Home / Romansa / Takdirku Bersamamu / Apakah Ini Mimpi?

Share

Apakah Ini Mimpi?

last update Last Updated: 2021-08-29 13:44:35

At Ausie

Setelah sampai di bandara, Salsa menghubungi tantenya dan memberitahukan bahwa Salsa dan Qila sudah sampai di Ausie.

“Tante, aku sudah sampai di Bandara.”

“Kamu langsung ke Apartemen aja Sal, ajak Qila kesana kasian dia kecapean. Tante dan Om belum bisa pulang karena keadaan abangmu kritis.”

“Iya tante, tapi setelah mengantar kak Qila ke Apart aku ingin melihat abang ke rumah sakit ya.”

“Jangan Sal, kamu harus menemani Qila dan biarkanlah Qila istirahat jangan sampai dia tahu dulu bahwa Dave ada di Rumah sakit.”

“Iya tan.”

Wajah Salsa murung, Qila heran mengapa wajah adik sepupu Dave terlihat sangat sedih. Ada apa ? batin Qila terus meronta untuk bertanya namun dirinya tidak berani hingga akhirnya suara Salsa membuyarkan lamunan Qila.

“Kak, kita ke Apart dulu ya untuk istirahat.”

Qila hanya mengangguk dan menarik kopernya ke bagasi taksi, setelah sampai di apart, Qila duduk di sofa dan tidak langsung bertanya tentang keberadaan Dave, Qila tau bahwa Salsa lelah dan terlihat dari wajahnya bahwa Salsa seperti sedang banyak pikiran.

“Kakak istirahat saja dulu, besok aku ajak kakak untuk bertemu Bang Dave.”

“Iya Sal.” Qila masuk ke dalam kamar dan istirahat. Matanya tidak mampu terpejam meski badannya lelah. Qila terus memikirkan Dave, satu sisi dia bahagia akan segera bertemu Dave setelah beberapa tahun tidak bertemu tapi satu sisi lagi Qila merasa bahwa perasaannya khawatir dan ada getaran rasa sakit yang tak Qila tau dari mana rasa itu datang. Qila berusaha menenangkan dirinya dan berusaha untuk memejamkan matanya.

Keesokan harinya, Qila bangun lebih awal dan menyiapkan makan untuk dirinya dan Salsa, wajah Qila begitu sumringah karena hari ini adalah hari yang selalu dia tunggu, hari penantian yang kini akan terwujudkan yaitu bertemu sang pujaan. Qila terus tersenyum dan membayangkan bagaimana dia bertemu Dave setelah beberapa tahun tidak bertemu? Akankan canggung atau akan langsung memeluknya karena saking rindunya. Qila tersenyum memikirkannya. Saat pikiran Qila jauh berkelana datanglah Salsa dengan pakaian yang sudah rapih.

“Sal, sarapan dulu” kata Qila

“Nanti aja ya kak, sekarang kita harus bertemu bang Dave.” kata Salsa berusaha tenang.

“Tapi Sal, dari kemarin kamu belum makan. Wajah kamu pucet nanti kamu sakit mending sarapan dulu.” Kata Qila yang memang tau bahwa Salsa belum makan dan terlihat wajahnya sangat pucat dan seakan tidak memiliki kekuatan. Salsa hanya tersenyum, ingin sekali dirinya menangis dan berteriak memberitahukan bahwa abangnya sedang berada di rumah sakit.

“Kak, bang Dave sudah menunggu, kasian nanti dia menunggu lama, lebih baik kita pergi sekarang dan biar nanti makan di jalan,” Ucap Salsa ramah

“Tapi . .”

“ Berangkat ya kak, aku tunggu di depan.” Salsa meninggalkan Qila karena Salsa yakin bahwa Qila akan terus memaksanya untuk saapan terlebih dahulu sedangkan dirinya sudah tidak kuat ingin bertemu abang sepupunya.

At Rumah sakit

“Sebentar, kamu sakit Sal? Kok kita ke rumah sakit? Siapa yang sakit?”

“Kakak ikut saja ya, nanti kakak juga tau”

Qila hanya mengangguk dan mengikuti Salsa dari belakang. Qila terus berpikir sebenarnya ada apa, kok ke rumah sakit dan lagi mengapa ada ayah dan bunda Dave disini. “jangan berpikiran negative Qila, semua pasti baik-baik saja, mungkin ini karena Salsa ingin periksa kesehatan karena dari kemarin belum makan dan juga wajahnya pucat.” Saat sampai di hadapan keluarga Dave, Qila langsung menyalami orang tua Dave.

“Assalamualaikum bun, bunda apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu, Qila sangat rindu pada bunda.” Ucap Qila.

Bunda Dave langsung memeluk Qila dan menangis sesenggukan, Qila bingung ada apa sebenanrnya? Mengapa bunda Dave menangis dan memeluknya sangat erat, seperti ada kesakitan dalam pelukannya. Ada apa ini? Qila semakin bingung dengan semua keadaan ini.

“Ada apa bun? Kok bunda nangis? Dave mana bun? Dave baik-baik saja kan bun?” Qila sudah tidak bisa menahan semua pertanyaannya yang terus memenuhi benaknya. Bunda Dave bukannya menjawab, dia malah semakin menangis dan itu semakin membuat Qila bingung.

“Sebenernya ini ada apa? Mengapa semua diam? Salsa ada apa? Yah, bun ada apa?” semuanya hanya diam hingga Dimas ( adik sepupu Dave) datang dan berkata,

“Bang Dave keadaannya kritis dan sekarang lagi di tangani dokter.” Qila berbalik dan mengarahkan pandangannya pada seorang laki-laki seumuran Dave, badannya tegap dan rambutnya pirang sama seperti Salsa, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Qila mengernyitkan alisnya hingga akhirnya dia sadar bahwa orang yang dia tatap adalah orang yang ia kenal, sepupu Dave yang selalu bermain dengannya sewaktu kecil. Qila menghampiri lelaki itu dan berkata, “ Dave dimana? Kamu jangan bercanda Dimas, ini tidak lucu.” meski Qila sudah tidak kuat menahan perasaan yang kian berkecamuk dalam dadanya, Qila terus menepis pikiran negative yang hadir dalam pikirannya, dia berpikir  bahwa semuanya sedang membuat kejutan untuk dirinya.

“Kak, Bang Dave ada disana” sambil menunjuk sebuah ruangan yang dari tadi ada dibelakang Qila, satu tetes air mata jatuh dari kelopak mata Qila, Qila terdiam di tempat dan mencoba mencerna setiap perkataan Dimas, kaki Qila sangat berat untuk berbalik seakan ada hal yang menahannya untuk berbalik. Qila hanya terdiam tanpa melakukan apapun hingga akhirnya dia berbalik saat dokter keluar dari ruangan yang ditunjuk Dimas tadi. Qila hanya mendengarkan dan mencoba mencerna setiap pertanyaan dan perkataan orangtua Dave dan Dokter, saat semua orang yang ada disana mendengarkan penjelasaan dokter, tanpa waktu lama Qila berlari memasuki ruangan yang ditunjuk Dimas sebagai ruangan Dave tadi. Tubuh Qila membeku saat sudah berada tepat di depan sang pasien. Air mata Qila turun perlahan lahan, dada Qila sesak seakan semua oksigen yang hilang bersama dengan terbaringnya orang yang sangat dia cintai. Qila menjerit dalam diam dan air matanya terus berjatuhan. Qila memejamkan matanya dan berharap bahwa ini hanyalah  mimpi buruk hingga akhirnya Salsa datang dan membuyarkan lamunan Qila.

“Kakak harus sabar ya.” Qila hanya terdiam tanpa membalas pelukan Salsa tubuhnya membeku dan tak mampu melakukan apapun, semua sendinya sakit dan air matanya tidak kunjung berhenti keluar. Qila melepaskan pelukan Salsa dan menghadap pada Dave yang terbaring lemah tak berdaya.

“Dave,,ini aku Dave,,kamu denger aku kan Dave, kamu lagi prank aku kan. Dave bangun, bangun Dave, aku rindu kamu Dave,,banguun EL-David. Semua ini tidak lucu.” Sentak Qila dengan suara serak.

Qila terus menangis dan kakinya sudah tidak mampu menompang berat tubuhnya sendiri, Qila terjatuh dan terduduk di lantai dengan air mata yang terus mengalir deras. Salsa yang melihat kejadian itu menangis dan seakan ikut merasakan bagaimana kesakitan Qila saat ini, Salsa berjongkok dan kembali memeluk Qila, Qila membalas pelukan Salsa dengan erat, Qila menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Salsa hingga akhirnya tidak ada lagi suara isak tangis Qila. Salsa melepaskan pelukannya dan Qila terjatuh, Qila pingsan dan Salsa panik lalu memanggil dokter dan Qila di bawa ke ruang rawat.

***

Qila sadar dari pingsannnya dan langsung menanyakan bagaimana keadaan Dave pada bunda Dave dan Salsa yang dengan setia menemaninya.

“Bun, Dave bagaimana? Dave sudah bangun kan bun, Dave hanya bercanda kan bun, Dave mau beri kejutan buat Qila kan?” Qila tersenyum dalam tangisnya. Qila belum bisa mempercayai semua yang terjadi sekarang ini, semua terasa seperti mimpi buruk yang panjang dan Qila sangat sulit untuk terbangun dari mimpi buruk ini. Bunda Dave hanya menangis dan memeluk Qila dengan erat, bunda Dave mencoba menyalurkan kekuatan pada Qila dan meyakinkan Qila bahwa Dave akan baik-baik saja. Bunda Dave sedih melihat keadaan Qila saat ini.

“Bun, kita ke ruangan Dave ya, Qila yakin bahwa Dave sudah bangun, Dave pasti nungguin Qila.” kata Qila dengan suara serak dan air mata yang terus semakin deras.

“Kamu harus istirahat sayang, tubuh kamu kelelahan,” Ucap bunda Dave. Tanpa menghiraukan ucapan bunda Dave, Qila berlari keluar ruangan dan berjalan dengan tertatih menuju ruangan Dave. Qila masuk dan melihat kekasihnya masih berada pada kondisi dan posisi yang sama tanpa ada perubahan sedikitpun malah wajah Dave semakin pucat. Qila duduk dan memegang tangan Dave. Qila bercerita banyak pada Dave meskipun Qila tau bahwa Dave belum sadar. Saat Qila berkata, “Dave aku merindukanmu, aku mencintaimu Dave.” Tiba-tiba setelah Qila berbicara itu tangan Dave bergerak dan Dave sadar. Qila tersenyum meski air matanya belum berhenti menetes. Saking bahagianya Qila ingin berlari keluar dan memberitahukan keluarga Dave bahwa Dave sudah sadar. Namun belum juga tegap berdiri tangan Dave menarik tangan Qila dan menyuruh Qila untuk kembali duduk. Qila duduk dan menatap Dave dengan tatapan sendu, Dave menatap Qila dengan air mata yang jatuh dari ujung matanya, Dave menggenggam tangan Qila dengan erat dan berkata,

“Aku juga merindukanmu Ia, aku mencintaimu.” Dave berkata dengan suara yang pelan namun dapat di dengar oleh Qila, Qila menangis dan Dave kembali berkata “ Jaga diri kamu baik-baik.” setelah kata itu Dave kembali tertidur dan layar monitor menunjukan garis panjang. Qila menggoyang-goyangkan tubuh Dave namun tidak ada reaksi. Qila berlari keluar dan mengatakan hal itu pada keluarga Dave, keluarga Dave terkejut dan langsung memanggil dokter. Dokter masuk dan setelah beberapa menit dokter kembali keluar dan mengatakan bahwa kondisi Dave sudah sangat lemah, Dave tidak bisa tertolong. Qila berlari kedalam dan menggoyangkan tubuh Dave, Qila tidak bisa menerima kenyataan ini, bunda Dave menangis dan begitu terpukul atas kematian Dave, ayah Dave mencoba menenangkan bunda Dave dan Salsa berlari memeluk Qila dan mencoba menguatkan Qila meskipun Salsapun tidak mampu menahan rasa yang kian berkecamuk dalam dirinya, Salsa menangis dan tetap memeluk Qila.

“Lo harus sabar kak.” ucap Salsa dengan suara serak dan isak tangis yang masih terus terdengar. Qila hanya terdiam dan tatapannya kosong hingga akhirnya Qila kembali terjatuh dan pingsan.

At apartemen

Qila hanya terdiam dan pandangannya kosong, air matanya terus saja keluar. Qila tidak menyangka kejutan yang dia harapkan ternyata sangat menyakitkan, kejutan yang tidak pernah dia inginkan, Qila berpikir bahwa dengan datangnya dia ke Ausie akan membawa kebahagian dengan pertemuan dan pertunangannya dengan Dave, namun kenyataannya Dave pergi dan meninggalkannya untuk selamanya, penantian bertahun-tahun yang Qila lakukan berujung kehilangan.

Mengapa Dave, mengapa kamu pergi lebih dulu, mengapa kau balas penantian dan kerinduanku dengan kesakitan. Mana bahagia yang kau janjikan?Mana janji yang kau ucapkan?Semua hanya omong kosong. Mengapa kau meninggalkanku Dave?”

Qila mengacak rambutnya dan memukulkan tangannya ke lantai. “Mengapa semua terjadi Tuhan? Mengapa kau mengambilnya lebih cepat?” Salsa masuk ke kamar Qila, Salsa membawa sebuah camera recorder yang sering Dave bawa kemanapun dia pergi. Salsa duduk disamping Qila dan menyerahkan camera recorder itu pada Qila. Qila mengambilnya dan melihat isinya. Qila tersenyum saat dia melihat wajah Dave pada camera recorder itu, wajah Dave pada camera itu sedang tersenyum dan sangat ceria.

Hai Aqila Lusyara Dewi, besok aku pulang dan kerinduan ini akan segera terobati, oh iya ini cincin yang aku siapin buat tunangan kita bagus kan?” kata Dave dengan senyum lebar “Qila kamu sabar ya tungguin aku pulang.”

“Itu adalah satu hari sebelum Bang Dave pulang dan sebelum penyakitnya yang tiba-tiba kembali kambuh.” ucap Salsa pada Qila, Qila memandang Salsa dengan bingung karena Qila memang tidak mengetahui bahwa Dave sakit. Sebelum Qila bertanya, Salsa berkata “kalau kakak ingin tau selebihnya kakak bisa membuka video yang selanjutnya.” Qila hanya mengikuti apa yang diucapkan Salsa, pada video itu Qila melihat Dave yang sedang duduk di sebuah taman dengan muka yang sangat pucat, Dave tersenyum dan berkata,

Iaa saat kamu melihat video ini mungkin aku sudah tidak ada dan dunia kita menjadi berbeda. Aku sudah tidak bisa melihatmu dan mengobati rindumu maafkan aku, ketahuilah bahwa saat ini aku sangat merindukanmu, sangat ingin melihatmu dan memelukmu, Iaa,,aku sakit maaf karena baru kali ini aku bisa ngomong sama kamu bahwa aku sakit. Aku akan jujur padamu bahwa selama beberapa tahun ini aku sibuk berobat, makannya aku jarang menghubungimu karena bunda dan ayah melarangku untuk memainkan handphone.Maafkan aku juga, karena saat aku pergi ke Ausie aku berbohong padamu dengan bilang bahwa aku akan melanjutkan sekolah disini. Aku tidak pernah melupakanmu, bahkan hari ini aku tau, bahwa kau sedang menungguku untuk memakaikan cincin ini di jarimu, namun takdir berkata lain. Aku tidak bisa pulang karena kondisiku yang tidak memungkinkan, maafkan aku karena aku mengecewakanmu di hari bahagia kita, jaga dirimu baik-baik. Maafkan aku. Aku mencintaimu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Takdirku Bersamamu   Devan Marah

    Mentari menyapa bumi dengan cahaya indahnya, langit berbisik pada awan dengan biru warnanya. Burung-burung bernyanyi bak musik yang tenang menyambut macam-macam orang yang kini memiliki berbagai kesibukan.Devan sudah sejak pagi tadi menghidupkan motornya dan menyiapkan dirinya untuk kembali mencari Qila. Devan berjalan dan menghampiri Reihan yang kini sedang menyiapkan barang-barangnya.“berangkat sekarang? Kita mau kemana?”“gue juga nggak tahu mau kemana Van, yang penting hari ini gue harus bisa nemuin Qila”“oke kita cari dia ke kampusnya dulu, mungkin aja bener kan dia nginep di rumah temennya”“lo ini gimana sih Van, bukannya lo bilang Madya ngasih info sama lo kalau Qila di culik” Devan menepuk jidatnya dan baru ingat bahwa semalam Madya mengabarinya tentang penculikan Qila.Sudah dari pagi sekali Meli bangun dan menyiapkan sarapan untuk mereka, Meli menyiapkan nasi goreng spesial untuk Qila sebagai permintaan maafnya.“kak”, Qila datang dan menyapa Meli yang kini sedang sibuk

  • Takdirku Bersamamu   Gedung kosong

    Setelah Meli memikirkan semuanya, Meli akhirnya memutuskan untuk kembali ke gudang kosong itu di temani dengan Madya dan Cinta.“Lo yakin malem ini kita kesana?” ragu Madya“Iya Mel ini udah malem, mana lokasinya lumayan jauh lagi”“Iya guys, gue nggak mungkin biarin dia sendiri disana ditambah dia juga tidak memiliki salah apapun, gue ngerasa bersalah banget karena udah lakuin itu”“kalau lo kekeh dengan pendirian lo, kita akan nemenin lo kesana.”Meli, Madya dan Cinta akhirnya pergi dengan mobil yang dibawa Meli tadi pagi dari rumahnya. Sebenarnya Meli orang yang berada dan rumahnya tidak terlalu jauh dari tempat kerjanya, namun karena ingin hidup mandiri dan hidup bersama sahabat-sahabatnya, Meli memutuskan untuk ngekos bareng dengan Madya dan Cinta.Meli memasuki mobil dan di ikuti oleh kedua sahabatnya, Meli melajukan mobilnya sedikit kencang hingga membuat kedua sahabatnya berteriak histeris.“Biasa aja kali lo bawa mobilnya, lo nggak akan bawa kita mati bareng kan Mel” u

  • Takdirku Bersamamu   Kita Pasti Bahagia

    Meli sampai di kos an nya cukup malam sehingga menbuat kedua sahabatnya khawatir.“Mel, gue minta lo nggak usah kayak gini” ucap Madya yang membukakan pintu untuk Meli“Gue emang ngedukung lo buat deketin Devan dan dapetin Devan Mel tapi nggak gini juga caranya, lo bisa nyakitin orang lain.”“Terus gue harus gimana agar Devan mau nerima gue?”“Lo belum pernah ungkapin perasaan lo sama dia Mel, gimana dia akan tahu kalau lo suka sama dia?”“Tapi dya, Devan udah jadian sama cewek itu dan gue nggak bisa terima hal itu.”“Tapi...” cinta mencoba untuk kembali berbicara namun di potong dengan perkataan Meli“Udah, gue cape, gue mau tidur.”Meli meninggalkan kedua sahabatnya dan berjalan ke kamar untuk bersih-bersih dan istirahat.Setelah selesai bersih-bersih, Meli membaringkan tubuhnya di kasur kecil yang tersedia di kamar kos itu. Meli menatap langit-langit dan berpikir “apa gue salah?” Meli mengacak rambutnya dan berteriak prustasi. Meli adalah gadis baik yang terbutakan oleh rasa cintan

  • Takdirku Bersamamu   Aqila Hilang

    Devan dan Reihan terus mencari keberadaan Qila. Hingga akhirnya ponsel mereka berdua bergetar menandakan ada notifikasi. Reihan dan Devan membuka ponsel mereka masing-masing dan melihat pesan yang ternyata dari Qila.Devan dan Reihan yang mendapat pesan itu langsung lega ketika tahu bahwa Qila ternyata ada di rumah temannya. Namun, sepersekian detik kemudian mereka saling tatap “Siapa teman Aqila?” Devan yang mendapat pertanyaan itu dari Reihan menggeleng karena memang tidak tahu siapa teman Aqila yang bisa membuat Aqila berani untuk menginap di rumahnya. Reihan sangat tahu bahwa Aqila tidak akan menginap di rumah orang lain meskipun ada kerja kelompok yang di kerjakan sampai malam. Qila akan berusaha pulang dan menyuruhnya untuk menjemput.Devan yang memang belum terlalu lama mengenal Qila, namun Devan tahu bahwa Qila sungkan sekali berada di rumah orang lain apalagi orang itu belum terlalu dekat dengan Qila, dan yang Devan ketahui, Qila tidak memiliki teman dekat di kampusnya selain

  • Takdirku Bersamamu   Tragedi Toko Buku

    Setelah mereka selesai sarapan, mereka langsung bergegas untuk ke kampus. Devan mengantarkan Qila ke kampus dengan menggunakan taksi yang tadi di sewanya.Sesampainya di kampus, Devan pamit pada Qila dan berpesan untuk menghubunginya jika akan pulang.Setelah Devan hilang dengan mobilnya yang di telan tikungan, Qila berjalan gontai memasuki kampus. Qila sudah menyiapkan semua pembelajaraan untuk hari ini.1 jam berlaluQila sudah selesai belajar dan berniat untuk pulang. Qila mengabari Devan dan memberitahukan Devan bahwa dia akan mampir ke toko buku biasanya. Qila menunggu balasan pesan dari Devan namun tidak ada.Qila mencoba menelpon Devan dan ternyata ponsel Devan tidak aktif, tanpa menunggu lama, Qila langsung ke halte bus dan menunggu bus yang akan di tumpanginya. Saat bus datang, Qila langsung naik dan memasangkan earphone ke telinganya.Qila duduk dan menyandarkan badannya pada badan kursi. Qila menatap pepohonan yang bergerak karena mengikuti gerakan bus yang di tumpanginya.

  • Takdirku Bersamamu   Cintai aku dengan sederhana

    1 minggu berlalu hubungan Qila dan Devan semakin harmonis. Perlakuan-perlakuan kecil yang Devan berikan kepada Qila membuat Qila sangat bahagia. Qila merasakan seperti ratu jika sedang bersama dengan Devan.Memang benar adanya “Seorang wanita akan dijadikan ratu oleh laki-laki yang tepat”Pagi ini Qila sudah siap untuk pergi ke kampus dengan di antar Devan. Qila menunggu Devan dengan bekal yang sudah disiapkannya untuk mereka sarapan bersama. Qila menunggu di depan rumah sambil memainkan ponselnya.“Lama banget kemana sih tuh anak, tumben telat”, gerutu Qila Setelah hampir 30 menit Qila menunggu Devan di depan akhirnya ponsel Qila berdering dan Devan mengabarinya bahwa dia tidak bisa mengantarkan Qila ke kampus karena ban motor Devan bocor dan kemungkinan akan lama untuk memperbaikinya. Devan berkata bahwa dia sudah menyiapkan taksi untuk menggantikannya.Jahilnya aku· Aku gak bisa nganterin kamu ban motor aku bocor, kamu naik taksi aja ya.· Bentar lagi taksinya nyampe ke depan ruma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status