Home / Romansa / Takdir Jodohku / ONE NIGHT STAND

Share

ONE NIGHT STAND

Author: LoVelly09
last update Last Updated: 2021-10-04 16:31:38

"Sepertinya, nasib kita tidak hanya bertabrakan sekilas saja."

Enam  bulan kemudian….

Beberapa kursi model kubus ditata berjajar merenggang di kedua sisi. Bunga yang bermekaran diletakkan secara diagonal di sepanjang area catwalk. Puluhan pasang mata terkesima, pada busana yang melekat apik ditubuh sintal yang berlenggok mengikuti alunan musik instrumental. Tak sedikit yang mencoba mengabadikan momen itu.

Seorang wanita dengan surai blonde, memamerkan bralette renda dengan cetakan flora di bagian dadanya, serasi dengan rok tutu berwarna hijau. Bando kupu-kupu yang menghiasi kepalanya menambah kesan musim semi yang paling ditunggu. Diakhir perjalanan, wanita itu mengibaskan rok tutunya dan kembali melenggang. Membuat suara riuh tepuk tangan yang saling bersahutan. 

Karir modelling Rossie menjadi cukup bersinar. Walaupun belum setenar Gigi Hadid maupun Cara Delevingne, tetapi ia sudah mendapatkan beberapa kontrak dari dua brand terkenal. Rossie menarik kedua sudut bibirnya dan menghaturkan senyuman yang merekah. Ia melenggang menuju backstage dan mengakhiri pagelaran busana kali ini dengan sempurna. 

BRUKKK!!!

Rossie melempar ponselnya kasar, dengan raut wajah yang terlihat masam. Beberapa menit yang lalu semua tampak biasa-biasa saja, Rossie masih tertawa ha ha hi hi bersama rekan setim-nya. Sampai ia membaca pesan singkat yang dikirimkan ke nomornya. Ya, siapa lagi kalau bukan kekasih gilanya. Bukannya membaik, tetapi sikap Edric semakin parah. Bahkan ia harus melaporkan setiap kegiatannya pada Edric. 

"So Disgusting!" teriak Rossie. Ia sudah tidak tahan dengan sikap Edric, rasanya ingin berlari dan menghindar dari pria itu. Namun, bertahan bersama Edric adalah pilihan yang diambilnya enam bulan yang lalu. Ia masih terlalu takut untuk kehilangan semua guyuran kemewahan dari Edric. 

***

Chan melirik arloji yang melilit tangan, sambil mengamati beberapa supercar yang berjejer rapi di depan Club. Suara gahar Buggati Chiron, Lamborghini Aventador mengaung bersahutan memenuhi jalanan. Beverly Hills memang gudangnya orang kaya, banyak bintang Hollywood yang menetap disana. 

"Chan, sudah lama di sini?” tanya Thomas berlari kecil menghampiri Chan. 

“Sangat lama. Kebiasaan leletmu susah sekali dihilangkan,” kesal Chan sambil merangkul pundak sepupunya itu. 

Untuk menghilangkan penat karena pekerjaan di kantor, Chan cukup sering menghabiskan waktu di tempat tersebut selama satu bulan tinggal di Beverly Hills. Suara musik yang memekkan telinga dengan tegukan beberapa tequila akan sedikit mengurai beban berat sebagai CEO di perusahaan yang berpusat di California. Kali ini Chan akan membuka perusahaan baru di Beverly Hills. Ingin semuanya berjalan sesuai rencana, maka ia memilih untuk tinggal di kota itu sementara waktu.  

Baru saja duduk di kursi bulat tanpa sandaran, Chan sudah menghabiskan tiga sloki tequila. Hal itu membuat Thomas tidak berhenti memberikan godaan kepada sang sepupu. 

“Sedang pusing?” tanya Thomas sambil menelan tegukan pertama minumannya. 

“Seperti biasa, pekerjaan kantor tidak ada habisnya,” jawab Chan sambil mengedarkan kedua mata berkeliling. Alunan musik keras membuat beberapa orang menggoyangkan tubuh di lantai dansa.

“Perusahaan ayahmu berjalan dengan sangat baik. Aku rasa Paman Hwang akan sangat bangga kepadamu,” tutur Thomas. Well, sepeninggal sang ayah, Chan adalah satu-satunya penerus perusahaan Hwang. Pria berdarah campuran itu merupakan putra tunggal dari perusahaan yang menawarkan beberapa perhiasan elegan dan berkualitas tinggi—Hwang Jewelry.

Ia kembali meneguk sloki keempat, hingga kedua pupil miliknya membesar ketika menangkap sosok wanita yang selama ini masih memenuhi benak. 

“Chan! Mau kemana?” Panggilan Thomas yang terabaikan. 

    Seperti dituntun, Chan terus berjalan menghampiri wanita yang sedang asyik menggoyangkan tubuhnya di lantai dansa. Wanita dengan rambut blonde yang dibiarkan terurai tersebut tersenyum ketika melihat Chan. Nampaknya sebagian kesadaran sudah lolos dari diri wanita tersebut. 

    “Ro-Rossie?” panggil Chan memastikan. Ia yakin sekali bahwa wanita itu adalah Rossie yang sempat dikenal olehnya. Mantan kekasih yang lima tahun lalu tiba-tiba memutuskan hubungan keduanya tanpa sebab. Kemudian hilang seperti tertelan bumi. 

    Senyuman Chan semakin merekah ketika melihat wajah wanita itu secara jelas. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan mantan terindahnya. 

    Tiba-tiba Rossie mengalungkan kedua tangannya pada pundak Chan. Kepala wanita itu terasa berat. Entah apa yang mendorong diri Rossie untuk merapatkan tubuh dan memberikan kecupan pada bibir Chan. Kecupan yang cukup lama dan menantang. 

Chan yang mendapatkan serangan tiba-tiba tersebut, tentu saja terkejut. Namun, ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Rindu yang selama ini memenuhi relung hati tidak bisa dibendung lagi. Bagi Chan, tidak ada wanita yang bisa menggantikan sosok Rossie dalam hidupnya. Wanita itu masih sama seperti dulu, mampu menghidupkan rasa panas dalam tubuh. 

“Aku menyewa room, maukah kamu menemaniku malam ini?” bisik Rossie di salah satu telinga Chan. Di mana membuat bulu kuduk pria itu meremang. 

    Seperti dibimbing, Chan menurut saja. Melihat Rossie yang berjalan sempoyongan membuat Chan langsung membopong tubuh sintal wanita itu, dan membawanya masuk ke dalam kamar. 

    Rossie yang sudah dikuasai oleh alkohol, tidak bisa menahan diri lagi. Ditariknya tubuh Chan mendekat, ketika Chan baru saja menjatuhkan Rossie di atas ranjang. 

    Demi Tuhan, ini adalah godaan yang tidak bisa ditolak oleh pria yang memiliki nama lengkap Hwang Chaniago itu. Bibir ranum warna merah menyala seakan menantang Chan. Tatapan Rossie yang seakan menuntut lebih, membuat bagian dari dirinya memberontak. 

    Akhinya, Chan tidak kuasa lagi. Ia memberikan kecupan rakus untuk Rossie yang dibalas dengan senang hati. Wanita itu terus mengerang nikmat ketika lidah Chan bermain di sana. 

    Gerakan tangan Chan dengan cepat meloloskan helaian kain yang membungkus tubuh Rossie. Sekarang, wanita itu terlihat lebih menggoda tanpa sehelai kain yang menutupi tubuhnya. 

    Rossie mengerang, ketika penyatuan keduanya berlangsung. Dengan perlahan, Chan memompa tubuhnya dan membuat Rossie semakin menikmati permainan ini. Kedua kaki Rossie melingkari pinggang Chan, seolah tidak ingin mengakhiri kenikmatan yang disuguhkan. 

    Ini terasa lebih hangat dan berbeda dari penyatuan yang biasa ia lakukan bersama Edric. Tatapan dari pria yang Rossie tidak yakin siapa namanya seperti memberikan sengatan kasih. Seperti rasa cinta yang tercurah begitu dahsyat. 

TO BE CONTINUED....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Takdir Jodohku   Akhir bahagia

    "Kenapa kau tidak merasakan betapa besarnya cintaku untukmu? Aku sangat mencintaimu, sangat, sangat, sangat dan tidak bisa diukur lagi. Bahkan seisi dunia tidak bisa menakar rasa cintaku. Aku mencintaimu, sangat." Serentetan kalimat yang diucapkan oleh Chan baru saja membuat jantung Rossie berdebar dengan sangat kencang. Sentuhan jemarinya yang perlahan menelusup ke dalam balik gaun tidur, membuat kedua mata Rossie memejam perlahan. Lembut bibir Chan pun ikut menyentuh bibirnya. Pelan dan menuntut. Dingin dan basah. Dengan intens, Chan memberikan kecupan penuh hisapan. Rossie mulai larut dalam permainan lidah suaminya yang selalu ahli. Meraih tengkuk pria itu ke posisi yang lebih nyaman. Beberapa saat kemudian napas keduanya terengah. Chan menghentikan ciumannya dan terkejut ketika ketahuan sedang mengatur napas sebab kelelahan. Mereka terkekeh. Memajukan kepala di salah satu telinga Rossie dan berbisik sangat lirih. "Rossie, kau sangat seksi malam ini. Bisakah kita melakukannya

  • Takdir Jodohku   Hidden Part (Part 2)

    "Ketika sang takdir sering mempertemukan kita, apa yang akan terjadi selanjutnya?""Stop!" titah Rossie, membuat Chan menghentikkan laju mobilnya.Lobby apartment Rossie masih jauh berada di depan, sekitar 80 meter. Kedua manik mata Rossie menelisik ke depan, melihat Edric yang sedang berdiri di depan lobby sambil berbicara pada ponselnya."Aku turun sini aja, thanks ya." Rossie bersiap untuk membuka pintu mobil Chan, tetapi tangannya dicekal oleh lengan kukuh pria itu. Chan menatap lekat-lekat Rossie, sangat dekat bahkan ia bisa melihat pantulan dirinya di mata Rossie.Chan merasa tidak salah, wanita yang sempat ia temui beberapa hari yang lalu adalah Rossie. "Who are you?" Bibir Chan bergumam perlahan. Membuat Rossie tersentak.Chan dan Rossie sesaat saling melempar tatap. Hening. Sampai pada akhirnya Rossie melepaskan cekalan tangan Chan dan berkata, "I'am Rossie, Rossie."Rossie membuka pintu mobil Chan dan segera turun. Ia berjalan perlahan menghampiri Edric yang masih belum sada

  • Takdir Jodohku   Hidden Chapter (Part 1)

    Dua tahun yang lalu …."Tutup kedua matamu dan rasakan kehadiranku, karena kau tidak butuh sebuah tatapan untuk mengenaliku."Chan meregangkan otot leher, menggerakkannya ke kanan dan ke kiri. Tubuhnya terasa sedikit pegal. Alih-alih untuk berolahraga, untuk sekedar tidur cukup waktu saja, sudah bagus untuknya. Setiap malam ia begadang untuk mempelajari beberapa dokumen penting Saint Hills Hospital. Kalau saja tidak teringat amanah sang Ayah, mungkin ia sudah meminta manager lain untuk menanganinya. Yah, ia harus bertanggung jawab dengan keputusan yang ia pilih.Kaki jenjang Chan menapaki lantai yang merupakan perpaduan dari kayu dan marmer. Rumah dengan interior desain yang disesuaikan dengan seleranya itu, terlihat sangat elegant. Di beberapa sudut ruangan terdapat perabotan yang terkesan classy. Sementara untuk warna ruangannya, ia lebih memilih warna krem dominan.Dibukanya gorden emboss velvet warna hijau, kemudian membuka pintu kaca yang menghubungkannya ke balkon kamar. Chan me

  • Takdir Jodohku   Masih belum berakhir

    Suara raungan mobil sport menyeruak di dalam gedung yang sudah di desain untuk balapan itu. Kelima laju mobil itu saling salip dan mendahului. Rossie tersenyum tipis ketika mobil warna biru tua menyalipnya. "Well, let's see," ucap Rossie sambil menginjak gas dalam dan menambah kecepatan. Kemahiran Rossie dalam mengemudi memang tidak bisa diragukan. Hobi barunya melakukan balapan bersama rekan sesama modelnya membuat rasa lelah menguar begitu saja. Garis akhir semakin terlihat di depan, Rossie menaikkan salah satu sudut bibir. Ia merasa kemenangan semakin dekat. Namun, mobil centil warna hot pink mendahuluinya dan menjadi pemenang balapan kali ini. "Ash, sial," kesal Rossie. "Yippi!" Catherine memekik bahagia. Wanita itu keluar dari mobil disusul Jennie, Lisa, dan Jiso keluar dari mobil masing-masing. "Congratulation, Cath!" pekik Rossie sambil keluar dari mobilnya. "Okay, girls. Karena aku memang hari ini, so … party malam ini aku yang traktir!" Begitulah cara mereka merayakan

  • Takdir Jodohku   Menuju Akhir

    DOORRR!!!"Clara…" Kedua mata Rossie membulat sempurna ketika darah segar mengucur dari dada kiri pria itu. Pistol revolver yang masih mengepulkan asap terjulur tepat di sisi Rossie. Hal itu sontak membuat Rossie mengarahkan pandangan kepada si penembak. "Am-Amber?" ucap Catherine dengan kedua tangan yang menutup sebagian wajah. Ia mengintip dari sela-sela jemarinya yang merenggang. Rahang Amber bergetar, diikuti tangannya yang masih menodongkan pistol. Tanpa pikir panjang, Amber mengeluarkan senjata yang berada di balik bajunya. Kedua lutut Amber melemas, kemudian membuat tubuhnya terjatuh. Rossie yang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi melihat Amber dan Clara secara bergantian. Tangan Amber memegang dada kirinya yang terus mengucurkan darah. Rossie yang sedari tadi bergeming, tiba-tiba merobek bagian bawah gaunnya dan berlari menuju kepada Amber. Ia menyumpalkan robekan tersebut pada luka tembak yang menganga. "Amber." Menekan dengan kuat dada kiri Edric agar darahnya

  • Takdir Jodohku   Belum berakhir

    Melihat raut wajah Rossie yang ketakutan, Clara berusaha memberikan usapan lembut pada wajah wanita itu. Ia menyelipkan beberapa helai rambut di belakang telinga Rossie. "Kenapa kau takut? Bukankah harusnya kau senang karena sudah mengingat cinta Tuan Edric yang sebesar cinta kepada ibunya?”Keheningan menyelimuti keduanya. Rossie tidak mengucapkan sepatah kata pun. Begitu pula dengan Clara yang tiba-tiba ikut bergeming. Pandangannya tertuju kepada Rossie, tetapi kosong. Memori lama dalam benak Clara kembali berputar. Memainkan adegan masa lampaunya bersama sang ibu. "Edric...Mommy akan bekerja. Kamu cepatlah istirahat dan naik ke loteng." titah Carissa sembari memasangkan kaitan teratas gaun seksinya. "Tapi, Mom. Aku masih ingin main," tolak Edric kecil yang masih asyik bermain dengan mobil-mobilannya. Dengan tatapan tajam yang mengintimidasi, Carissa segera menghampiri Edric. Dipegangnya rahang Edric dengan cengkeraman yang kuat. "Edric! Listen to me! Jangan membangkang, kamu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status