Share

Bab 40

Author: El khiyori
last update Huling Na-update: 2025-05-12 23:17:55
"Bibi, jangan menatapku begitu, aku baik-baik saja," ucap Serena pada sang bibi, tapi bukannya tenang, wanita paruh baya itu justru meneteskan air mata. Ia bahkan mengalihkan pandangan ke hamparan laut yang mengitari mereka saat ini.

Perjalanan yang mereka tempuh memang masih sedikit jauh. Tapi Serena merasa dirinya baik-baik saja. Hanya sesekali perutnya terasa mulas. Tapi ekspresi paman dan bibinya nampak tegang, dan itu membuatnya bingung.

Serena hampir bangun dari tempat ia berbaring karena merasa bosan berada di posisi yang sama, namun tabib yang berada di sampingnya langsung menahan.

"Tidurlah kembali, jangan terlalu banyak bergerak!"

Mendengar suara tegas dari bibir tabib tersebut, Serena langsung kembali ke tempat semula, hanya saja tangannya meraba-raba untuk menggenggam tangan bibi May.

"Bibi, jangan khawatir. Aku bahkan tak merasa kesakitan sama sekali, hanya mulas sedikit saja," ucap Serena sambil mengukir senyum di bibirnya. Mendengar itu bibi May hanya tersenyum
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Bab 42

    Disaat Felix sudah pergi, ternyata Serena justru menunjukkan respon. Suster yang melihat pergerakan tangan wanita itu langsung memanggil dokter."Panggil keluarganya Sus, katakan pada mereka agar mengajak pasien berinteraksi, mungkin dengan itu pasien bisa mendengar dan bisa segera membuka mata!" perintah sang dokter.Dokter muda bernama Arthur itu menatap lekat wajah Serena. Rasa iba selalu merasuki relung hatinya setiap kali ia memeriksa wanita di hadapannya saat ini."Kasihan sekali kamu. Beban berat seperti apa yang menimpamu Nona, sampai-sampai kau ingin beristirahat cukup lama," ucap Arthur lirih. Tak disangka mata Serena mulai bergerak-gerak walau masih tetap terpejam.Hal itu membuat Arthur semakin bersemangat. Sungguh akan menjadi kebahagiaan tersendiri baginya jika pasien koma di hadapannya saat ini akhirnya bisa bangun."Bangunlah Nona Serena. Dunia ini sangat indah. Sekarang kau sudah memiliki pangeran kecil yang sangat tampan. Hari-harimu pasti akan lebih menyenangkan ber

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Bab 41

    Sayangnya saat benar-benar hendak dijual, orang yang menawar tanah sekaligus rumah keluarga Felix justru sudah tak menginginkannya lagi. Orang tersebut sudah mendapatkan tempat yang lain. "Jangan khawatir Ayah, Felix akan mencoba mencari pertolongan di tempat kerja," ucap Felix yang mencoba menenangkan sang ayah. "Baiklah, Ayah tunggu kabar baiknya." Setelah memastikan ayah dan ibunya mau mengisi perut, Felix segera pergi ke tempat kerjanya. Jarak tempuh dari rumah sakit menuju ke sana hanya sekitar dua puluh menit saja. Sebagai seorang fotografer di perusahaan ternama yang dikontrak khusus untuk memfoto para model di sana, gaji Felix sebenarnya cukup besar. Selama ini ia hampir tak pernah kesulitan. Akan tetapi biaya pengobatan Serena memang sangat besar, belum lagi biaya perawatan bayinya yang tak mungkin dibawa menjauh dari sang ibu. Semua permasalahan itu ternyata membuat Felix tak bisa fokus bekerja. "Felix, apa yang kau lakukan, kita harus mendapatkan foto terbaik h

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Bab 40

    "Bibi, jangan menatapku begitu, aku baik-baik saja," ucap Serena pada sang bibi, tapi bukannya tenang, wanita paruh baya itu justru meneteskan air mata. Ia bahkan mengalihkan pandangan ke hamparan laut yang mengitari mereka saat ini. Perjalanan yang mereka tempuh memang masih sedikit jauh. Tapi Serena merasa dirinya baik-baik saja. Hanya sesekali perutnya terasa mulas. Tapi ekspresi paman dan bibinya nampak tegang, dan itu membuatnya bingung. Serena hampir bangun dari tempat ia berbaring karena merasa bosan berada di posisi yang sama, namun tabib yang berada di sampingnya langsung menahan. "Tidurlah kembali, jangan terlalu banyak bergerak!" Mendengar suara tegas dari bibir tabib tersebut, Serena langsung kembali ke tempat semula, hanya saja tangannya meraba-raba untuk menggenggam tangan bibi May. "Bibi, jangan khawatir. Aku bahkan tak merasa kesakitan sama sekali, hanya mulas sedikit saja," ucap Serena sambil mengukir senyum di bibirnya. Mendengar itu bibi May hanya tersenyum

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Akan Melahirkan

    Tetaplah di sini. Aku ke sana untuk melakukan pekerjaan. Lagipula tak ada untungnya untukmu, aku tak bisa menjadi laki-laki sejati. Kau lihat sendiri kan?" Akhirnya Morgan menanggapi permintaan Rebeca."Tidak, kau adalah suamiku. Kau juga sudah berjanji mau melakukan terapi agar bisa sembuh. Aku mencintaimu Morgan. Tolong jangan seperti ini. Menghadaplah kemari, aku ingin merasakan kehangatan pelukanmu."Bukannya menurut, Morgan justru tetap diam dan menutup mata rapat-rapat. Kali ini ia memikirkan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Ia juga menjadi penasaran, bagaimana jika wanita yang menggodanya bukanlah Rebeca tapi Serena, apa miliknya tetap tak bisa bereaksi.Pertemuannya dengan Sean akhir-akhir ini justru membuat rindu Morgan terhadap Serena semakin menumpuk. Tanpa terasa sudah 7 bulan lamanya ia tak lagi bisa melihat kecantikan wanita yang dicintainya itu.Sementara di tempat yang berbeda, Serena tengah membantu bibinya menyiapkan berbagai menu untuk menyambut kedatangan kak

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Keputusan Morgan 2

    Keputusan Morgan sudah bulat. Menurutnya lebih baik tak memiliki keturunan sama sekali daripada harus ada benihnya di rahim Rebeca. "Jangan berbelit-belit, buatkan ramuan untukku!!" Morgan sudah tak bisa bersabar, membuat dua orang di hadapannya tak bisa berkata-kata lagi. Malam itu, setelah satu Minggu aktif mengkonsumsi ramuan herbal yang khusus dibuat untuknya, Morgan akhirnya tak keberatan lagi saat Rebeca memaksanya untuk menyingkirkan semua pakaiannya. Morgan sudah menyerah. Ia tak tak mungkin menolak Rebeca terus menerus karena itu pasti akan menimbulkan masalah, sementara untuk saat ini ia masih membutuhkan kerjasama itu. Saat pakaian di tubuh Morgan tersingkir semuanya, Rebeca sempat terdiam beberapa detik. Wanita mana yang tak akan terpesona pada keindahan tubuh seorang Morgan Calister. Selain wajah tampan dan sorot matanya yang tajam, guratan otot di tangan dan dadanya sungguh berhasil membuat wanita resah seketika. Membayangkan bagaimana tangan kokohnya yang berta

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Keputusan Morgan

    "Menurut saya, Nyonya Serena mengubah identitasnya Tuan, karena itu kita tak bisa menemukan penerbangan atas nama dirinya," ucap Maxime mengemukakan pendapatnya.Sementara Morgan yang duduk di kursi kerjanya sambil menyandarkan kepala ke belakang hanya diam tak menyahut. Ia mencoba memikirkan kebenaran ucapan Maxime.Cctv di semua bandara sudah berada di tangannya dan tak ada satupun orang di sana yang penampilannya seperti Serena, tapi jika benar Serena mengubah identitas, besar kemungkinan wanita itu juga merubah penampilannya. Mungkin itulah yang membuat Morgan tak berhasil mengenali wanita itu."Jika benar begitu, telusuri kembali semua rekaman cctv bandara mulai dari hari Serena meninggalkan mansion. Jangan terkecoh pada penampilannya karena dia juga pasti sudah merubahnya.""Baik Tuan," jawab Maxime cepat.Belum juga Maxime beranjak dari tempatnya, pintu ruang kerja Morgan diketuk dari luar. Orang suruhan Morgan itu juga melaporkan jika sekitar satu Minggu yang lalu, Serena dike

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Keputusan Terakhir

    Setelah memikirkan semuanya, Serena memutuskan untuk benar-benar menjauh dari Morgan. Ia bertekad akan menjalani kehidupan yang baru dan berusaha menjaga calon buah hatinya sekuat tenaga.Ia memang hancur. Hati serta jiwanya remuk tak tersisa, tapi anak dalam rahimnya berhak hidup dan mendapatkan kebahagiaan. Serena bertekad akan memberikan itu, tapi jika tetap berada di tempat yang sama, Morgan pasti tak akan tinggal diam dan bukan tidak mungkin kalau istrinya melakukan hal-hal buruk. Untuk itu Serena memutuskan pergi sejauh mungkin dan artinya, agar bisa melakukan semua itu ia membutuhkan uang.Tak ada apapun yang bisa ia lakukan selain mengambil uang yang sudah Morgan berikan untuknya. Jumlah itu cukup banyak dan Serena dibuat lebih terkejut lagi saat mengecek saldo rekeningnya.Ada transaksi uang masuk dalam jumlah sangat besar. Uangnya kini bertambah tiga kali lipat dari sebelumnya."Pasti Morgan yang melakukan ini. Dia .... "Serena tak bisa melanjutkan ucapannya. Sikap Morgan s

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Kekecewaan Serena

    Malam itu juga, Serena memutuskan untuk meninggalkan mansion, namun sebelum benar-benar terjadi, Morgan sudah menghentikannya. Koper kecil yang Serena bawa diambil dengan paksa."Apa yang kau lakukan? kau khawatir aku akan membawa barangmu? aku cukup tahu diri Tuan Morgan. Aku datang kemari tanpa membawa apa-apa, aku juga akan keluar dari sini tanpa membawa apapun. Itu hanya pakaian dalamku saja, kembalikan koperku!!" seru Serena yang sengaja memancing amarah Morgan."Apa yang kau katakan Serena? Mana mungkin aku berpikir seperti itu. Aku tak akan bisa membiarkanmu hidup sengsara di luar sana. Bagaimana kau bisa memiliki pikiran seburuk itu terhadapku?! Aku bahkan tanpa keberatan memberimu segalanya."Morgan mendekati Serena dan menggenggam kedua tangan wanita itu. Dikecupnya dengan lembut jemari lentik itu. Apa yang Morgan lakukan tentu membuat hati Serena berdesir.Ia sangat mencintai pria yang berdiri di hadapannya saat ini, akan tetapi pernikahan yang dilakukannya sungguh tak bisa

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Kado Misterius

    Sementara itu, ternyata Morgan baru bisa ditemui setelah acara berlangsung. Petugas resepsionis tersebut tak bisa mendapatkan akses masuk ke ruangan Morgan, namun ia sudah menyerahkan benda titipan Serena pada asisten Morgan yaitu Maxime. "Tuan, maaf saya terlambat memberikan ini," ucap Maxime yang kini mendampingi sang tuan di ruang pimpinan. "Apa ini?" tanya Morgan yang langsung menghentikan kegiatannya meneliti surat-surat perjanjian kerjasama yang ia lakukan. Tangannya beralih menerima benda yang Maxime berikan. Morgan sempat terdiam beberapa saat. Ia merasa tak asing dengan benda di tangannya, hanya saja ingatannya tak berhasil menemukan apapun tentang itu. "Petugas resepsionis mengatakan kalau benda ini adalah pesanan anda. Nama pengirimnya ada di dalam box." "Kau sudah memeriksanya?" tanya Morgan yang memang selalu waspada dan tak ingin lengah sedikitpun. "B _ belum Tuan," jawab Maxime tergagap. "Tapi karena benda ini sudah berhasil masuk kemari, saya rasa ini aman." Ta

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status