Share

18. Pamit

Happy Reading

*****

Sepanjang perjalanan pulang, Wening mencoba mencerna kalimat demi kalimat yang dijelaskan oleh si Mbak kasir di restoran tersebut. Akalnya mulai tidak bisa mencerna, jika saudara serta ibunya melihat Fandra sebagai office boy di sebuah toko buku. Lalu, Fandra mana lagi yang dia lihat di restoran yang katanya pemilik sekaligus manajer.

"Ah, pusing. Kamu itu, ya. Bisa-bisanya menghantui aku seperti ini," gerutu Wening di dalam mobilnya.

Melirik arloji di tangan kiri, Wening berpikir untuk membelikan sesuatu pada kedua orang tuanya. Sampai saat ini, dia belum menceritakan tentang kepindahannya. Masih ada rasa takut jika bapaknya tidak mengijinkan.

Turun dari mobil, Wening memesan martabak telor untuk Mahmud dan terang bulan atau martabak manis untuk ibunya. Menunggu beberapa menit, pesanan gadis itu sudah jadi. Dia kembali melanjutkan perjalanan ke rumah.

Baru akan turun untuk membuka pintu gerbang rumahnya, ponsel Wening berdering. Tertera nama Fahri di sana. Wening
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status