Compartir

2. tampaknya

Autor: Ria Abdullah
last update Última actualización: 2025-07-14 16:13:33

Malam ini, tiba-tiba ia mengajakku makan malam. Ketika kutanya dalam rangka apa? ia hanya menjawab makan malam biasa. 

Aku mengenakan gaun hitam panjang kesukaanku dan Mas Aldo mengenakan jas dan berpenampilan sangat rapi sehingga nampak begitu tampan dan memukau.

"Kenapa segitu rapinya, memangnya kita mau makan di mana?"

"Di fine dining, sekali-kali." Ia menjawab singkat sambil merapikan rambutnya.

***

Suasana restoran yang mewah dengan cahaya temaram canndelier membuatku nyaman berada di resto ala Prancis tersebut. Alunan musik dan pendar lilin menambah kesan romantis.

"Waw, keren ya, restonya," cetusku membuka obrolan.

"Iya, ... Kamu mau makan apa?" tanyanya.

"Mmm, bingung juga, soalnya baru pertama kali, tapi ... terserah mas Aldo saja.

"Aku udah pesankan makanan tadi pas reservasi online, mau menu tambahan?" tawarnya.

"Gak usah, cukup itu aja."

"Baiklah," 

Ia menyimpan kembali ponselnya di saku lalu, aku dan dia kembali terdiam dalam hening. Seperti ada sesuatu yang canggung untuk di utarakan atau dilakukan.

"Ehm ... mengenai hal yang semalam, aku mohon sama kamu, tolong tidak usah membahas lagi hal-hal yang sensitif, aku gak mau kita berantem gegara hal yang gak penting ... kumohon," ujarnya sambil menatap mataku dan meraih tangan lalu mengusapnya.

Aku hanya mengangguk saja walau dalam hati ini masih ada yang janggal. Namun, aku tak ingin merusak suasana makan malam dengan  perdebatan yang tidak pada tempatnya.

Ia merogoh saku lalu mengeluarkan sebuah kotak beludru merah, lalu membukanya.

"Ini, hadiah untuk wanita paling istimewa dalam hidupku ... Dewi, aku mencintaimu."

Ia menyematkan cincin di jari manisku dan mengecup kening dengan mesra. Aku kehilangan kata-kata menerima perlakuan demikian manis darinya. Sangat romantis.

Hatiku yang gersang seperti di siram kesejukan, bagaimana tidak, selama ini ia sudah begitu sibuk. Hubungan kami berjalan biasa-biasa saja. Kegiatan dan kesibukan harian yang membuat kami jarang barbagi kasih. Dan malam ini, ia begitu ... aku tak menduganya, ia semanis ini.

Aku terharu dan membalas pelukannya. "Makasih, Sayang," ucapku.

Dan ia membalas dengan kecupan di bahu dan di pipi dengan hangat, menciptakan romansa dan gairah yang manis tak terhingga.

Kami makan malam sambil bercerita dan bercanda, layaknya pasangan kekasih yang baru saja berjumpa. Namun, ada sedikit hal yang aneh, ia selalu melirik dan terlihat salah tingkah selama setengah jam yang lalu. Gesturnya gelisah dan senyumnya seperti di paksakan, kadang juga ia tak fokus dengan apa yang aku bicarakan.

Aku ingin mencari tahu, tapi aku harus berhati-hati. Baru saja akan bertanya padanya, tiba-tiba mataku menangkap pantulan seorang wanita yang duduk di belakangku dari gelas minuman. Kucoba perhatikan namun masih samar. Bahasa tubuh suamiku makin tak nyaman.

"Bentar ya sayang, aku ke toilet dulu," pintanya.

"Oke," jawabku.

Kubalikkan badan untuk melihat ke arah belakangku dan ya, aku terpana seketika. Wanita yang semalam mengirim puisi ada tepat di belakangku, dengan rambut di gedung dan gaun keemasan sedang makan malam sendirian.

Kami sesaat bersitatap lalu ia dengan santainya melempar senyum termanis miliknya, dan aku pun membalas. Gejolak dalam hati ini tak perlu kugambarkan. Sungguh, aku murka. Namun aku tak punya bukti saat ini.

Wanita itu bangkit sesaat kemudian, menuju pintu samping. Entah kemana. Suamiku juga, sedari tadi ia belum kembali dari toilet.

Firasatku merasa tak enak, aku mulai gelisah dan was-was. Maka, aku bangkit untuk memeriksa dia ada dimana.

Aku menyusul ke tempat cuci tangan dan mencek toilet pria dari jauh, tapi hasilnya nihil. Ruangan itu sepi, kuedarkan pandangan ke semua tempat, memindai keberadaan suamiku.

Kuputuskan keluar mencarinya, ke koridor hotel dan resto namun masih sama, nihil.

Hingga aku menuju lift dan kutemukan suamiku di sebelah lift sedang ... Ia tak sendiri namun sedang....

Aku gemetar seketika, jantungku serasa berhenti berdetak, napasku memburu dan aku merasa disampahkan oleh suami sendiri.

Bayangkan saja, ia di sana sedang bermesraan, saling memeluk dan mengecup, dengan mesra, dengan penuh cinta dan gelora.

Sedang aku yang berdiri tak jauh darinya, dengan wajah yang dibanjiri air mata dan rasa yang tak mampu kuucapkan dengan kata-kata.

Baru saja tadi ia memberiku sebuah kesan dan rasa bahagia yang tiada Tara, kini ia mnghujamku ke dasar luka, dalam waktu dua puluh menit saja.

Luruh sudah, hancurlah semua cinta dan kepercayaan yang sudah kupupuk dan kubangun selama ini.

Jangan lupa vote ya ❤️❤️❤️❤️/

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • Tanpa Anak Denganku, Dia Buat Anak Dengan Wanita Lain   50

    Setelah proses panjang di kantor polisi disertai usaha yang maksimal dari pengacara untuk membela akhirnya Mas Roni di lepaskan. Keputusan polisi dibuat berdasarkan penyelidikan mereka selama ini. Laporan Dana yang memiliki tidak cukup bukti, dan tidak mampu menghadirkan saksi membuat semua argumen dan tuduhan terpatahkan.Aku bahagia sekarang karena bisa menjemput suamiku dengan lega setelah dua minggu ia ditahan di rumah tahanan kantor polisi.Setelah rumah rangkaian kejadian dan ketegangan, kemarin-kemarin aku masih ketakutan, nyaris tidak mampu memejamkan mata tiap malam, aku benar-benar khawatir jika Mas Roni akan ditahan di penjara selama bertahun-tahun karena tuduhan pembunuhan tersebut. Dana melaporkan Mas Roni dengan tuduhan sengaja merencanakan pembunuhan terhadap ibu Audrey yang memiliki sakit kronis yang sudah sulit disembuhkan.Ia memberi keterangan bahwa Mas Roni sengaja menyuruhnya untuk memberi mendiang istrinya obat dengan dosis tinggi.Nun setelah diteliti, t

  • Tanpa Anak Denganku, Dia Buat Anak Dengan Wanita Lain   49

    Ketukan di pintu rumah yang terus berganti dan terdengar berkali-kali membuat kamu terpaksa menghentikan makan malam dan meletakkan sendok kami lalu menuju pintu utama untuk menemui siapa yang datang."Selamat malam, apakah ini rumah Pak Roni Setiawan?" tanya mereka yang ternyata telah kulihat adalah 4 orang anggota polisi."Iya betul, Ada apa Pak?" tanyaku dengan hati-hati."Kami membawa surat penahanan atas tuduhan penganiayaan secara perlahan dan penggelapan uang."Aku sedikit mengernyit mendengarnya namun aku harus bersikap hati-hati juga."Siapa yang melaporkan Pak? kalau Boleh saya tahu," sambungku lagi."Ituu bukan wewenang kami untuk membeberkan di sini. Jika ingin tahu keterangannya, kalian bisa ikut kami ke kantor untuk sementara kami harus membawa Pak Roni untuk memeriksanya," jawab mereka."Saya harus tahu penganiayaan dan penggelapan uang siapa yang telah dilakukan oleh suami saya?" Aku berusaha menahan."Kepada Nyonya Eriska almarhum istrinya."Deg!Jantungku terasa ingi

  • Tanpa Anak Denganku, Dia Buat Anak Dengan Wanita Lain   48

    "Selamat pagi sayang," ujar suamiku yang terlihat telah segar, ia menghampiriku di meja makan."Pagi, Mas.""Kamu masak apa buat sarapan sayang," tanyanya lembut."Roti bakar isi telur dan nasi goreng sosis.""Aku selalu kagum, kau istrinyang tidak pernah membiatkan suami memakan masakan wanita lain. Sejak kita menikah kau selalu memasak sayang," ucapnya sambil tersenyum."Aku harus memberi kesan dengan memanjakan perut Mas.""Kau memang telah memenangkan hatiku Sayang." Ia menarik tanganku lalu membawa tubuh ini ke pangkuannya."Aku mencintaimu, Dewi." Ia mengatakan itu lalu mencium pipiku."Cie, Papa dan Tante romantis sekali," ujar anak kami. Melihatnya datang aku segera bangkit dan pindah duduk di kursi."Kamu ke sekolah bareng Papa ya, Sayang.""Gak usah Tante, aku bawa motor.""Ya udah gak apa-apa. Tapi, hati-hati ya," ucapku dan balasnya olehnya dengan anggukan kepala.*Kulirik jam sudah menunjukkan pukul empat sore, tak biasanya jam seperti ini suami dan anak tiriku itu belum

  • Tanpa Anak Denganku, Dia Buat Anak Dengan Wanita Lain   47

    "Berikan saja kedua cincin ini kepada Dana, nilainya sama dengan uang yang dia inginkan ucapkan menyerahkan perhiasanku pada pada suamiku."Tapi, ini adalah cincinmu, cincin yang aku berikan sebagai mahar pernikahan kita." Ia ingin mengembalikan benda itu."Tidak apa, aku akan memberikan apapun untuk menyelamatkan Audrey.""Dewi ... Maafkan Aku...."Ia berusaha menghampiri untuk menggenggam tanganku namun, kutepis sambil memundurkan diri."Kita akan bicarakan ini nanti, yang paling penting adalah pergilah jemput Audrey," ulangku sekali lagi.Seiring dengan suara mesin mobil yang menghilang dari halaman rumah, aku hanya mampu menjatuhkan diri tidak berdaya.Dadaku sesak, hatiku perih, hingga tenggorokanku sakit, ingin menangis tapi tak tahu untuk apa. Aku kesal tapi tidak tahu harus melampiaskan pada siapa. Takdir telah membawaku untuk menerima Mas Roni sebagai suami, maka aku pun harus menjalani semua ini dengan berbesar hati.Mendengar kenyataan tadi, kenyataan yang membuatku

  • Tanpa Anak Denganku, Dia Buat Anak Dengan Wanita Lain   46

    Kuminta suamiku untuk menghubungi Dana dan menanyakan apakah sungguh ia membawa anak Mas Roni pergi? Aku khawatir wanita ini akan menculiknya."Mas hubungi Dana?""Iya, bentar," kata Mas Roni sambil memencet layar ponselnya."Oke, buruan Mas, aku khawatir.""Jangan bikin tambah gugup, dong."Sesaat kemudian panggilan tersambung dan suara wanita terdengar dari seberang sana."Dana mana Audrey?""Ada sama aku Pak, tenang aja," jawabnya santai."Jangan main-main kamu, antar anakku pulang," ujar mas Roni marah."Santai aja pak, saya cuma keluar beli es krim sama Audrey.""Berikan ponsel padanya!" Mas Roni tak sanggup menahan amarah."Tapi gadismu sedang tidur Mas," jawabnya santai dengan nada manja dan mendesah.Memuakkan."Apa yang kau lakukan terhadap audrey?""Kami hanya jalan dan main-main mas," jawabnya. Tiba tiba sebuah Poto masuk ke pesan whatsapp, photo anak mas Roni yang tertidur di kursi depan mobil, kepalanya miring dan wajahnya terlihat pulas sekali."Antar segera atau kumin

  • Tanpa Anak Denganku, Dia Buat Anak Dengan Wanita Lain   45

    "Mas Roni, ia telah lebih dulu memprovokasiku, ia memancing kemarahan dengan kata kata kasar dan membuatku sakit hati, aku tidak bermaksud ...." Ia tiba tiba keluar lagid Ari rumahnya dan merangsek mobil kami."Diamlah Dana!" Mas Roni berusaha menepisnya agar kami segera pergi"Jangan pergi dulu, Mas," pekiknya."Menjauh karena aku harus segera ke rumah sakit.""Jangan munafik Mas, kau bersikap lembut di ranjang tapi begitu kasar ketika di depan istrimu," pekiknya yang membuat perhatian warga kembali dialihkan.Demi mendengar kata-katanya, Mas Roni menjadi sangat murka.Plak!Mas Roni keluar dari mobil menampar wanita itu dengan sangat keras hingga tubuhnya berputar dan tersungkur di tanah. Wanita itu menjerit antara tidak terima dan malu dipukuli di depan warga."Astagfirullah, Mas. Jangan terlalu keras," seruku kaget."Ayo pergi.""Aku tidak terima ini, aku akan membuatmu menyesal Roni Setiawan!" Ia bangkit dan menyeka sudut bibirnya yang berdarah."Aku tak akan menemuimu lagi, tida

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status