Beranda / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 325. Permainan Liana di atas ranjang

Share

Bab 325. Permainan Liana di atas ranjang

Penulis: Galaxybimasakti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-28 16:51:46

Hingga Erik turun ke bawah dan mengemut buah dadanya. Liana semakin mendesah, tubuhnya menggelinjang.

"Ahhh sayang, mmmhh.."

Erik begitu bernafsu meremas buah dada Liana, pentilnya ia gigit kecil dan ia kenyot seakan ingin meminum susunya.

"Ahhh tubuhmu sangat seksi sayang, buah dadamu sangat nikmat," racau Erik, di sela-sela kenyotannya.

Liana meremas punggung Erik, seolah tidak ingin berhenti. Sampai dalam sekejap, mereka berdua sudah tidak memakai apa-apa. Tubuh Liana yang seksi, memantulkan cahaya lampu yang remang membuat siluet tubuhnya begitu menggoda.

Erik menindih tubuh Liana, buah dadanya yang besar tertekan oleh dada Erik yang membuat Erik semakin terangsang. Benda pusaka Erik, bergesekan dengan paha mulus Liana, sehingga dari ujungnya mengeluarkan cairan bening.

Erik kembali mencium bibir Liana, ciuman yang kini sangat liar dan agresif. Erik mengenyot bibir Liana, yang membuat Liana kewalahan. Lidahnya menari-nari di sana, saling menarik dan berbagi air ludah.

Suasana mal
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 340. Bayangan misterius

    Mereka menyebar di tepi sungai: Tom, Nayla, Lila, dan Liam di satu spot; Mrs. Sariani, Siska, dan George di spot lain; Jack, Ethan, dan Sam di spot ketiga.Tom mengajari Nayla cara memasang umpan, tangannya memegang tangan Nayla pelan.“Nih, Nay, pegang pancingnya kuat. Kalau ada tarikan, angkat pelan-pelan.”Nayla tertawa, “Aku takut ikannya loncat ke muka aku, Tom!”Di sisi lain, Lila dan Liam bersaing siapa yang dapat ikan pertama. “Kalau aku menang, kamu traktir es krim malam ini,” goda Lila.Liam mengedipkan mata, “Deal, La. Tapi kalau aku menang, kamu harus… cerita ke Ibu tentang kita.”Lila memerah, tapi akhirnya tersenyum. “Oke, tapi pelan-pelan ya.”Mrs. Sariani, yang duduk di batu dengan pancing di tangan, mengenang masa kecilnya. “Siska, dulu Ayah Ibu selalu ngajak memancing setiap akhir pekan. Ikan gorengnya enak banget, beda sih kalau langsung dari sungainya."Siska mengangguk, “Bu, nanti kita goreng ikannya bareng. Ini momen langka, kita semua santai kayak gini.”George,

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 339. Kemenangan untuk Dupont

    Pagi itu di Paris, udara terasa lebih tegang dari biasanya. Langit cerah dengan sinar matahari yang menyusup melalui jendela rumah Montmartre, tapi Raka dan Mr. Henri tak sempat menikmatinya. Mereka sudah siap untuk langkah krusial: konfrontasi dengan Mr. Jhon.Setelah bukti-bukti yang dikumpulkan Luc dan Marie semakin kuat, termasuk rekaman CCTV, email terenkripsi, dan transaksi bank mereka memutuskan untuk menjebaknya dalam pertemuan yang disamarkan sebagai diskusi bisnis.Mr. Henri, mengenakan jas hitam favoritnya yang selalu membawa keberuntungan, duduk di ruang kerja rumah sambil menelepon Jhon. Suaranya tenang, seolah tak ada apa-apa.“Jhon, bagaimana kabarnya? Aku di Paris sekarang, mau bahas peluang kemitraan baru di Asia. Bisa ketemu siang ini di kantor pusat? Aku dan anakku, Raka, nunggu kamu.”Di ujung telepon, Mr. Jhon, pria paruh baya dengan aksen Inggris yang halus, terdengar antusias. “Henri, tentu saja! Aku senang sekali. Sampai jumpa nanti siang.”Raka, yang mendengar

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 338. Teman lama

    “La, lihat ini! Lucu banget, kayak boneka!” kata Nayla, menggendong seekor kelinci putih sambil tertawa.Lila mengangguk, “Iya, Nay! Rasanya aku pengen bawa pulang satu.”Tom dan Liam, tentu saja, tak melewatkan momen ini untuk syuting. Ethan merekam Nayla dan Lila dari dekat, sementara Jack mewawancarai pengunjung lokal untuk tambahan konten.“Ini seperti berada di Eropa ya padahal kita berada di Indonesia. Bandung ternyata sangat luar biasa!” kata Jack ke kamera, dengan latar belakang rumah hobbit yang menggemaskan.Mrs. Sariani dan Siska berjalan di kebun bunga, mengambil foto bersama. “Siska, dulu Ibu pengen punya kebun kayak gini. Sekarang, lihat anak-anak terlihat bahagia,” kata Mrs. Sariani, suaranya penuh syukur.Siska memeluk mertuanya, “Iya, Bu. Ini momen yang indah. Aku senang kita bisa liburan bareng kayak gini.”George dan Sam bergabung dengan tim konten, membantu mengatur angle syuting. Sam bahkan ikut berpose dengan domba, membuat semua tertawa saat domba itu mendekat p

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 337. Jalan-jalan

    Raka mengangguk, “Aku siap, Yah. Tapi aku masih kepikiran soal Jhon. Kalau dia beneran dalangnya, kita harus hentikan dia secepat mungkin.”Mr. Henri tersenyum tipis, “Luc dan Marie sudah bekerja. Mereka akan temukan bukti yang kita butuh. Sekarang, fokus ke meeting ini. Ini ujian pertama kamu sebagai pewaris Dupont.”Meeting berlangsung di ruang ballroom hotel, dihadiri belasan investor dari Eropa dan Asia. Raka memulai presentasi dengan penuh percaya diri, menjelaskan rencana ekspansi Dupont ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dia berbicara dengan lugas, sesekali menyisipkan cerita pribadinya—dari anak panti asuhan hingga pewaris perusahaan raksasa. Para investor terkesan, beberapa bahkan bertepuk tangan saat dia selesai.Namun, di tengah sesi tanya jawab, seorang investor dari Singapura, Mr. Tan, mengangkat isu sensitif. “Monsieur Raka, kami dengar ada masalah keuangan di Dupont. Apa benar perusahaan Anda dalam bahaya?”Raka menarik napas dalam, mengingat nasihat Claire untuk tet

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 336. Seperti terhipnotis

    Di Paris, langit pagi berwarna kelabu, dengan awan tipis menyelimuti kota. Di kantor pusat Dupont, suasana tegang menyelimuti ruang kerja Mr. Henri. Tim IT, dipimpin oleh seorang analis senior bernama Philippe, bekerja tanpa henti untuk melacak serangan siber yang mengancam perusahaan.Raka dan Mr. Henri duduk di ruang konferensi, dikelilingi layar monitor yang menampilkan data dan jejak digital. Claire, dengan wajah serius, memimpin briefing bersama Philippe dan dua anak buah setia Mr. Henri, Luc dan Marie, yang dikenal sebagai tim investigasi terbaik perusahaan.“Henri, Raka, kami menemukan sesuatu,” kata Philippe, menunjukkan laporan di tabletnya. “Jejak IP dari Amsterdam itu ternyata terhubung ke server pribadi milik seseorang di lingkaran bisnis Eropa. Kami belum bisa memastikan, tapi ada indikasi kuat ke arah Mr. Jhon.”Mr. Henri mengerutkan kening, tangannya mengepal di atas meja. “Jhon? Dia sudah lama bekerja sama dengan kita. Kenapa dia tiba-tiba jadi ancaman?”Luc, pria beru

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 335. Masalah hacker

    Pagi harinya, pukul enam pagi, apartemen sudah ramai. Dua mobil SUV disiapkan untuk perjalanan ke Bandung, dikemudikan oleh Pak Herdi dan Pak Budi. Pak Rudi, bersama Pak Bambang dan Pak Jamal, tinggal menjaga apartemen dengan sigap. Semua berkumpul di ruang tamu, membawa tas kecil berisi pakaian ganti dan kamera untuk tim konten kreator.Mrs. Sariani, mengenakan tunik hijau dan syal sutra, tampak bersemangat meski ada sedikit kerinduan di matanya.“Ini pertama kalinya Ibu pulang ke Bandung tanpa Henri. Semoga kalian suka rumah Ibu,” katanya, memeluk Lila dan Nayla.Siska, dengan kaus sederhana dan celana panjang, memegang tangan Nayla. “Nay, kalau capek, bilang ya. Jangan dipaksakan.”Nayla mengangguk, “Iya, Ma. Aku baik-baik aja kok. Lagipula, ada Tom,” katanya sambil tersenyum ke Tom, yang membawa ransel penuh peralatan vlog.Perjalanan ke Bandung dimulai pukul tujuh pagi. Jalan tol Cipularang relatif lancar, dengan pemandangan sawah dan bukit yang mulai menghijau di musim hujan. Di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status