Share

Bab 30

Author: SILAN
last update Last Updated: 2025-05-18 11:45:30
Pagi menyapa, hal yang pertama kali Hazel rasakan adalah nyeri pada bagian pinggulnya. Ia menoleh ke samping, tak ada siapapun. Langit juga sudah mulai cerah, ia lantas beranjak duduk sambil meringis memegangi pinggangnya.

Hazel menyandarkan punggung ke kepala tempat tidur, matanya menyapu kekacauan di sekelilingnya, sprei yang tergulung tidak karuan, bantal yang terlempar ke lantai, dan... bau Xavier yang masih menempel di udara.

Selain kamar yang tampak berantakan, Hazel tidak melihat keberadaan Xavier. Pria itu seakan menjadikannya sebagai wanita yang tidak ada harga dirinya, ia menyugar rambut ke belakang sambil menghembuskan nafas panjang.

"Sangat kacau, semalam sungguh memalukan." Dengan gemetar, kakinya menyentuh lantai dingin. "Aah—!" Lututnya nyaris menyerah saat melangkah.

Hazel mencengkram pinggiran tempat tidur, mendengus singkat saat merasakan kakinya sedikit kesulitan saat melangkah.

Ia lantas berendam di bathtub berisi air hangat, tubuhnya terasa jauh lebih baik dengan a
SILAN

Gak ada yang komen :(

| 17
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Bundae Reva Reva
dasar mesum wkwkwk....
goodnovel comment avatar
virna putri
brutal.. ga tau tempat.. tanpa pemanasan.. langsung nyoblos aja xixixi
goodnovel comment avatar
Dyah Vanila Gunawan
aku nungguin nich kak, lebih sering up nya , please...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 144

    Hari demi hari berlalu, yang Hazel kerjakan adalah menjaga Xavier setiap hari. Dunia terasa lebih tenang, tidak ada pertikaian lagi dan itu sangat damai. Matahari hari ini juga terlihat cerah, jika Xavier sudah sehat kembali pasti akan sangat menyenangkan bisa jalan-jalan bersama. Hazel tersenyum tipis, ia menatap wajah Xavier dimana luka di wajahnya mulai jauh lebih baik."Lihatlah, hari ini cerah sekali, kau tidak mau lihat?" tanya Hazel.Tapi tanpa ia duga, setelah mengatakan kalimat barusan, kelopak mata Xavier yang sudah terpejam selama berhari hari tiba-tiba saja terbuka. Hazel sempat kaget, mengira ia hanya berhalusinasi."Xavier?!" serunya.Buru-buru Hazel memanggil dokter, tidak butuh waktu lama dokter pun datang untuk memeriksa kondisi Xavier. Tapi pria itu hanya membuka mata, tidak menggerakkan tubuhnya. Setelah dokter mengatakan kondisi Xavier membaik, Hazel benar-benar merasa lega. Ia mendekat, melihat Xavier dengan seksama. Tapi pria itu hanya mengedipkan mata, menatap

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 143

    “Kau membiarkannya begitu saja padahal tubuhnya bahkan belum pulih?” suara Meric terdengar dari ambang pintu, tajam dan penuh nada khawatir saat melihat Hazel duduk lemah di sisi ranjang Xavier, dengan infus masih tergantung di lengannya.Christina berdiri di dekatnya, tangannya terlipat di depan dada. Ia menghela nafas, tak bisa menyembunyikan kelelahan di raut wajahnya.“Percuma aku mencegahnya,” katanya pelan. “Hazel akan tetap melakukan apapun yang dia mau, walau tubuhnya sendiri menjerit kesakitan. Kepalanya terlalu keras.”Matanya mengarah ke balik kaca jendela ruang rawat Xavier, di mana pria itu masih tak sadarkan diri, terbaring dengan tubuh penuh perban. “Yang paling penting sekarang… adalah Xavier. Luka-lukanya dalam, dan benturan di kepalanya akibat reruntuhan membuat dokter belum bisa memberi kepastian.”Meric mengusap lembut bahu Christina, mencoba mengalirkan sedikit ketenangan, karena kondisi Xavier kali ini adalah yang paling buruk dari yang pernah Christina lihat sel

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 142

    Satu jam...Dua jam...Masih belum ada tanda-tanda Xavier ditemukan, semua orang yang ada berusaha mengangkat besi-besi runtuhan bangunan dengan alat berat untuk mencari keberadaan Xavier, tapi pria itu masih belum juga ketemu.Terlebih, lokasi juga cukup luas sehingga waktu dua atau tiga jam saja tidak akan bisa menyingkirkan semua besi-besi yang aja dalam reruntuhan tersebut."Kami sedang mencoba mencari, dan butuh waktu tidak sebentar untuk mencari Xavier dibawa runtuhan bangunan." ucap Christina.Hazel menggeleng cepat. "Tidak, aku yakin Xavier masih hidup. Kita harus segera menemukan dan membawanya ke rumah sakit," balas Hazel keras kepala.Tidak ada yang bisa menghentikan Hazel, bahkan Christina. Kini, Hazel ikut mencari di sekitar area bangunan, mungkin Xavier berhasil keluar dan terjatuh di suatu tempat tidak sadarkan diri, ia harus segera menemukan pria itu, secepatnya.Dari langit masih gelap hingga matahari mulai menampakkan diri, tidak ada yang bisa menemukan Xavier disana.

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 141

    Perlahan, kabut asap dan serpihan abu mulai menyingkir ditiup angin malam. Apa yang tadinya bangunan megah tempat pertarungan brutal berlangsung, kini hanya tinggal kerangka besi hangus dan puing-puing tak bernyawa. Suasana mencekam. Sunyi. Tak satu pun berani mendekat, semua hanya berdiri, terpaku, menatap kehancuran total di depan mata.Di antara mereka, Hazel berdiri diam, tubuhnya gemetar, wajahnya kotor bercampur debu dan peluh. Pandangannya kosong, tapi napasnya memburu, seolah tubuhnya menolak menerima kenyataan yang baru saja terjadi.Satu jam sebelumnya.Hazel masih berada di dalam ruangan dimana Kevin menyekapnya dan akan memanfaatkan ia sebagai alat untuk melemahkan kemampuan Xavier, sialnya lagi Hazel tidak tau harus berbuat apa karena begitu banyak penjaga yang mengawasinya diluar."Sebentar lagi, pertandingan Xavier dan Kevin pasti dimulai dan aku masih disini tanpa bisa menghentikan mereka." gumamnya.Tapi beberapa detik kemudian, terdengar suara keributan di luar, Haze

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 140

    Xavier mendongak, darah menetes dari sudut bibirnya, namun sebuah seringai mengembang pelan di wajahnya yang penuh luka. Ia meludahkan darah ke tanah, lalu menatap Kevin tajam."Terlalu cepat kalau kau sudah merasa menang dengan mengancamku menggunakan Hazel." katanya pelan tapi penuh ancaman.Dengan gesit, Xavier berputar dan menendang kaki Kevin dari samping. Brak! Tubuh Kevin yang baru saja berdiri kembali ambruk menghantam lantai ring. Penonton berteriak heboh, adrenalin mereka memuncak.Disisi lain, Christina baru saja turun dari mobilnya dan mobil lain tak lama berhenti di dekat mobilnya parkir. Christina menoleh saat menyadari yang keluar dari mobil di sebelahnya adalah, Ella.“Bagaimana kau bisa sampai di sini?” tanya Christina tajam.“Itu tidak penting. Aku hanya ingin tahu… apa benar Xavier dan Kevin bertarung malam ini?”Christina mengangguk tenang. “Benar. Tapi kau seharusnya tidak ada di sini, Ella.”“Aku ingin melihat langsung…” gumam Ella, hendak melangkah masuk.Christi

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 139

    Suasana ring pertandingan malam itu berbeda, udara terasa lebih berat, seolah menebarkan firasat akan darah yang tumpah. Panggung telah dipersiapkan, dikelilingi oleh kursi penonton yang diisi orang-orang kepercayaan dari dua pihak Kevin dan Xavier. Mereka tak bersorak, tak berbisik. Semua hanya menanti, menahan nafas dalam diam yang memekakkan.Sementara itu, di dalam ruangannya, Xavier duduk tenang dengan bahu tegap dan mata tajam menatap dinding. Pintu terbuka, salah satu anak buahnya masuk dengan ekspresi tegang.“Dugaan Anda benar, dia membawanya,” lapor anak buah itu.Xavier tidak terkejut. Ia mengangguk pelan. “Kevin memang tak pernah tahu arti bertarung dengan terhormat,” gumamnya. “Lakukan sesuai instruksi yang kuberikan semalam. Jangan ada kesalahan.”“Siap, Tuan.”Begitu anak buahnya keluar, Xavier menatap jam di dinding. Dua jam sebelum darah dan dentuman tinju memenuhi ring. Ia bangkit, menyalakan rokok, lalu berjalan ke balkon yang menghadap ke satu sisi gedung. Dan tern

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status