Share

Bab 04. Potensi.

Author: Zayn Z
last update Last Updated: 2024-07-02 08:24:53

Bab 04. Potensi.

Shizi terbangun dari tidurnya, meski tubuhnya terasa ngilu dan sakit, ia berusaha menahannya.

Melalui ventilasi ruangan, sinar matahari yang terang masuk kedalam ruangan menandakan bahwa matahari telah lama terbit.

Dengan menahan rasa sakit, Shizi bangkit dan berjalan keluar kamar menuju ruangan tempat ibunya dirawat. Pintu ruangan terbuka dan ia bergegas ke dalam.

Di sana, tabib Fan sedang mengganti perban di kening ibunya. Shizi duduk di depan pintu, memperhatikan setiap tindakan yang dilakukan tabib Fan.

Sudah sering ia melihat tabib Fan merawat pasiennya.

Shizi, yang bertugas mengantarkan barang dari Song He dan Wang Suyi untuk tabib Fan, kadang menghabiskan waktu menunggu tabib selesai bekerja sebelum menyerahkan barang-barang tersebut.

“Kau sudah baikan?” Tanya tabib Fan tanpa menoleh ke arah Shizi.

“Sudah tuan, terima kasih atas pertolongan tuan!” Ujar Shizi penuh hormat.

Tabib Fan selesai merapikan alat-alatnya dan memperhatikan posisi Shizi yang duduk lemas tepat di luar pintu ruangan.

Dengan seraut wajah penuh keheranan, ia berkata, "Aku tak menyangka kau bisa bangun begitu cepat, Shizi. Tubuhmu tampak kurus, tapi nyatanya kuat, ya?" Raut mukanya serius. Shizi yang mendengar itu merasa bingung, matanya menyipit tak mengerti.

Melihat kebingungan yang tersirat dari ekspresi Shizi, Tabib Fan menjelaskan lebih lanjut, "Kau telah tidur selama dua hari, Shizi. Padahal ramuan yang kuberikan biasanya memerlukan waktu tiga hari agar seseorang bisa pulih sepenuhnya."

Tabib Fan tersenyum tipis, melanjutkan, "Tampaknya pekerjaan keras yang sering kau lakukan telah membentuk kekuatan di tubuhmu yang lebih dari sekadar remaja biasa." Shizi, yang masih terperangah, hanya dapat menatap Tabib Fan, takjub dengan pengakuan tersebut.

Shizi hanya bisa terdiam, sedangkan tabib Fan kemudian beranjak dari tempatnya lalu mengambil sebuah bungkusan yang dibalut kain yang ada di atas lemari di ruangan tersebut. Dari sana ia kemudian menyerahkan bungkusan kain tersebut kepada Shizi.

“Apa kau masih mau menjadi tabib?” Tanya tabib Fan setelah meletakan bungkusan besar tersebut di depan Shizi.

“Tentu saja tuan, aku mau!” Seru Shizi sambil membungkukkan badannya.

“Aku belum bersedia mengajarimu, tapi aku ingin melihat kemampuanmu terlebih dahulu.” Ujar tabib Fan serius.

Lanjutnya,” kau pelajari kitab kitab pengobatan ini, aku ingin tahu sejauh mana kau bisa mempelajarinya.” Terangnya sambil menunjuk ke arah bungkusan besar yang dibalut kain yang berisikan kitab dan catatan.

Shizi mengangguk penuh pengertian, kemudian dia perlahan mengangkat bungkusan obat yang diberikan tabib Fan.

Ruangan yang disebut tabib sebagai tempat peristirahatannya dahulu ternyata adalah gudang obat tua. "Kau harus banyak belajar tentang tanaman obat di sini," ucap tabib Fan dengan nada yang mengandung perintah.

Shizi menanggapi dengan anggukan serius. Saat hendak beranjak, pandangannya beralih pada ibunya yang terlelap di sampingnya, wajahnya tampak tenang namun pucat.

Penyakit yang dialami sang ibu semakin menguatkan niat Shizi untuk menceburkan diri dalam dunia pengobatan. Melihat itu, tabib Fan merasakan ada sesuatu yang luar biasa dalam diri pemuda di hadapannya.

Mata Shizi yang terpaku pada ibunya menunjukkan keseriusan dan tekad yang luar biasa.

Dalam hati tabib Fan berkata, "Entah mengapa, aura pemuda ini tidak seperti orang biasa, ada yang berbeda, seperti..."

Segera ia menepis pemikirannya, dari sana ia melihat Shizi membungkukkan badannya memberi hormat padanya lalu berjalan menuju ruangannya kembali.

Shizi melangkah penuh semangat menuju gudang yang sunyi. Saat membuka bungkusan kain yang sudah lama ditunggunya, senyum kecil menghias bibirnya.

Kitab-kitab yang tersembunyi di dalam kain tersebut adalah teman lamanya, sebagian besar dibawa oleh tangannya sendiri untuk Song He dan Wang Suyi.

Kitab dan catatan milik tabib Fan itu sering menemani waktu-waktunya, di mana ia memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk mempelajarinya.

Tiga tahun telah ia habiskan dengan rutin ini, namun setiap halaman yang pernah ia baca masih terasa segar.

Kini, ia menatap mereka kembali, menyerap setiap kata dengan lebih dalam dan hati-hati, tak ingin melewatkan sedikitpun detail penting.

Menjelang sore, ia menyelesaikan bacaannya dan mulai mempraktikkan ilmu yang dipelajarinya.

Di dalam gudang, ia mencocokkan tulisan dalam kitab dengan tanaman obat yang tersedia.

Dengan meraba, mengenali aroma, dan merasakan, ia mendeskripsikan tanaman obat yang diperiksa dan menyesuaikannya dengan catatan yang ada.

Semalaman ia melakukan hal ini, bahkan mengucapkan setiap detail dengan suara yang cukup nyaring untuk menghindari kesalahan.

“Ini Ginseng, tanaman herbal dengan akar kurus memanjang, aroma khas, dan rasa manis kepahit-pahitan. Ginseng bermanfaat untuk meningkatkan fungsi otak, mengurangi peradangan, dan menurunkan lemak darah.”

“Ini temulawak, bentuknya bulat seperti telur dengan warna kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua adalah kuning kotor. Warna rimpang adalah kuning dengan cita rasa pahit, berbau tajam dan berbau harum.”

“Temulawak berfungsi membantu mengatasi masalah pencernaan, seperti kembung, sindrom iritasi usus, dan sakit lambung,” ujar Shizi sambil mencoba sedikit bagian dari tanaman obat kering yang dipegangnya.

Tanpa diketahui Shizi, tabib Fan yang berada di luar ruangan mendengarkan apa yang dikatakannya.

Ia cukup terkejut saat mendengarkan dari posisinya. Wajah tabib Fan menunjukkan ketidakpercayaan saat ia mencuri dengar perkataan Shizi.

Tak lama kemudian, ia pun meninggalkan tempat itu dan kembali ke ruangannya.

"Sungguh tidak terduga, Shizi memiliki potensi!" gumam tabib Fan sambil berjalan.

Pagi menjelang. Tabib Fan mendatangi gudang dan menemukan Shizi tertidur sambil duduk dengan kitab di tangannya.

Melihat itu, tabib Fan mengambil beberapa tanaman obat secara acak dan membangunkan Shizi yang tampak kelelahan.

“Bangun, apa ini?” Tanya tabib Fan sambil menunjukan tanaman obat yang dipegangnya.

Dalam keadaan linglung dengan mata merah Shizi kemudian memperhatikan tanaman obat yang dipegang tabib Fan dengan seksama.

“Yang ada di tangan kanan tuan adalah daun mint, memiliki cita rasa sedikit pedas, tapi dapat melegakan napas dan tenggorokan.”

Lanjutnya, ”Tanaman herbal ini berfungsi meredakan nyeri otot, gangguan pencernaan, dan rasa mual berlebihan.”

“Sedangkan yang ada di tangan kiri Tian adalah kemangi, tanaman herbal ini efektif meredakan perut kembung, menambah nafsu makan, dan mengobati luka ringan di kulit.”

“Di dalamnya mengandung mineral penting yang banyak dibutuhkan tubuh,” jelas Shizi yang langsung disambut senyum tabib Fan.

“Bagaimana kau bisa belajar secepat ini?” tanya tabib Fan serius.

Shizi menunjukan wajah malu malunya.” Aku mohon maaf sebelumnya tuan atas kelancanganku, sewaktu aku menunggu tuan untuk menyerahkan kitab kitab ini terkadang aku membacanya, jadi kitab kitab dan catatan ini banyak yang telah kuhafal.”

“Selain itu, pada saat nona Wang Suyi memintaku menemaninya belajar kadang aku membantunya dan sering bertanya jawab setelahnya,” terang Shizi jujur.

“Itu cukup menjelaskan semuanya, meski begitu jika otakmu tidak cerdas maka akan cukup sulit untuk menghafal ini semua,” jelas tabib Fan memberikan penilaiannya, “Suyi saja yang terbilang pintar masih belum mencapai tingkatan ini.”

Shizi tak berkata, meski ia senang mendapat pujian namun tak membuatnya menjadi jumawa karenanya.

“Mulai besok kau pergi mencari tanaman obat di seberang sungai,aku akan memberikan daftar obat yang perlu kau cari disana,” ujar tabib Fan yang langsung diangguki Shizi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Arta Arta
bagus sekali
goodnovel comment avatar
Laney Beepo
Tak masuk akal, shizi dalam pelarian dan belajar medis ditempat yg kemungkinan besar diperiksa pertama, tempat perawatan ibunya, membahayakan ibunya dan tabib yg bisa dicap pengkhianat
goodnovel comment avatar
Gusti Abdul Nasir
satu tugas sinse
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 254.

    Bab 254.Shizi dan semua orang menghampiri tempat di mana anggota klannya menunggunya. Sesampainya di sana ia melihat seorang anggota klannya sedang terbaring di tanah dengan banyak luka sayatan di tubuhnya.Tampak luka-luka terbuka di tubuhnya itu mengeluarkan darah hitam dan mengeluarkan aroma berbau busuk.Beberapa anggota klan Tufu yang merawatnya menggunakan teknik yang Shizi ajarkan untuk mengobati lukanya.Tampak mereka memunculkan bola energi hitam di atas telapak tangannya yang mana bola hitam transparan itu ditempelkan di atas luka terbuka tersebut.Bola energi hitam transparan itu perlahan menyerap miasma yang ada di luka pria itu.Salah satu anggota Klan Tufu yang melihat kehadiran Shizi langsung menatapnya penuh arti.Dari sorot mata dan gestur yang ia tunjukan menunjukan jika tidak ada harapan untuk anggota tersebut selamat.Shizi mengambil alih pengobatan, ia memunculkan bola energi hitam di atas kedua telapak tangannya.Ia menyentuhkan bola energi hitam tersebut ke bagi

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 253. Utusan.

    Bab 253. Utusan.Shizi mengambil sikap lotus untuk menyerap inti iblis yang ditelannya, setelah beberapa lama semua qi iblis murni itu berhasil disaring dan diserap olehnya.Aura ranahnya menguar dengan hebat, tak lama auranya kembali menjadi membran energi yang melindungi tubuhnya.Tampak membran aura berwarna hitam keemasan itu kini lebih tebal dari sebelumnya, hal itu juga menjadi penanda dari kenaikan ranahnya.“Ranah saint tingkat awal, ternyata jumlah qi iblis murni yang terkandung pada inti jiwa para Jenderal Iblis sangat besar.” “Aku benar-benar tidak menyangkanya!” ujarnya bermonolog.Shizi menyelesaikan penstabilan pondasinya, ia menyentuh area perutnya dan area di antara perut dan dada.Di area perutnya, simbol berbentuk diagram lingkaran magis yang terlukis di permukaan kulitnya itu mulai meredup perlahan, tak lama simbol tersebut berubah menjadi bentuk lingkaran hitam saja.Ia menyentuh titik tengah antara dada dan perut, ia memeriksa bagian dalam dari titik yang disentu

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 252.

    Bab 252. Shizi,Matriark Xiao Mei dan Matriark Yue Hua menatap tajam ke arah lubang hitam yang tercipta di ruangan tersebut. Tampak oleh mereka lubang hitam yang merupakan portal ke dunia lain itu memancarkan miasma iblis yang begitu pekat. Shizi memunculkan aura ranahnya, kini tubuhnya diselimuti membran energi berwarna hitam yang menangkal miasma yang mulai memenuhi ruangan. Kedua Matriark segera melakukan tindakan serupa seperti yang Shizi lakukan. Melihat kedua wanita cantik itu merubah aura mereka menjadi membran energi langsung membuatnya tersenyum tipis. “Sepertinya pil roh yang kuberikan benar-benar memberikan manfaat pada kedua Matriark,” ujarnya dengan tenang. Kedua Matriark menatap Shizi penuh arti. “Tetap saja kau masih berhutang pada kami berdua karena tindakanmu sekarang ini!” ujar Xiao Mei dengan kesal. Shizi tersenyum tipis, ia paham apa yang sang Matriark maksudkan. Yaa, ia tahu jika keduanya sudah mulai memahami efek dari pil roh yang ia berikan dimana perubah

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 251. Iblis

    Bab 251. IblisShizi, Xiong, Matriark Xiao Mei, Matriark Yue Hua dan dua tetua dari Klan Chunu dan Turen memasuki tempat rahasia klan Chunu.Mereka menyusuri anak tangga yang terus mengarah ke bawah yang terlihat tak berujung tersebut.Setelah dua batang dua berjalan akhirnya mereka tiba di sebuah area besar dimana terdapat sebuah dinding batu besar dengan sebuah pintu batu berada di tengahnya. “Ini tempat rahasia klan kami, semua energi kegelapan yang ada di dalam sana yang menjadi sumber energi qi untuk klan ku berkultivasi,” jelas Xiao Mei secara garis besar.Yi Zhen mengangguk paham, ia melihat ada banyak diagram magis samar yang terpatri di dinding batu besar tersebut.“Apa semua formasi mantra dan diagram magis yang ada di dinding itu dibuat oleh sesepuh Matriark?” tanya Shizi serius.“Aku tidak tahu dengan jelas, tapi dari terakhir yang kudengar hanya sebagian dari diagram ini yang dibuat oleh sesepuh klan ku. Sisanya sudah ada sebelum klan kami berdiri,” jelas Xiao Mei apa a

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 250.Alasan.

    Bab 250.Alasan.Shizi memeriksa kembali wilayah klan Tufu dengan kekuatan jiwanya, tak ada hal aneh yang ditemukan, semua tampak seperti biasa saja.Beberapa kali ia memeriksa ulang area tempat klannya berada, namun ia tidak menemukan hal mencurigakan hasil pemeriksaannya itu.“Apa ini hanya perasaanku saja? Atau perasaan buruk yang kurasa ini berkaitan dengan tempat yang akan kudatangi?” batinnya mencari jawaban.Xiong, Mu Lan dan Zhao Fang yang melihat diamnya pemimpin mereka sambil menunjukan menunjukan wajah seriusnya langsung menunjukan rasa penasarannya.“Saudara, ada apa?” tanya Mu Lan serius.Shizi menoleh pada ketiga tetuanya itu lalu menatap ketiganya dengan bergantian.“Tidak ada apa-apa!” jawabnya dengan tenang. Mu Lan, Zhao Fang dan Xiong saling menatap penuh arti tanpa berkata-kata, tampak ada kebingungan di wajah mereka melihat sikap Shizi yang tidak biasa.Shizi mengeluarkan sebuah batu slip jade lalu menyerahkannya pada Mu Lan.“Jika ada hal yang penting dan sangat

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 248.

    Bab 248.Yue Hua dan Xiao Mei akhirnya menerima kekalahan mereka sekaligus hal itu menjadi akhir dari kesepakatan mereka bertiga.Ketiganya akhirnya bersepakat untuk bertemu kembali satu bulan dari sekarang di Klan mereka guna menjalankan kesepakatan yang dibuat.“Jadi…apa kau tetap tidak akan memberitahu kami apa tujuanmu mendatangi tempat rahasia kami itu” tanya Xiao Mei kembali dengan penasaran.“Matriark,kau akan mengetahuinya nanti. Namun, aku bisa memberikan kepastian jika kedatanganku tidak akan memberikan kerugian pada Matriark dan Klan kalian! “ “Malah sebaliknya, jika apa yang kucari mendapatkan hasil hal itu bakal memberikan keuntungan bagi Klan kalian,” jawab Shizi dengan tenang.Kedua Matriark tersenyum kecut mendengar jawaban Shizi yang tetap teguh tidak memberitahukan tujuannya pada mereka. Mereka Pun hanya bisa pasrah karenanya.Meski begitu, rasa penasaran mereka terobati karena Shizi tidak hanya memberikan pil roh pada mereka, ia juga memberikan belasan botol pil l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status