Share

Ikatan yang Terbentuk

Author: Harrymraz
last update Last Updated: 2025-06-16 15:18:27

Bahaya terasa semakin nyata, menusuk hingga ke dalam persembunyian mereka. Jagad Buana kini telah mengidentifikasi Arjuna Wiratama sebagai pelindung Naya Kirana, dan itu membuat taruhan semakin tinggi. Arjuna tahu ia tidak bisa lagi bermain-main. Naya Kirana bukan sekadar "objek" berharga yang harus ia amankan; ia adalah seseorang yang kini terhubung dengannya secara aneh, dan yang harus ia lindungi.

Arjuna mulai melatih Naya Kirana secara intensif. Ia mengajarkan bahasa Indonesia dengan lebih serius, menggunakan kartu bergambar, menunjuk objek, dan mengulang kata-kata. Naya Kirana adalah pembelajar yang luar biasa. Otaknya seperti spons, menyerap setiap informasi dengan kecepatan yang menakjubkan. Dalam beberapa hari, ia sudah bisa menyusun kalimat sederhana, meskipun masih terbata-bata.

"Jangan... sentuh... air," Naya Kirana berbisik, menunjuk kran air di dapur, mengulang instruksi Arjuna.

"Bagus," kata Arjuna, mengangguk. "Ingat, kau tidak boleh basah, kecuali kalau kau sudah siap untuk... berubah." Ia masih belum yakin bagaimana cara kerjanya, tetapi ia tahu bahwa perubahan itu akan menarik perhatian, dan mereka tidak bisa mengambil risiko itu sekarang.

Kianjaya, di sisi lain, sibuk melacak jejak digital Jagad Buana. "Hyung, orang ini punya koneksi sampai ke tingkat tertinggi di pemerintahan," lapor Kianjaya melalui telepon. "Dan dia punya perusahaan keamanan swasta yang besar, yang mungkin adalah 'pembersih' yang kau sebutkan. Mereka sangat rahasia."

"Apa motifnya sebenarnya, Kian?" tanya Arjuna, menatap Naya Kirana yang sedang menonton berita di televisi.

"Masih belum jelas, Hyung. Tapi semua data yang kudapat menunjukkan obsesinya pada 'kekuatan kuno' dan 'keabadian'. Dia menghabiskan miliaran rupiah untuk proyek-proyek penelitian mitos dan artefak. Dan ada laporan aneh tentang dia yang mencoba membeli pulau-pulau terpencil dengan akses ke laut dalam."

Arjuna mengerutkan kening. Keabadian. Pulau terpencil. Semua itu kembali ke Naya Kirana dan gelang mutiara hitamnya.

Kilasan Ingatan — Era Majapahit

Adipati Damarjati semakin menyadari betapa dalam obsesi Patih Durjana terhadap kekuatan Dewi Tirta dan gelang mutiara hitamnya. Ia mendengarkan laporan dari Ki Sanjaya (reinkarnasi Kianjaya) yang cerdik, yang telah menyusup ke beberapa jaringan informan Patih Durjana.

"Yang Mulia Adipati," lapor Ki Sanjaya. "Patih Durjana sedang mengumpulkan semua tabib dan dukun gelap di seluruh Majapahit. Dia juga telah mengirimkan para prajurit setianya ke desa-desa terpencil di pesisir, mencari 'tanda-tanda' dari makhluk laut."

"Dia mencari Dewi Tirta," gumam Adipati Damarjati. "Dan gelang itu."

"Benar, Yang Mulia," Ki Sanjaya mengangguk. "Dia percaya gelang itu akan memberinya kekuasaan abadi. Ada desas-desus bahwa Patih Durjana bahkan sudah mulai melakukan ritual-ritual gelap, mengorbankan sebagian rakyat demi mendapatkan kekuatan lebih."

Adipati Damarjati mengepalkan tangannya. "Dasar iblis! Dia harus dihentikan!"

Sementara itu, Dewi Tirta, yang kini telah belajar banyak tentang dunia manusia, menjadi lebih terbiasa dengan kehidupannya yang baru. Ia belajar bagaimana membaca ekspresi manusia, memahami emosi mereka. Ia mulai melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.

Ia menghabiskan banyak waktu bersama Adipati Damarjati. Mereka berbicara (melalui telepati) tentang masa lalu, tentang Majapahit, dan tentang takdir yang mengikat mereka. Adipati Damarjati berbagi cerita tentang ibunya, tentang bagaimana ia belajar bertahan hidup di istana yang kejam, dan tentang kerinduannya akan kedamaian.

"Aku... mengerti," bisik Dewi Tirta melalui pikiran, merasakan kesedihan Adipati Damarjati. Ia meletakkan tangannya di lengan Adipati Damarjati, mencoba menghibur. Kehangatan dari sentuhan itu mengalir di antara mereka, sebuah ikatan yang semakin kuat.

Suatu malam, saat mereka bersembunyi di sebuah gua, Bagas Prasetya (reinkarnasi Bagas) yang saat itu seorang prajurit setia Adipati Damarjati, melaporkan bahaya yang mendekat.

"Yang Mulia Adipati! Pasukan Patih Durjana datang! Mereka telah melacak kita!" lapor Bagas. "Mereka lebih banyak dari sebelumnya."

Adipati Damarjati melihat ke arah Dewi Tirta. "Kita harus bersiap. Aku akan melindungimu."

"Tidak," bisik Dewi Tirta, menggeleng. "Aku... akan membantu. Aku akan... mengalihkan perhatian." Ia tahu ia bisa menggunakan kekuatannya untuk memancing Patih Durjana dan pasukannya.

Kilasan itu berakhir dengan Naya Kirana merasakan ikatan emosional yang kuat dengan Adipati Damarjati, dan tekadnya untuk melindunginya.

Kembali ke Masa Kini

Naya Kirana menatap Arjuna, matanya dipenuhi tekad. Aku akan membantumu. Dia... jahat. Dia ingin... gelang ini. Dia ingin... kekuatanku.

Arjuna melihat tekad di mata Naya Kirana. Ia tahu ia tidak bisa membiarkan Naya Kirana bertarung sendirian, tetapi ia juga tahu bahwa kekuatan Naya Kirana adalah kunci.

"Aku punya rencana," kata Arjuna, mengambil napas dalam-dalam. "Kita tidak bisa terus bersembunyi. Kita akan memancingnya."

Rencana Arjuna adalah jebakan. Ia akan menggunakan dirinya sendiri sebagai umpan, memancing Jagad Buana ke sebuah lokasi di mana ia bisa mengendalikan situasi, dan di mana Naya Kirana bisa menggunakan kekuatannya jika memang dibutuhkan. Ia akan menggunakan informasi dari Kianjaya untuk memanipulasi Jagad Buana.

Ia mulai menyebarkan rumor palsu di dunia underground dan jejaring sosial tentang sebuah "artefak kuno yang baru ditemukan" yang sangat mirip dengan deskripsi gelang Naya Kirana. Ia juga mengatur pertemuan fiktif dengan seorang kolektor seni gelap yang konon tertarik pada gelang itu.

Seperti yang ia duga, Jagad Buana langsung terpancing. Melalui backdoor yang Kianjaya tanam di sistem Jagad Buana, mereka bisa melihat reaksinya: amarah, dan kemudian obsesi yang semakin kuat untuk mendapatkan artefak itu. Kompas kuno Jagad Buana berputar liar, menunjuk ke arah informasi palsu yang disebarkan Arjuna.

"Dia terpancing, Hyung!" lapor Kianjaya, terdengar gembira. "Dia mengirimkan tim elitnya ke lokasi yang kau tentukan!"

"Bagus," kata Arjuna, tersenyum tipis. "Sekarang, kita hanya perlu menunggunya datang."

Naya Kirana, yang kini mengerti sebagian besar percakapan mereka, menatap Arjuna. Berbahaya.

"Aku tahu," kata Arjuna, meraih tangan Naya Kirana. Kehangatan tangan Naya Kirana terasa menenangkan. "Tapi aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu."

Ikatan antara Arjuna dan Naya Kirana kini telah melampaui sekadar penipu dan "mangsa" berharga. Ada kepercayaan yang tumbuh di antara mereka, sebuah koneksi emosional yang mendalam, mirip dengan ikatan antara Adipati Damarjati dan Dewi Tirta. Mereka adalah dua jiwa dari masa lalu dan masa kini, yang ditakdirkan untuk saling melindungi.

Malam itu, di kediaman mewah Jagad Buana, ia melihat laporan dari anak buahnya. "Sebuah artefak kuno? Dengan ciri-ciri gelang putri duyung itu?" Ia tertawa sinis. "Mereka mencoba mengelabuhiku. Tapi aku tidak peduli. Jika itu bisa membawaku lebih dekat padanya, aku akan pergi!"

Kompas di tangannya berputar, tetapi kali ini, ia merasakan sinyal ganda: satu dari lokasi palsu, dan satu lagi yang samar, namun sangat kuat, dari Naya Kirana sendiri, yang kini terpancar dari hati Naya Kirana yang terikat pada Arjuna.

"Kau tidak bisa mengelak dari takdir, putri duyung," gumam Jagad Buana. "Kekuatanmu akan menjadi milikku."

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Takdir yang Teranyam Kembali

    Kembalinya Naya Kirana bukanlah sebuah rahasia yang bisa disimpan selamanya. Setelah pertemuan pertamanya dengan Putri Anggraini, Bagas Prasetya, dan Kianjaya, berita tentang manifestasinya mulai menyebar di kalangan terbatas di dalam Yayasan Pelestarian Lautan. Tidak ada laporan resmi ke media, tetapi di antara mereka yang berdedikasi pada pelestarian laut, gema "melodi lautan" dan "penjaga baru" mulai menjadi bisikan penuh harapan.Naya Kirana kini tidak lagi terbatas pada keberadaan spiritual. Ia dapat bermanifestasi dalam wujud manusia di daratan, meskipun ia masih mempertahankan aura cahaya dan koneksi mendalamnya dengan air. Ia tidak bisa hidup layaknya manusia biasa, tidak membutuhkan makanan atau tidur, namun ia bisa berinteraksi, berbicara, dan yang paling penting, membimbing.Peran Naya Kirana bagi Yayasan Pelestarian Lautan menjadi tak ternilai. Dengan koneksinya yang langsung dengan lautan, ia bisa merasakan kesehatan ekosistem secara global, mendeteksi ancaman polusi, ata

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Pertemuan Kembali

    Cahaya biru yang memancar dari dalam teluk terus membesar, memukau Putri Anggraini. Pusaran air yang lembut itu kini berdenyut dengan ritme yang memukau, memancarkan melodi yang hanya bisa ia dengar di dalam hatinya. Aroma asin laut bercampur dengan wangi bunga-bunga tropis yang tiba-tiba bermekaran di sekitar bibir pantai, seolah alam turut merayakan.Dari pusat pusaran cahaya itu, sosok itu perlahan-lahan mengambil bentuk. Bukan lagi siluet transparan, tetapi sebuah wujud yang nyata, meskipun masih diselimuti aura bercahaya. Rambut panjang sebiru samudra, mata yang memancarkan kebijaksanaan dan kerinduan berabad-abad, dan senyum yang lembut namun penuh kekuatan. Itu adalah Naya Kirana, kembali.Putri Anggraini terkesiap. Ia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Rasa takutnya lenyap, digantikan oleh kekaguman murni dan rasa koneksi yang mendalam, seolah ia telah menunggu momen ini sepanjang hidupnya. Air matanya menetes, bukan karena kesedihan, tetapi karena keindahan yang luar b

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   di Kedalaman

    Puluhan tahun telah berlalu sejak kepergian Arjuna Wiratama. Warisannya hidup subur melalui Yayasan Pelestarian Lautan, yang kini dipimpin oleh Bagas Prasetya, dengan Kianjaya sebagai kepala penelitian global. Giok Penjaga Takdir yang pernah menjadi jimat pribadi Arjuna, kini tersimpan di sebuah museum maritim yang didirikan untuk menghormati dedikasinya. Giok itu diletakkan di dalam vitrin kaca khusus, memancarkan cahaya biru samar yang hampir tak terlihat, namun selalu menarik perhatian para pengunjung yang paling peka.Dunia telah banyak berubah. Teknologi semakin maju, namun ancaman terhadap lautan juga semakin kompleks. Meski begitu, berkat fondasi yang diletakkan Arjuna, kesadaran global akan pentingnya menjaga ekosistem laut telah meningkat pesat. Namun, di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, lautan mulai menunjukkan fenomena yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.Di berbagai belahan dunia, para pelaut melaporkan mendengar melodi aneh dari kedalaman laut, sebuah lagu yang

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Takdir yang Teranyam Kembali

    Kembalinya Naya Kirana bukanlah sebuah rahasia yang bisa disimpan selamanya. Setelah pertemuan pertamanya dengan Putri Anggraini, Bagas Prasetya, dan Kianjaya, berita tentang manifestasinya mulai menyebar di kalangan terbatas di dalam Yayasan Pelestarian Lautan. Tidak ada laporan resmi ke media, tetapi di antara mereka yang berdedikasi pada pelestarian laut, gema "melodi lautan" dan "penjaga baru" mulai menjadi bisikan penuh harapan.Naya Kirana kini tidak lagi terbatas pada keberadaan spiritual. Ia dapat bermanifestasi dalam wujud manusia di daratan, meskipun ia masih mempertahankan aura cahaya dan koneksi mendalamnya dengan air. Ia tidak bisa hidup layaknya manusia biasa, tidak membutuhkan makanan atau tidur, namun ia bisa berinteraksi, berbicara, dan yang paling penting, membimbing.Peran Naya Kirana bagi Yayasan Pelestarian Lautan menjadi tak ternilai. Dengan koneksinya yang langsung dengan lautan, ia bisa merasakan kesehatan ekosistem secara global, mendeteksi ancaman polusi, ata

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Pertemuan Kembali

    Cahaya biru yang memancar dari dalam teluk terus membesar, memukau Putri Anggraini. Pusaran air yang lembut itu kini berdenyut dengan ritme yang memukau, memancarkan melodi yang hanya bisa ia dengar di dalam hatinya. Aroma asin laut bercampur dengan wangi bunga-bunga tropis yang tiba-tiba bermekaran di sekitar bibir pantai, seolah alam turut merayakan.Dari pusat pusaran cahaya itu, sosok itu perlahan-lahan mengambil bentuk. Bukan lagi siluet transparan, tetapi sebuah wujud yang nyata, meskipun masih diselimuti aura bercahaya. Rambut panjang sebiru samudra, mata yang memancarkan kebijaksanaan dan kerinduan berabad-abad, dan senyum yang lembut namun penuh kekuatan. Itu adalah Naya Kirana, kembali.Putri Anggraini terkesiap. Ia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Rasa takutnya lenyap, digantikan oleh kekaguman murni dan rasa koneksi yang mendalam, seolah ia telah menunggu momen ini sepanjang hidupnya. Air matanya menetes, bukan karena kesedihan, tetapi karena keindahan yang luar b

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Gema di Kedalaman

    Puluhan tahun telah berlalu sejak kepergian Arjuna Wiratama. Warisannya hidup subur melalui Yayasan Pelestarian Lautan, yang kini dipimpin oleh Bagas Prasetya, dengan Kianjaya sebagai kepala penelitian global. Giok Penjaga Takdir yang pernah menjadi jimat pribadi Arjuna, kini tersimpan di sebuah museum maritim yang didirikan untuk menghormati dedikasinya. Giok itu diletakkan di dalam vitrin kaca khusus, memancarkan cahaya biru samar yang hampir tak terlihat, namun selalu menarik perhatian para pengunjung yang paling peka.Dunia telah banyak berubah. Teknologi semakin maju, namun ancaman terhadap lautan juga semakin kompleks. Meski begitu, berkat fondasi yang diletakkan Arjuna, kesadaran global akan pentingnya menjaga ekosistem laut telah meningkat pesat. Namun, di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, lautan mulai menunjukkan fenomena yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.Di berbagai belahan dunia, para pelaut melaporkan mendengar melodi aneh dari kedalaman laut, sebuah lagu yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status