Share

20. Perjalanan

Happy Reading

*****

Melempar ponselnya ke sembarang arah, Wening berdiri dan menuju ranjang. Sejak dua hari lalu, dia sudah menyiapkan seluruh barang-barang yang di bawa.

"Mengapa ... mengapa, Mas? Kamu begitu tega padaku. Harus, ya, kamu menelpon saat semuanya ingin aku lupakan." Memeluk guling yang selalu setia menemani malam-malam sedihnya. Air mata itu kembali meluncur membasahi pipinya.

Sampai saat ini, Wening belum mengetahui sebab pasti mengapa Fahri tega mengkhianatinya. Selama menjalin hubungan bertahun-tahun, tidak pernah sekalipun kekasihnya itu bermain hati. Entahlah, mungkin Wening saja yang tidak mengetahui kelakuan buruk Fahri yang satu itu.

Lelah menangis, gais itupun tertidur dengan sendirinya. Entah berapa jam sudah Wening memejamkan mata. Suara alarm dan juga dering ponselnya terdengar. Menggerakkan bola mata serta meraih alarm yang tak jauh dari ranjang. Wening mematikan pengingat tersebut.

Dia melihat jam yang tergantung di dinding. Lampu kamar masih menyala deng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status