Share

Chapter 5 Diterima atau Tidak?

“Astaga, jam berapa ini?”Teriakan terdengar setelah sepersekian detik seorang gadis mungil kembali dari alam mimpinnya. Rambut hitamnya yang tidak tertata ditambah mata hitamnya yang masih menampilkan segala kelelahan dihari sebelumnya tidak mengurungkan gadis itu untuk segera berlari keluar dari kamar. Tidak memedulikan tatapan tetangga kosnya yang sudah sangat hapal dengan tingkah gadis itu yang selalu terjadi setiap paginnya.

“Anet kesiangan lagi?”Teriak Ibu kos saat mendengar salah satu penghuni kosnya sedang berlari-lari menuju ke kamar mandi.

“Iya Bu, alarm nya ga nyala lagi,”jawab Anet dengan lantang

“Bukan engga nyala kali, kamu matiin tanpa sadar,”jawab salah satu anak kos yang sedang menyikat giginnya.

Tidak memedulikan suara disekitarnya, Anet segera memasuki kamar mandi, dan mandi dengan sangat cepat tidak merasakan dinginnya air yang mengenai tubuhnya. Setelah menyelesaikan segala rutinitas pagi yang diburu-buru Anet segera berlari memberhentikan angkot dengan tujuan kampusnya dan memulai harinya.

Suara nafas tidak beraturan terdengar dari seorang gadis mungil yang saat ini sedang berlari, gadis

Mungil dengan rambut hitam pekat menggunakan pakaian serba hitam dihiasi jas dokter di atasnya. Kotak peralatan berbagai macam serba serbi kedokteran gigi tidak lupa dibawannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.58 pagi 2 menit lagi gadis ini akan mendapatkan hukuman karena terlambat. Bukan hanya sekali, tapi sudah berkali-kali gadis ini datang sangat mepet dengan waktu absensinnya.

"Anet telat lagi?”Teriak satpam di pintu gerbang rumah sakit.

"Belum telat pak, hampir,”teriak gadis mungil yang di panggil Anet tadi sambil berlari .

"Huff, untung saja tidak telat,”ucap Anet ngos-ngosan setelah Anet selesai memasukan absensinnya.

 "Neng, minum dulu,”ucap Ujal sambil menyodorkan teh kotak di tangannya.

"Aduh, Mang tau aja saya haus,”ucap Anet semangat sambil mengambil minuman dari tangan office Boy universitasnya.

"Lah…ga gratis, Neng bayar. Saya juga masih kasbon itu."

"Kok ga ngomong mang kalo bayar. Tau gitu ga saya minum,”gerutu Anet kesal sambal

Mengeluarkan uang 5 ribu dari kantongnya.

"Ya, udah Mang saya naik dulu, takut udah dateng pasien saya"

"Ya, Neng makasih ya"

Anet pun segera berjalan menuju lift, ia segera mengeluarkan  ponsel dari kantongnya bermaksud untuk menelepon pasiennya yang sudah berjanji datang hari ini, betapa kagetnya Anet saatelihat begitu banyak pemberitahuan masuk ke ponsel Anet, gadis itu segera membelakakan matannya saat melihat siapa pengirim dari pesan yang masuk keponselnya pada malam hari.

“Net, kenapa? Kaya liat setan aja,”tegur Dodi salah satu teman dekat Anet begitu melihat temannya mematung didepan lift dengan tangan yang menutupi mulutnya.

“Anet hall...”Ujar Dodi sambil mengibaskan tangannya didepan wajah Anet

“Dod, gua keterima,”bisik Anet pelan sambil mengerjapkan matannya berkali-kali berharap bahwa pesan yang dibacannya tidak berubah”

“Keterima apaan net?”Tanya Dodi bingung

“Gua keterima kerja!!”Teriak Anet keras sambil berlari mengepalkan tangannya keatas

“Serius Lu? Congrats Anet,”teriak Dodi tidak kalah kerasnya.

Rasa senang Anet begitu terlihat diwajahnya, pekerjaan yang sudah lama diimpikannya sudah berada didepan mata. Pesan yang diterimannya merupakan pesan dari HRD tempat dokter dimana Anet melamar menjadi asisten dokter dan kebetulan hari ini Anet sudah bisa memulai kerja karena kebutuhan asisten yang begitu mendesak.

“Bray bagaimana sudah ketemu?”Sebuah suara wanita langsung terdengar disebrang sana menunggu jawaban dari empunnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status