Share

19. Pamit 2

Happy Reading

*****

Fatimah tertunduk. Kali ini, dia menyadari bahwa dirinya sudah kelewatan. Wening adalah putri satu-satunya yang dia miliki, tetapi mengapa dia tidak mencoba mengerti isi hati si bungsu. Tentu akan sangat sakit jika setiap hari bertemu dengan lelaki yang sudah mengkhianatinya itu.

Tak berani minta maaf, Fatimah cuma bisa diam dan mendengarkan apa yang akan si bungsu utarakan. Sementara itu, Wening masih diam dengan meremas jemarinya. Hatinya benar-benar kalut saat ini. Pernah ada di posisi sekarang dn mendapat penolakan dari sang Bapak membuatnya ragu untuk mengatakan yang sejujurnya.

Namun, untuk tetap berada dalam satu kantor dengan Fahri, tentu akan sangat menyesakkan. Sudah seminggu ini, si gadis menghindari pasangan itu, tentu tidak mungkin selamanya dia melakukan hal demikian.

Ragu-ragu, Wening menatap sedih dan penuh permohonan pada Mahmud. Lalu, menjawab, "Insya Allah besok siang, Pak. Apa Bapak mengijinkan Adik untuk pindah ke Malang?"

"Lho," kata Fatimah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status