Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 90. Tidur di kamar mertuaku

Share

Bab 90. Tidur di kamar mertuaku

last update Last Updated: 2025-05-06 23:02:24

Malam ini, aku melaju pulang dari apartemen orangtuaku, angin Jakarta menyapu wajahku, membawa perasaan lega yang lama tak kurasakan. Menceritakan soal Tiara dan Alex kepada Ayah, Ibu, dan Lila seperti melepaskan beban berat dari pundakku. Dukungan mereka—kekhawatiran Ayah, pelukan Ibu, dan semangat Lila—membuatku yakin masalah ini akan selesai.

Dengan koneksi Ayah, Alex tidak akan lolos, dan Tiara akan menyesal di ulang tahunnya nanti. Tapi pikiranku melayang ke pertanyaan mereka soal Alicia. Nada ingin tahu Ibu dan godaan Ayah seolah mengira aku punya hubungan dengannya. Aku menggeleng sendiri di bawah helm—yang kucintai hanyalah Mama Siska.

Mama Siska, wanita yang selalu jadi pilar hidupku, yang pemaaf dan penuh kasih. Tapi aku tersentak membayangkan apa jadinya jika Ayah dan Ibu tahu aku mencintai mertuaku sendiri, yang usianya jauh lebih tua dariku. Apakah mereka akan merestuinya? Aku tahu Mama Siska berbeda—hatinya tulus, kehangatannya tak tergantikan—tapi dunia ini penuh penil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 91. Lanjut di kamar mandi, hampir saja ketahuan!

    Mama Siska tertawa kecil, "Dasar anak muda, nafsunya besar."Aku tersenyum nakal, "Jadi gimana aku dikasih gak?"Dia hanya tersenyum, itu menandakan jika dia juga menginginkannya. Aku segera membuka pakaianku, aku cium bibirnya dan aku remas buah dadanya. Badannya licin oleh sabun, benda pusakaku sudah sangat berontak sangat keras seperti baja.Aku membungkuk mencari sarang, aku masukkan benda pusakaku ke dalam sarangnya. Karena badannya penuh oleh sabun, hanya satu gerakan saja kita sudah menyatu."Ahh punya kamu gede banget Raka," Mama Siska merintih, tangannya mencengkram erat lenganku."Tapi kamu suka kan? Yang gede lebih enak dan puas." kataku tertawa puas.Dia pun tertawa kecil dan mencubit hidungku. Posisinya kurang nyaman, mungkin karena aku lebih tinggi. Akhirnya aku angkat tubuhnya, aku dorong tubuhnya sampai menyentuh dinding. Aku gerakan pinggulku secara perlahan sambil mencium bibirnya. Suara kucuran air, membuat suara hentakanku tersamarkan. Kita harus segera menyelesai

    Last Updated : 2025-05-06
  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 92. Kembali ke Paris

    Jam makan siang tiba, dan Alicia mendekatiku di kantor, suaranya pelan.“Raka, kita makan siang di luar, aku mau bahas tentang Daniel. Bilang saja mau meeting, agar mereka tidak curiga.” Aku mengangguk, masalah ini cukup kita berdua saja yang tahu dan mungkin Alex masih mengawasi jika aku terlihat mencurigakan. Kami pamit pada mereka termasuk Claire, berpura-pura membawa dokumen proyek, dan melaju ke restoran kecil di pinggir kota, tersembunyi dengan bilik-bilik privat. Suasananya sepi, hanya beberapa pelanggan, cocok untuk obrolan rahasia.Kami memesan makanan dan jus, lalu Alicia mulai bercerita, matanya berbinar.“Semalem usahaku sukses, Raka. Aku sengaja memancing Daniel—aku bilang jika aku ingin putus, dan dia marah besar, ngomong kasar, bahkan mencoba menarik tanganku. Orangtuaku, yang sembunyi di ruang sebelah, langsung keluar. Daniel kaget, nggak bisa mengelak lagi. Ayahku marah, langsung putusin pertunangan. Daniel pergi dengan muka merah,” katanya, tersenyum lega.Aku ikut

    Last Updated : 2025-05-07
  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 1. Godaan Mertuaku

    Aku tidak percaya, ternyata apem mertuaku jauh lebih nikmat daripada istriku sendiri. Malam ini, akhirnya aku bisa melepaskan hasratku dengan Mama Siska, ibu mertuaku sendiri. "Enak banget Ma, semakin lama rasanya semakin nikmat." Aku tidak berhenti menggoyang mertuaku di atas kasur. "Kamu juga sangat perkasa Raka, Mama sampai kewalahan. Kamu memang luar biasa, ayo Raka bikin Mama puas!" Desahnya, badannya bergetar. "Siap Ma, akan kubuat Mama puas. Kita main sampai pagi Ma, Mama mau kan aku goyang sampai pagi?" "Mau banget Raka, Mama pasrah apapun yang kamu lakukan." Istriku berselingkuh dengan pria lain, maka dari itu aku membalasnya, berhubungan dengan Ibunya. Hujan deras mengguyur malam itu, menciptakan simfoni yang seharusnya menenangkan. Tapi tidak untukku. Aku terjaga di atas ranjang, menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang berantakan, seperti hujan yang mengguyur tanpa henti. Seharusnya di sebelahku ada istriku yang menemaniku, di saat cuaca dingin begini aku hanya

    Last Updated : 2025-03-17
  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 2. Ujian Semakin Berat

    Setelah selesai mandi, aku langsung duduk dan mengacak rambutku yang masih setengah basah. Napasku masih sedikit berat, pikiranku juga masih terjebak di dalam sisa mimpi semalam.Mimpi yang tidak seharusnya terjadi.Desahan Mama Siska yang menggoda, tatapannya, suaranya yang nyaris seperti bisikan, benar-benar membuatku gila. Dia mengajakku untuk bercinta, tapi ternyata semua itu hanya mimpi!Aku menelan ludah. Dadaku terasa sesak oleh perasaan yang sulit dijelaskan.Sial. Aku harus berhenti memikirkan ini.Tok tok!"Abaaaang!!"Suaranya yang lembut dan khas itu membuatku tersentak. Aku menoleh ke arah pintu kamar yang masih tertutup."Bukain dong, Nayla mau masuk!"Nayla. gadis itu ternyata masih di rumah.Aku menghela napas, mencoba mengumpulkan tenaga sebelum berjalan ke pintu dan membukanya. Begitu pintu terbuka, gadis cantik itu langsung melongok ke dalam kamar dengan ekspresi penasaran.Nayla adalah adik dari istriku, dia baru saja masuk kuliah tahun ini, tubuhnya ramping dan cu

    Last Updated : 2025-03-17
  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 3. Api yang Mulai Menyala

    Untungnya, aku sampai di kantor tepat waktu. Namun, pikiranku masih penuh dengan mimpi aneh semalam.Aku duduk di meja kerja, menyalakan komputer, lalu menatap layar tanpa benar-benar bekerja.Suara Mama Siska di mimpiku benar-benar terus terdengar di telingaku. Tatapan wajahnya dan juga semua yang dia lakukan di mimpi itu terasa sangat nyata.Aku benar-benar bingung, kenapa aku bisa mendapat mimpi seperti itu padahal aku tidak pernah berpikir macam-macam pada mertuaku. Apa ini efek dari hasratku yang tidak bisa tersalurkan karena istriku jauh?Aku menghela napas dalam-dalam, lalu mencoba untuk kembali pada pekerjaanku.Sebagai seorang desainer grafis, jelas pekerjaanku banyak berurusan dengan aplikasi edit gambar. Kebetulan, kantorku ini salah satu studio desain yang cukup terkenal, banyak mengambil job membuat banyak desain untuk keperluan iklan produk-produk terkenal.Aku membuka salah satu desain yang sedang aku kerjakan. Karena masih bingung dengan elemen yang sesuai, tanpa sadar

    Last Updated : 2025-03-17
  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 4. Tamu Tak Diundang dan Sentuhan Mama Siska

    Alicia langsung menatapku, tapi posisinya masih belum berubah. Setelah beberapa saat, baru dia bangkit dan duduk lagi di kursinya dengan santai.“Oh, ini Raka, aku mau kasih konsep iklan untuk produk minuman yang kemarin,” katanya dengan santai, lalu menyerahkan satu map dokumen.“Minggu depan desainnya harus selesai, dan kamu ikut aku untuk meeting dengan pihak mereka, ya. Aku kamu kamu jelaskan ke mereka soal desain kita,” lanjutnya lagi.“Baik, Bu,” jawabku, lalu meraih dokumen itu.Aku membuka tiap lembar dokumen dan mempelajarinya sekilas.“Raka, kamu tahu proyek ini cukup besar, kan? Jadi, aku sangat mengandalkanmu sebagai desainer grafis senior di sini,” kata Alicia sambil menatapku dengan dalam.Saat aku menatapnya balik, aku justru menemukan sesuatu yang janggal. Alicia tampak sedang sedikit menggigit bibir bawahnya, seperti sedang sengaja memainkannya. Lalu, entah kenapa tatapan Alicia kepadaku terasa semakin aneh. Matanya seperti menyiratkan sesuatu. Bahkan, aku tidak tahu

    Last Updated : 2025-03-17
  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 5. Kesetiaan yang Diuji

    Jantungku berdegup keras."Temani bagaimana, Ma?" tanyaku, berusaha terdengar netral.Dia menatapku, lalu tersenyum tipis. "Temani Mama tidur di kamar. Hanya sebentar sampai Mama tidur. Mama masih takut."Aku menelan ludah. Sejujurnya, mimpi semalam masih membuatku merasa canggung untuk berhadapan dengan Mama Siska. Namun, sekarang kondisinya berbeda. Aku juga sedikit khawatir kalau Mama Siska sampai tidak bisa tidur karena ketakutan.Namun, rasanya ini tidak benar. Bagaimana bisa aku menemani ibu mertuaku untuk tidur di kamarnya?“Tapi, Ma …”Mama Siska mengeratkan genggamannya, matanya menatapku dengan lembut. "Mama takut, Raka.""Tapi......" Aku ragu."Di rumah ini hanya ada kita berdua, Nayla masih menginap di rumah temannya. Kalau saja dia ada, Mama akan meminta Nayla untuk menemani." Mama Siska menatapku dengan mata sedikit berair. Sepertinya, dia benar-benar sangat ketakutan.Aku menghela napas pasrah. Sepertinya, pikiranku memang terlalu liar sampai-sampai hampir tega mengabai

    Last Updated : 2025-03-17
  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 6. Menolak dengan Tegas

    Mama Siska menatapku, ekspresinya sulit diartikan. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang jelas tidak seharusnya ada.Namun, saat aku hendak menciumnya lagi, tiba-tiba bayangan wajah Tiara muncul di kepalaku. Aku langsung menegakkan punggungku, menarik tanganku perlahan, lalu berbalik memunggungi Mama Siska lagi. "Ma, ini nggak benar."Ia terdiam, lalu menunduk. Aku bisa melihat jemarinya mengepal di atas selimut. Ada rasa kecewa di sana, tapi juga kesadaran.Aku menghela napas, lalu bangkit dari ranjang. Mata Mama Siska masih tertuju padaku, tapi kali ini berbeda—tidak lagi ada keinginan yang terselubung, hanya ada kelelahan dan sedikit rasa malu."Maaf, Raka…" katanya, suaranya nyaris berbisik.Aku menatapnya sejenak, lalu mengangguk. "Istirahatlah, Ma. Kalau ada apa-apa, panggil saja aku."Tanpa menunggu jawaban, aku melangkah keluar kamar dan menutup pintu pelan-pelan.Aku tidak ingin mengkhianati Tiara, aku berusaha tetap setia dan sabar menunggunya.Di kamarku sendiri, aku duduk d

    Last Updated : 2025-03-19

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 92. Kembali ke Paris

    Jam makan siang tiba, dan Alicia mendekatiku di kantor, suaranya pelan.“Raka, kita makan siang di luar, aku mau bahas tentang Daniel. Bilang saja mau meeting, agar mereka tidak curiga.” Aku mengangguk, masalah ini cukup kita berdua saja yang tahu dan mungkin Alex masih mengawasi jika aku terlihat mencurigakan. Kami pamit pada mereka termasuk Claire, berpura-pura membawa dokumen proyek, dan melaju ke restoran kecil di pinggir kota, tersembunyi dengan bilik-bilik privat. Suasananya sepi, hanya beberapa pelanggan, cocok untuk obrolan rahasia.Kami memesan makanan dan jus, lalu Alicia mulai bercerita, matanya berbinar.“Semalem usahaku sukses, Raka. Aku sengaja memancing Daniel—aku bilang jika aku ingin putus, dan dia marah besar, ngomong kasar, bahkan mencoba menarik tanganku. Orangtuaku, yang sembunyi di ruang sebelah, langsung keluar. Daniel kaget, nggak bisa mengelak lagi. Ayahku marah, langsung putusin pertunangan. Daniel pergi dengan muka merah,” katanya, tersenyum lega.Aku ikut

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 91. Lanjut di kamar mandi, hampir saja ketahuan!

    Mama Siska tertawa kecil, "Dasar anak muda, nafsunya besar."Aku tersenyum nakal, "Jadi gimana aku dikasih gak?"Dia hanya tersenyum, itu menandakan jika dia juga menginginkannya. Aku segera membuka pakaianku, aku cium bibirnya dan aku remas buah dadanya. Badannya licin oleh sabun, benda pusakaku sudah sangat berontak sangat keras seperti baja.Aku membungkuk mencari sarang, aku masukkan benda pusakaku ke dalam sarangnya. Karena badannya penuh oleh sabun, hanya satu gerakan saja kita sudah menyatu."Ahh punya kamu gede banget Raka," Mama Siska merintih, tangannya mencengkram erat lenganku."Tapi kamu suka kan? Yang gede lebih enak dan puas." kataku tertawa puas.Dia pun tertawa kecil dan mencubit hidungku. Posisinya kurang nyaman, mungkin karena aku lebih tinggi. Akhirnya aku angkat tubuhnya, aku dorong tubuhnya sampai menyentuh dinding. Aku gerakan pinggulku secara perlahan sambil mencium bibirnya. Suara kucuran air, membuat suara hentakanku tersamarkan. Kita harus segera menyelesai

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 90. Tidur di kamar mertuaku

    Malam ini, aku melaju pulang dari apartemen orangtuaku, angin Jakarta menyapu wajahku, membawa perasaan lega yang lama tak kurasakan. Menceritakan soal Tiara dan Alex kepada Ayah, Ibu, dan Lila seperti melepaskan beban berat dari pundakku. Dukungan mereka—kekhawatiran Ayah, pelukan Ibu, dan semangat Lila—membuatku yakin masalah ini akan selesai. Dengan koneksi Ayah, Alex tidak akan lolos, dan Tiara akan menyesal di ulang tahunnya nanti. Tapi pikiranku melayang ke pertanyaan mereka soal Alicia. Nada ingin tahu Ibu dan godaan Ayah seolah mengira aku punya hubungan dengannya. Aku menggeleng sendiri di bawah helm—yang kucintai hanyalah Mama Siska.Mama Siska, wanita yang selalu jadi pilar hidupku, yang pemaaf dan penuh kasih. Tapi aku tersentak membayangkan apa jadinya jika Ayah dan Ibu tahu aku mencintai mertuaku sendiri, yang usianya jauh lebih tua dariku. Apakah mereka akan merestuinya? Aku tahu Mama Siska berbeda—hatinya tulus, kehangatannya tak tergantikan—tapi dunia ini penuh penil

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 89. Orangtuaku tahu semuanya

    Langit Jakarta sore itu berwarna jingga, dan aku melaju ke apartemen orangtuaku, hati penuh kehangatan setelah baikan dengan Mama Siska pagi tadi. Motor berhenti di menara kaca yang megah, sekuriti menyapa dengan sebutan “Tuan Muda Raka,” membuatku tersenyum canggung.Di penthouse, Lila menyambutku dengan pelukan ceria. “Kak Raka, akhirnya dateng! Ibu sama Ayah udah nunggu!” katanya, menarikku ke ruang tamu.Aroma kopi dan kue Prancis memenuhi udara, sofa kulit dan jendela panorama menambah kemewahan.Ayah duduk di kursi besar, kemeja linennya rapi, sementara Ibu menyapa dengan senyum lembut, memelukku erat.“Raka, kamu pasti capek kerja seharian,” katanya, tangannya membelai pipiku.Aku tersenyum, merasa seperti anak kecil yang dimanjakan. Lila asyik menunjukkan foto-foto vila kemarin di ponselnya, dan aku duduk, menikmati kebersamaan yang masih terasa seperti mimpi.Ayah menatapku, matanya serius tapi hangat. “Raka, mungkin kita disini hanya tiga hari saja di Indonesia. Bisnis di Pa

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 88. Kembali baikan dan strategi baru

    Seperti malam kemarin, aku sulit untuk tidur. Hatiku belum tenang sebelum meminta maaf pada Mama Siska, aku harus mencari waktu yang tepat agar bisa berduaan dengannya.Pagi ini aku bangun tidur lebih awal dari biasanya, pukul lima pagi aku segera keluar dari kamar dan berniat ingin berolahraga dulu sebentar. Aku melangkah keluar kamar, berharap menemukan momen untuk bicara. Di dapur, cahaya lampu temaram menyala, dan Mama Siska sudah bangun, mengaduk teh di cangkir, wajahnya lembut tapi penuh beban. Ini kesempatanku.“Ma, bisa bicara sebentar?” tanyaku, suaraku pelan, berdiri di ambang pintu.Dia menoleh, matanya ragu, tapi mengangguk, menunjuk kursi di depannya. Aku duduk, menarik napas dalam, dan mulai berbicara. “Ma, soal di pasar… aku tahu Mama lihat aku pelukan dengan seorang wanita. Itu Bu Alicia, bosku. Mama mungkin belum pernah bertemu dengan dia. Dia nggak lebih dari atasan dan temen biasa, Ma. Hari itu, dia lagi patah hati—pacarnya ketahuan selingkuh. Dia menangis, Ma, dan

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 87. Kekayaan keluarga Dupont

    Aku berdiri di penthouse apartemen keluarga Dupont, jas Armani biru tua membalut tubuhku, kemeja Gucci terasa lembut di kulit, dan aroma Creed Aventus masih menempel. Rolex di pergelangan tanganku berkilau, sepatu Ferragamo mengkilap, dan kacamata hitam Ray-Ban terselip di saku. Aku memandang cermin, nyaris tidak mengenali pria tampan di depan—bukan Raka dari panti asuhan, tapi seseorang yang seperti keluar dari majalah model.Lila bertepuk tangan, “Kak Raka, kayak aktor Hollywood!” katanya, matanya berbinar. Ayah dan ibu tersenyum bangga, dan aku hanya tersipu, masih canggung dengan kemewahan ini.“Ayo, kita jalan-jalan sekarang melihat bisnis keluarga,” kata Ayah, mengambil kunci mobil. Aku menarik napas dalam, berbisik padanya, “Ayah, tolong cuma tunjukan saja tempatnya, jangan mengenalkan aku pada orang lain. Identitas ini masih rahasia, aku takut nanti mereka akan tahu sebelum waktunya.” Ayah mengangguk, matanya penuh pengertian, dan kami turun ke lobi, di mana Rolls-Royce Pha

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 86. Keajaiban

    Hari Minggu pagi terasa berat, meski langit Jakarta cerah. Aku duduk di ruang makan, menyeruput kopi, pikiranku terpaku pada Mama Siska. Dia masih marah atas kejadian kemarin—dia melihatku memeluk Alicia—masih menghantui, dan sikapnya yang dingin membuatku gelisah. Aku ingin meminta maaf, menjelaskan bahwa itu bukan seperti yang dia pikir, tapi rumah terasa penuh hambatan. Tiara bersiap pergi, rambutnya diikat rapi, wajahnya penuh senyum palsu.“Mas, aku ada meeting sama klien, mungkin sampai sore,” katanya, mencium pipiku.Aku hanya mengangguk, tidak peduli lagi dengan kebohongannya. Aku tahu dia mungkin bertemu Alex.“Hati-hati, Ti,” kataku, suaraku datar.Nayla, yang libur kuliah, sibuk mengetik di ponsel, berkata akan mengundang teman-temannya ke rumah.“Bang, teman-temanku mau datang, loh! Kita mau bikin pizza bareng,” katanya, ceria."Wah pasti seru, nanti jangan lupa sisain buat Abang." kataku menggodanya."Tenang saja, gak bakal habis di makan semua juga ko."Aku melirik Mama

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 85. Momen haru bersama keluargaku

    "Ma, aku pamit dulu, kalau nanti Tiara tanya bilang saja aku sedang meeting bersama Reza." kataku berharap Mama Siska memaafkanku."Iya nanti di bilangin," katanya nadanya datar, tetap sibuk memasak.Nayla sedang ada di kamarnya, tapi tadi aku sudah memberitahunya jadi tidak perlu mengatakannya lagi. Akupun segera pergi, aku memanaskan mesin motorku dan pergi menuju apartemennya Claire yang sudah menunggu di tempat biasa. Ketika aku sudah sampai, dia sedang duduk menungguku tersenyum ketika aku datang. Aku memberikan helm padanya, kita segera pergi menuju bandara.Langit Jakarta malam ini berkilau, tapi hatiku tidak menentu bercampur, rasa haru menanti keluargaku, dan luka karena Mama Siska yang masih belum memaafkanku. Aku berdiri menunggu kedatangan orangtuaku di Bandara Soekarno-Hatta, di samping Claire, yang tidak bisa berhenti tersenyum.“Raka, sebentar lagi kamu bertemu dengan orangtuamu! Lila juga ikut, lho,” katanya, matanya berbinar.Aku mengangguk, tanganku menggenggam gant

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua    Bab 84. Hati yang sepi

    Aku duduk di meja makan, aroma rendang buatan Mama Siska menggoda, tapi suasana malam ini terasa berat. Mama Siska, yang biasanya ceria dan penuh cerita, kini pendiam, hanya menunduk menyendok nasi. Matanya menghindari pandanganku, dan setiap gerakannya terasa dingin, seperti dinding tak terlihat yang memisahkan kami. Tiara dan Nayla, sebaliknya, ngobrol ceria, tertawa tentang drama Korea yang mereka tonton tadi siang.“Bang, kamu harus lihat episode terbarunya, seru banget!” kata Nayla, matanya berbinar.Aku tersenyum kecil, menimpali seadanya, tapi pikiranku hanya pada Mama Siska. Aku kembali teringat kejadian tadi, dia berlari di pasar dengan wajah datar, melihatku memeluk Alicia, terus menghantui pikiranku. Salah paham itu pasti menyakitinya, dan aku benci diriku karena tidak langsung mengejar. Aku ingin menjelaskan, dan mengatakan jika aku dan Alicia tidak ada hubungan apa-apa, tapi Tiara dan Nayla di meja membuatku terkurung dalam diam.“Ma, rendangnya enak banget,” kataku, berh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status