu udah punya pacar," kata Caca yang sudah tidak tahan mendengar kedua temannya terus berdebat.

"Wah pas itu," ujar Naya dengan mata berbinar penuh harap.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status