Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 175. Pergi jalan-jalan

Share

Bab 175. Pergi jalan-jalan

last update Last Updated: 2025-06-20 23:51:34

Setelah sarapan bersama Mama Siska dan Nayla, aku merasa ingin menghabiskan hari ini dengan mereka. Jakarta mungkin sibuk, tapi aku tahu ada beberapa tempat dengan pemandangan indah yang bisa kami kunjungi bersama. Aku ingin suasana santai, jauh dari kemewahan apartemen untuk sementara waktu.

"Ma, Nay, kita jalan-jalan hari ini, yuk," ajakku sambil memandang mereka yang masih duduk di sofa ruang tamu. "Hari Minggu gini enaknya ke tempat yang pemandangannya bagus."

Nayla, langsung bersorak. "Hore! Aku setuju, Bang! Ke mana, nih? Pantai Ancol apa ke Monas?"

Mama Siska tersenyum, tapi matanya masih menunjukkan sedikit kekhawatiran. "Raka, asal aman aja, ya. Mama masih ingat soal orang misterius itu. Apa dia tidak akan mengikuti kita?"

"Tenang, Ma. Kita pergi sama Pak Herdi, naik mobil. Aman, kok," kataku meyakinkan. "Kalian ganti baju dulu, ya. Pak Herdi antar kalian balik ke apartemen, nanti jemput aku di depan."

"Ok, Bang! Aku mau pakai baju yang baru beli kemarin!" seru Nayla, langsun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Salim Kastono
Kelanjutannya mana...???
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 416. Desahan Lila

    "Gimana sayang, apa kamu puas?" tanya George, memeluk Lila."Puas banget Paman, aku tidak menyangka jika Paman sangat perkasa dan kuat padahal umurnya tidak jauh dari Ayah." jawab Lila, jari jemarinya menelusuri dada bidang George."Tentu dong sayang, jangan lihat usia tapi cara kerjanya." kata George bangga, mencium kening Lila.Lila semakin erat memeluk George, walaupun tubuhnya penuh dengan keringat tapi justru membuat Lila semakin suka."Kamu mau lagi sayang, seronde lagi yuk!" tawar George, tangannnya meremas buah dadanya Lila."Boleh kalau Paman masih kuat, aku juga pengen lagi. Pisang Paman bikin nagih, besar, panjang keras dan berurat." kata Lila, meremas benda pusaka George yang sudah mengeras.George tertawa lepas, "Gak nyangka, keponakan sendiri ketagihan pisang Pamannya sendiri. Nanti akan Paman kasih, kamu bilang saja kalau kamu mau." George mulai duduk, bersandar di ranjang. "Hisap dulu sayang kalau kamu suka!"Lila bangkit, dia berjongkok di depan George. Kedua tanganny

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 415. Hasrat liar George

    Sementara itu di kamarnya George, tidak kalah panasnya. George menarik tubuh Nayla ke atas kasur, mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Dan kini sekarang, Nayla sudah tidak ada lagi sehelai benangpun menutupi tubuhnya. "Tunggu paman, nanti kalau Tom ke kamarku gimana?" Tanya Nayla cemas."Tenang saja, tadi mereka masih sibuk editing kan. Pokoknya sebelum mereka selesai, aku pastikan kita sudah selesai." Kata George meyakinkan."Baik paman, setelah aku nanti giliran Lila. Dia sudah penasaran banget pengen sama kamu." kata Nayla mengingatkan."Tenang saja, tadi aku katakan tunggu giliran kan. Dia pasti sedang nunggu di balkon, jika nanti Tom atau Liam cari kamu, ada Lila yang akan membereskan semuanya, pasti aman." Kata George membelai rambut Nayla.Hingga akhirnya Nayla sudah tidak khawatir lagi, dia bisa bercinta dengan George dengan tenang.George membuka semua pakaiannya, benda pusakanya yang sudah sangat mengeras ingin segera terbebaskan. Benda pusaka George menjulang tinggi, membu

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 414. Gairah di pos security

    Di dalam pos satpam, mereka bertiga semakin bernafsu. Pak Bambang terus menggerakkan pinggulnya tanpa henti, sementara Rina sangat asik menikmati benda pusaka Pak Jamal."Gantian Bang, pengen ngerasain juga." pinta pak Jamal, memandang Pak Bambang yang keenakan bergoyang."Ok Mal, tentu saja." Jawab Pak Bambang, menghentikan goyangannya.Mereka bertukar posisi, Pak Jamal bangkit sementara Pak Bambang duduk di sebelahnya. Sekarang posisi Rina terlentang, kakinya di buka lebar-lebar dan Pak Jamal siap memasukkan benda pusakanya. Dengan sekali hentakan saja, benda pusaka Pak Jamal melesat masuk sampai dalam."Ahhh enak banget, sangat menjepit.." desah Pak Jamal, melenguh keras.Pak Jamal menggerakkan pinggulnya dengan kencang, tubuh Rina ikut bergoyang-goyang. Sementara Pak Bambang yang berada di sebelahnya, mulai berlutut di dekat wajah Rina, dia menyodorkan benda pusakanya agar di nikmati oleh Rina."Lihat neng Rina Bang, dia beruntung menikmati dua pisang sekaligus." Kata pak Jamal, m

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 413. Semakin liar

    Kali ini, Siska langsung dikelilingi oleh banyak anggota keluarga. Mrs. Sariani, dengan bangga, selalu menjelaskan status kehamilan Siska.“Kami sudah siapkan tea time di kebun. Tapi Siska, kamu duduk di sini saja. Jangan terlalu banyak bergerak,” ujar salah satu putri Bibi Angeline, menuntun Siska ke sofa empuk.Siska diperlakukan seperti ratu. Semua orang ingin tahu tentang kehamilannya, tentang ngidam-nya, dan tentang prediksi jenis kelamin bayi.“Kamu harus makan ini, Siska. Ini tart apel buatan tangan. Bagus untuk janin,” kata sepupu Raka, memberikan piring tart yang tampak lezat.Marc Dubois, sepupu Raka yang tinggi dan good looking, juga ada di sana. Marc, meskipun tidak berani mendekat karena ada Raka, terus saja menunjukkan perhatiannya pada Siska.“Siska, apakah kamu merasa dingin? Biar aku ambilkan selimut dari dalam,” tawar Marc sopan.Raka segera menyahut, sedikit kesal dengan perhatian Marc yang berlebihan. “Terima kasih, Marc. Tapi aku sudah membawa jaket untuknya.”Mes

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 412. Gairah di apartemen

    Selanjutnya, mereka menuju Museum Louvre. Mereka tidak masuk ke dalam museum untuk menghindari kelelahan, tetapi mereka menikmati keindahan arsitektur istana lama dan ikon Piramida Kaca I.M. Pei yang kontemporer.“Ayo, kita foto di depan Piramida!” ajak Mr. Henri, tertawa riang.Mereka berempat berfoto bersama di bawah Piramida Kaca. Mr. Henri dan Mrs. Sariani berdiri di belakang, memeluk Raka dan Siska dari samping. Foto itu memancarkan kebahagiaan keluarga yang sempurna.“Lihat, Siska! Kamu tersenyum!” seru Raka senang, melihat hasil foto di ponselnya.Mereka kemudian menyusuri Champs-Élysées dengan mobil, berhenti sejenak untuk mengagumi Arc de Triomphe yang berdiri gagah di ujung jalan.“Ini adalah monumen kemenangan. Kamu, Siska, akan memenangkan perjuanganmu melawan stres ini. Kamu akan menjadi Ibu yang kuat,” kata Raka, menatap Siska penuh cinta.Siska mulai tertawa. “Kalian bertiga ini seperti tour guide pribadi terbaik di dunia.”Setelah lelah berkeliling, mereka makan siang

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 411. Siska mimpi buruk lagi

    Setelah makan malam selesai, Tom dan teman-temannya menuju ruang tengah. Mereka segera menyalakan laptop dan proyektor untuk mulai mengedit konten amal pagi itu. Sam ikut bergabung, meskipun pikirannya masih dipenuhi konflik batin.Nayla dan Lila, yang ingin menghindari suasana editing yang serius, memilih ke balkon penthouse.“George benar-benar keterlaluan ya, Nay,” bisik Lila pada Nayla. “Malam itu, dengan semua orang di sini… dia berani sekali.”Nayla tersenyum. “Justru itu yang menarik, La. Dia berkuasa. Dia membuat kita merasa liar.”“Iya, tapi Paman George itu adik dari Ayahku. Dan dia… dia sekarang pamanmu,” ujar Lila, masih ada sedikit rasa bersalah.Saat mereka sedang membicarakan George, tiba-tiba George muncul dari pintu geser balkon.“Wah, kenapa cuma berdua? Di dalam terlalu ramai ya?” tanya George, senyumnya menyeringai.George melangkah santai, dan tanpa diminta, ia duduk di antara Nayla dan Lila, membuat ketiga tubuh mereka berdekatan. George menyalakan sebatang cerut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status