Share

Chapter 3 Siapa dia ?

"Rupannya kamu masih ingat ya punya Oma,”jawab Oma Amara judes sambil membuang muka dari hadapan laki-laki di hadapannya mendengar jawaban Oma Amara, pria dihadapan oma hanya menghela nafas berat dan mendudukan tubuh tingginya dikursi sebelah oma Amara.

"Oma maafkan Bray ya karena sudah datang terlambat. Bray sudah berusaha secepat mungkin dataang kemari. Saat mendengar Voice Note yang oma kirimkan bray sedang berada ditengah-tengah meeting penting.”Laki-laki yang baru saja datang itu adalah Bray Anggara, pria berwajah bak dewa yunani membuat siapa saja pasti menengokan kepalannya jika pria ini ada, memiliki tinggi 185 cm dengan aura dingin misterius membuat Bray menjadi salah satu Billioner muda yang menjadi incaran hyena-hyena lapar disekitarnya.

"Jadi Oma dengan pekerjaan, Bray masih lebih memilih pekerjaan”jawab Oma masih merajuk

"Tidak Oma, Oma tetap selalu menjadi nomor satu”jawab Bray lembut.

Hanya dihadapan Oma nya saja Bray menjadi sosok yang sangat berbeda. Setelah orang tuannya meninggal Bray dibesarkan oleh Oma Amara, sehingga Oma Amara merupakan keluarga Bray yang paling dekat dengannya.

"Sekarang, kenapa Oma dirumah sakit? Apa yang terjadi? Apakah Oma terluka? “mendengar rentetan pertanyaan dari Bray membuat Oma Amara tidak tega pada cucu kesayangannya itu.

"Oma ingin berjalan-jalan, tapi ditengah jalan Oma diganggu oleh orang dan Oma terjatuh"

"Tapi Oma baik-baik saja,lihat”seru Oma Amara cepat begitu melihat mata milik Bray menggelap.

"Oma, sudah berapa kali Bray bilang jangan pergi sendirian”ucap Bray frustasi

"Tapi oma benar baik-baik saja seorang gadis kecil menolong oma tadi. Kau tau nak, dia sangat lucu dan menggemaskan kamu pasti juga menyukainnya. Dia yang memaksa Oma ke rumah sakit juga"

"Oh ya, kemana penolong Oma yang sangat Oma kagumi itu?”Jawab Bray tersenyum melihat Omannya yang sangat bersemangat. Sudah lama Bray tidak melihat senyuman itu, senyuman itu menghilang sejak kakak laki-lakinnya memilih pergi dari rumah.

"Dia sedang kekamar mandi, tunggulah disini Oma akan mengenalkan dia padamu"

"Lebih baik Oma dirawat dulu, jika tidak luka di kaki Oma bisa infeksi”jawab Bray sambil memeriksa kaki di kaki Oma Amara

"Apa yang rumah sakit ini lakukan, membiarkan pasiennya menunggu lama”gerutu Bray sambil mendekati meja pendaftaran. Oma Amara masih mencari keberadaan Anet tidak memedulikan Bray yang terlihat memarahi orang dihadapannya.

"Aku sudah meminta orang untuk menunggu di kamar, ayo Oma”ajak Bray sambil mulai mendorong kursi roda Oma Amara

"Tidak, tunggu dulu . Bagaimana kalo Anet mencari Oma?”Jawab Oma sambil menahan tangan Bray.

“Bray akan minta orang untuk menunggu disini Oma"

“tidak…tidak… Oma mau menunggu Anet”Bray kembali menghela nafas menghadapi Oma satu ini yang begitu keras kepala. Sebelum Bray kembali menjawab pertanyaan Oma ada seorang perawat yang mendekati mereka

"Maaf pak Bray, tadi ada seorang gadis menitipkan ini untuk nyonya Amara"

"Apa itu? Berikan kepadaku”jawab Oma tidak sabar, sambil mengambil kertas yang diberikan perawat tadi, setelah membaca isinnya Oma Amara langsung menjadi muram

"Oma ada apa? Siapa yang memberikan kertas itu?”Tanya Bray setelah melihat perubahan ekspresi dari omannya.

"Anet, dia pamit pulang karena harus segera bekerja. Oma bahkan belum tau nama panjangnya atau apapun mengenai Anet,”jawab Oma sedih

"Oma mau Bray cari gadis bernama Anet ini? Oma taukan Bray bisa melakukannya.”Hibur Bray setelah melihat omannya yang begitu sedih.

"Bisakah Bray? Oma hanya mengetahui nama panggilannya Anet."

"Bisa Oma, sekarang yang terpenting luka oma kita obati dulu ya. Bray janji akan cari gadis itu,”jawab Bray, sambil mendorong Oma Amara menuju ruangan VVIP yang sudah dipesannya tadi. Bray segera mengetik pesan kepada sekertarisnya agar mencari gadis bernama Anet yang telah mengambil hati Omannya hanya dengan satu kali pertemuan, dan mengembalikan senyum Omannya seperti sebelum masalah datang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status