Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 81. Cerita masa lalu

Share

Bab 81. Cerita masa lalu

last update Last Updated: 2025-05-02 23:02:30
"Nanti setelah tiba di apartemen, kamu jangan dulu masuk biar kita tidak sedang bersama." katanya.

Aku mengangguk, "Baik, aku mengerti."

Setelah mobil Alicia masuk apartemen, aku menunggunya dulu agar dia masuk ke dalam. Setelah dia masuk ke dalam, aku mulai masuk masuk dan memarkirkan motorku. Aku berjalan menuju apartemennya, aku sudah pernah ke apartemennya jadi aku sudah tahu.

Ketika sudah di depan pintu, Alicia seakan tahu dan dia membuka pintunya. Aku duduk di sofa, memegang segelas jus mangga yang dia tawarkan.

“Raka, makan dulu, aku punya pasta enak,” katanya, tersenyum, tapi aku menggeleng sopan.

“Belum laper, Alicia. tadi aku sudah makan banyak cemilan di kantor,” kataku berbohong, tersenyum kecil, meski perutku sebenarnya keroncongan.

Alicia mengangguk, duduk di sampingku, dan kami mulai mengobrol. Tapi Alicia tetap memberikan aku makanan kecil, dia terus memaksa dan akhirnya aku memakannya juga. Aku menceritakan rencana baru kami melawan Alex dan Tiara—menggunakan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 245. Erangan di malam hari

    "Ah sayang kamu memang sangat seksi." Pak Bambang mulai meremas buah dadanya.Tiara menggeliat, hingga Pak Jamal kembali memasukkan benda pusakanya yang membuat Tiara tersentak."Ahhh...." Tiara melenguh panjang, posisi mereka berdiri dan Tiara di apit oleh dua pria.Tiara berhadapan dengan Pak Jamal, dia mendongak ke bawah sambil mencium bibir Tiara.Sementara Pak Bambang menelusuri tubuh Tiara, tangannya yang kasar membelai punggungnya hingga berhenti pada bokongnya yang kencang dan montok. Tangannya mulai meremas bokongnya, sesekali memukul-mukulnya. Pak Bambang menunggu giliran, ia semakin terangsang melihat Tiara dan Pak Jamal sedang memadu kasih. Tiara begitu menikmati, ketika Pak Jamal menghentakkan pinggulnya dengan keras. Apalagi ciumannya begitu sangat agresif, kedua tangan Pak Jamal juga terus meremas buah dadanya.Sekitar beberapa menit, Pak Jamal melepaskan benda pusakanya dan memberikan kesempatan untuk Pak Bambang menikmati bagian inti Tiara."Sekarang giliran lu Bang,

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 244. Rahasia Tiara terbongkar

    Benda itu melesat masuk begitu dalam, Tiara memang agak hiper juga jadi dia menikmatinya. Tiara masih belum tahu siapa pria yang sedang membobol gawangnya, tapi semakin benda itu bergerak cepat membuat Tiara mendesah. Pakaian Tiara mulai di buka satu persatu, hingga tubuh putih mulusnya kontras dengan warna kulit mereka. Ya.... Tiara masih belum sadar jika dia sedang dinikmati oleh dua orang pria sekaligus yaitu Pak Bambang dan Pak Jamal.Pak Jamal berada di posisi belakang Tiara, yang sedang menggoyang bagian intinya. Sementara Pak Bambang di depan, ia menikmati buah dadanya yang montok. "Rezeki nomplok nih, untung aja malam ini gua pengen ke rumah," ucap Pak Jamal, di sela-sela goyangannya.Suara Pak Jamal, membuat Tiara sadar dan membuka matanya. Ia terkejut, melihat Pak Bambang berada di depannya."Abang,..." nada suaranya terkejut, lalu menengok ke belakang. Pak Jamal menyeringai lebar, "Hi sayang," Seketika Tiara melepaskan diri, tapi Pak Jamal menahannya dengan kuat. Tenagan

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 243. Lila hilang dan Tiara dengan kerja pertamanya

    Tiba di Pianemo, mereka mendaki anak tangga kayu menuju viewpoint terkenal. Perjuangan mendaki di bawah matahari terik terbayar saat mereka sampai di puncak. Pemandangan Pianemo menakjubkan: gugusan pulau karst kecil di tengah laut biru turquoise, dikelilingi karang warna-warni yang terlihat jelas melalui air jernih. Langit cerah dengan awan tipis menambah keindahan.“Ini seperti surga!” seru Claire, memeluk Mike.Raka dan Siska berfoto berdua, bergandengan tangan dengan latar pemandangan laut. Nayla dan Tom berfoto bersama secara diam-diam, tapi Lila, yang tak ingin kalah, terus mencuri perhatian dengan pose dramatis.Mereka juga menikmati kuliner lokal di warung terapung dekat Pianemo, menyantap ikan kerapu bakar dengan sambal dabu-dabu dan kelapa muda segar. Tom dan teman-temannya terus merekam, mengunggah konten ke Instagram dan TikTok, membuat pengikut mereka iri dengan keindahan Raja Ampat. Paman George, meski ikut berfoto, tetap menjaga jarak dari Raka dan Siska, hanya berbinca

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 242. Menuju Raja Ampat

    “Bisa, Pak,” jawab Tiara, suaranya penuh semangat. “Saya siap kerja sekarang juga.”Pak Bima mengangguk. “Bagus. Marni, tolong panggil Susi, kasih tahu tugasnya ke Mbak Tara.”Marni memanggil Susi, pelayan senior berusia 40-an. Susi membawa Tiara ke ruang pelayan di lantai bawah, di mana ia diberi seragam: kemeja putih, rok hitam, dan celemek biru tua.Susi memperkenalkan Tiara pada 20 pelayan lain, pria dan wanita, yang bekerja di berbagai lantai. “Ini Tara, pelayan baru di penthouse,” kata Susi. Semua menyapa ramah, tapi Tiara hanya tersenyum tipis, fokus pada rencananya.Susi menjelaskan tugasnya yaitu menyapu, mengepel, membersihkan kamar, mengganti seprai, dan menyiapkan makanan jika diminta. Dan mungkin karena sekarang Mr Henri ada di sini, jadi akan pasti masak setiap hari.Tiara ditugaskan di penthouse, tempat keluarga Dupont tinggal. Hari itu juga, ia mulai bekerja, membersihkan ruang tamu besar dengan sofa kulit dan jendela kaca menghadap kota. Meski ia benci pekerjaan pelay

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 241. Diterima kerja

    Malam itu, saat Tiara sedang memainkan ponselnya, sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal:[Mbak Tara, selamat, Anda diterima kerja di apartemen Dupont. Besok pukul 09.00 datang dengan pakaian rapi untuk bertemu Pak Bima.]Tiara tersenyum lebar, hatinya melonjak kegirangan. Rencananya untuk menyelinap ke kehidupan keluarga Dupont akhirnya membuahkan hasil. Ia memutuskan untuk mengurus pengunduran diri dari kafe nanti, karena pekerjaan di sana sudah lama membuatnya tidak betah gaji kecil dan pelanggan yang sering menyebalkan.Setelah membersihkan makeup penyamarannya dengan micellar water dan tisu basah, ia memeriksa rambut palsu dan kacamatanya, lalu tidur dengan pikiran penuh rencana.Pagi hari, pukul 06:30, Tiara terbangun oleh ketukan keras di pintu kosannya. Ia membuka pintu dengan wajah mengantuk, mendapati Ibu Wulan, pemilik kosan, berdiri dengan tangan di pinggang.“Tiara, mana uang kosan? Katanya mau bayar kemarin! Dari kemarin aku ke sini, kamu nggak ada!” bentak Ibu Wulan,

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 240. Gairah di rumah kosong

    Tiara menelan ludah, melihat ukurannya yang cukup besar. Tiara merasa ragu untuk membukanya, tapi Pak Bambang mengangguk tersenyum agar segera membukanya.Secara perlahan, Tiara membukanya hingga menyembulah benda pusakanya pada wajah Tiara yang membuatnya terkejut.Pak Bambang tersenyum puas, "Aku sayang buka mulutmu, nikmati punya Abang."Tiara mulai menggenggam benda pusakanya, ukurannya sama seperti punya Raka tapi yang ini ada tiga tasbih di batangnya dan banyak urat. Tiara mulai membuka mulutnya, ukurannya yang besar jadi hanya bisa masuk sebagian saja. Karena Pak Bambang sudah sangat bernafsu, ia menekan kepalanya sampai benda pusakanya melesat masuk dalam sampai ke kerongkongannya."Uuoookkk," Tiara mulai muntah tapi Pak Bambang menahannya, hingga air liurnya menetes di lantai."Ayo sayang, buka mulutmu lebar-lebar! Ayo terus telan makin dalam, nikmati sayang, kamu suka kan?" tangan Pak Bambang menekannya cukup lama, hingga mengeluarkannya dan Tiara bisa bernafas lega."Pelan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status