Home / Romansa / Tawanan Mafia Blackwood / Bab 48 - Darah Tidak Berdusta

Share

Bab 48 - Darah Tidak Berdusta

last update Last Updated: 2025-08-04 08:08:41

Damian berdiri kaku, seolah seluruh gravitasi di tempat itu hanya mengarah padanya dan perempuan yang berdiri di ambang pintu. Aurora tak sanggup berkata apa-apa, cuma bisa menatap dari belakang dengan jantung menggila.

Velia melangkah pelan, turun dari anak tangga. Setiap langkahnya punya wibawa, tapi bukan yang menakutkan lebih seperti ibu negara yang terbiasa duduk di ruang strategi, bukan ruang tamu.

Damian akhirnya bergerak. “Kenapa Mama ngilangin diri selama ini... bahkan dari aku?”

Velia berhenti tepat di hadapannya. “Karena kalau kamu tahu, kamu akan mati lebih cepat dari yang seharusnya.”

Aurora terperangah.

Damian mengepalkan rahang. “Aku berhak tahu.”

Velia menatap dalam. “Dan sekarang kamu tahu. Karena kamu sudah cukup kuat untuk gak dibunuh oleh semua kebenaran yang akan kamu dengar.”

Ia menoleh ke Aurora, lalu tersenyum kecil. “Dan kamu... gadis yang nyelamatin anakku berkali-kali.”

Aurora mengangg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 60 - DNA Aurora?

    Langit Krosia mendung. Tak ada ledakan hari ini. Tak ada peluru. Hanya hening… yang seperti menahan napas sebelum badai.Damian berdiri di balkon vila, mengenakan hoodie gelap. Bukan jas tentara. Bukan armor. Hanya pria yang baru saja kehilangan rasa takutnya dan itu hal paling berbahaya.Robert masuk, membawa data mentah dari server yang ditemukan dalam bunker musuh.“Nama-nama ini… kamu harus lihat sendiri.”Damian mengambil tablet itu. Tangannya bergetar, tapi matanya tenang. Dingin.Daftar panjang. Nama kode. Nomor proyek. Dan satu yang membuat napasnya tertahan:Project Khaos: Warisan Genetik Hybrid Target: Blackwood x Savira Bloodline“Jadi ini bukan tentang kekuasaan... ini tentang menciptakan manusia yang gak bisa dibunuh,” gumam Damian pelan.Robert mengangguk. “Dan mereka butuh bayi kalian untuk itu.”Damian mengepalkan tangan. “Gue bakal kubur mereka satu-satu.”Robert ragu-ragu. “Kau yakin ng

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 59 - LDR

    Langit Krosia menyala merah dari kejauhan. Asap tebal membumbung, membelah malam seperti luka menganga. Di balik bukit, sebuah ledakan terakhir mengguncang bumi. Markas Khaos… resmi tumbang.Helikopter evakuasi Blackwood mendarat di titik pertemuan. Angin dari baling-balingnya membuat rumput liar menari kacau. Damian turun lebih dulu, Aurora di pelukannya, tubuhnya masih lemah tapi matanya tajam, hidup.Tim medis langsung menyambut. Tapi Aurora menahan mereka dengan satu gerakan tangan.“Aku cuma mau duduk,” gumamnya. Suaranya serak. Luka-luka di wajahnya masih basah.Damian memapahnya ke sisi mobil lapis baja yang diparkir di pinggir bukit. Mereka duduk berdua dalam keheningan. Di tangan Damian, foto USG itu masih ada. Sedikit lecek. Tapi masih utuh.Aurora menatapnya. “Kau bawa itu sepanjang waktu?”Damian mengangguk. “Aku harus ingat kenapa aku bertarung.”Hening.Lalu Aurora bicara, lirih. “Mereka ingin ambi

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 58 - Aku Akan Datang

    Angin malam menyapu langit Krosia saat tiga jet siluman Blackwood menembus awan tanpa suara. Di dalam kabin sempit, Damian berdiri di dekat pintu terbuka, menatap ke bawah seperti elang mengincar mangsa. Matanya tak pernah berkedip. Di tangannya, foto USG itu masih tergenggam.Waktu tinggal hitungan menit. Di bawah sana, istrinya ditahan. Anaknya belum lahir, tapi dunia sudah mencoba memisahkan mereka.“Hitungan mundur tiga puluh detik,” suara pilot terdengar lewat komunikasi internal.Damian mengenakan helm taktisnya. Satu anggukan kecil ke arah Robert, lalu ke seluruh tim. Tak ada pidato. Tak ada teriakan perang. Hanya mata yang penuh kematian.Pintu dibuka. Angin menghantam keras. Dan satu per satu, pasukan elite itu melompat turun tubuh mereka menembus langit seperti hujan gelap yang datang membawa petaka.Sementara itu, jauh di bawah tanah, suara gemuruh samar mulai terdengar di markas musuh. Aurora masih hidup. Luka di pelipisnya be

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 57 – Api Dalam Dendam

    Bab 57 – Api Dalam Dendam Subuh belum menyapa langit Krosia. Tapi di markas Blackwood, jantung dunia bawah sudah berdetak kencang.Hanggar militer bawah tanah dipenuhi suara mesin. Jet hitam dengan emblem naga 44 disiapkan. Pasukan elit dengan armor senyap bergerak cepat, senjata diperiksa, amunisi dikunci. Tak ada waktu untuk gentar.Damian berdiri di tengah lintasan hanggar. Matanya merah. Bukan karena kurang tidur, tapi karena amarah tak bisa dipadamkan.Velia datang, masih dengan baju tempurnya. “Tim Echo sudah temukan pola pelarian mereka. Ada jalur bawah tanah lama, lorong peninggalan perang dingin, yang tembus ke daerah industri tua.”Damian mengangguk. “Itu rute mereka. Kita kejar lewat udara, mereka kejar dari bawah.”Robert mendekat sambil menempelkan tablet digital ke tangan Damian. “Ini data terakhir satelit. Kita belum temukan lokasi pasti, tapi… satu titik panas muncul tadi malam. Sinyal thermal menyala dua kali, l

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 56 – Langit Krosia Tak Biru Lagi

    Suara ledakan kecil memekakkan telinga Zane yang berdiri tak jauh dari lokasi Aurora terakhir terlihat. Ia menoleh cepat. Asap tipis mengepul di udara. Aroma gas menyengat menusuk hidung. “Kael! DIA DIAMBIL!” serunya panik. Kael langsung lari menuruni lereng, menyusuri semak-semak yang mulai dipenuhi kabut. Tapi Aurora tak ada. Yang tertinggal hanya sandal kanan miliknya dan tas kecil yang terjatuh dengan semprotan pertahanan tergeletak di tanah. “SATU LAGI ADA DI POHON SEBELAH KIRI!” Zane mengangkat pistol, menembak dua kali ke arah bayangan hitam yang meloncat ke atas tebing. Tapi terlalu lambat. Mereka sudah menghilang. Kael mengepalkan tangan, “Damian bakal bunuh kita…” * Di Markas Krosia BRAK! Damian menggebrak meja kayu besar. Cangkir teh terlempar, berhamburan ke lantai. Semua pasukan yang hadir menunduk. “AURORA HAMIL DAN KALIAN BISA-BISANYA KEHI

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 55 - Pria Berjas Hitam

    Udara pagi di Krosia menggigit ringan, tapi tak cukup dingin untuk membekukan kehangatan dalam markas bawah tanah yang baru saja kembali tenang setelah pelarian dramatis. Langkah-langkah kaki terdengar mengisi koridor batu, namun semuanya terasa damai. Untuk pertama kalinya sejak kekacauan berminggu-minggu itu, Damian bisa memejamkan mata sebentar meski tetap dalam posisi duduk, tangan masih menggenggam peta keamanan dan senjata di pinggangnya tak pernah lepas.Di ruang perawatan utama, Aurora duduk di sofa empuk berlapis bulu domba. Perutnya yang mulai membuncit dilindungi tangan Damian saat pria itu duduk di sampingnya tangannya terluka, dibalut cepat, tapi ia tetap enggan beranjak terlalu jauh dari sang istri.Velia berdiri tak jauh, sorot matanya cemas, tapi tetap tenang. Wibawanya masih terpancar kuat meskipun matanya tampak lelah.Robert menghampiri Velia dengan kepala sedikit menunduk, menunjukkan rasa hormat.“Maaf, Nyonya. Adrian masih dalam o

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status