LOGINJosua memakai pakaian pengiring pria datang bergandengan tangan dengan Hani di pesta pernikahan, sementara jas pengantin pria ditelantarkan ke sofa. "Josua, hari ini 'kan hari pernikahan ki ..." "Neti!" Josua memotong pembicaraanku dan tatapannya penuh dengan peringatan. "Aku rasa kau tahu apa saja yang boleh dibicarakan. Berlapang dadalah. Jangan sampai aku membencimu." Aku tersenyum pahit. Oleh karena cinta pertama Josua hilang ingatan, semua orang bermain permainan mencari ingatan. Jadi, kami tidak diperbolehkan untuk merangsangnya. Demi menghiburku, Josua berjalan ke depan dan memelukku, lalu berbisik, "Neti, kau bisa memahamiku, 'kan?" Aku menunduk setuju, lalu berpaling menikah dengan pengiring pria sesungguhnya. Kemudian, saat aku hamil dan berbelanja di mal, Josua malah menghentikanku dan menangis, "Neti, bukankah kita sedang berakting? Kenapa kau hamil?"
View MoreBegitu sampai di rumah, aku berbaring di ranjang dan tiba-tiba ada suara aneh di belakangku.Aku duduk di ranjang, Sarno berlutut di samping sambil memegang papan ketik dan menatapku dengan kasihan. “Sayang, aku berlutut. Kau jangan marah.”Aku menghela napas dalam hati dan mataku berkaca-kaca.“Apa kau beneran menganggapku sebagai seorang wanita yang materialistik?”Sarno segera berdiri dan menekanku ke ranjang, jari tangannya mengelus sudut mataku yang memerah.“Tentu saja bukan. Mana mungkin aku memikirkanmu begitu?”Aku menatapnya dan berkata, “Kalau gitu, kenapa kau bilang aku gitu?”Setelah ragu beberapa saat, Sarno menjelaskan dengan kaku, “Aku marah karena kau bergaul sama Josua. Aku mau pisahkan kalian.”“Sudah aku kode berkali-kali, tapi kau tetap nggak ngerti.”“Waktu itu kau rela berhenti kerja daripada berpisah dengannya.”“Karena emosi … Begitu ngomong, aku langsung menyesalinya … Beneran … Sebenarnya aku berharap kau itu wanita materialistik. Dengan demikian, aku boleh
“Neti, apa orang di bawah lagi menunggumu?”Yudi menyodok lenganku dan mengedipkan matanya padaku.Aku melihat ke bawah dan ternyata Josua bersandar dekat mobil sambil memegang sebuket bunga. Dia terus melihat ke atas dengan penuh kasih sayang. Setiap kali ada orang yang lewat, dia akan bertanya pada mereka apa mereka kenal sama Neti dan mengirim pesan lewat mereka bahwa dia sedang menungguku di bawah.“Dia sudah tunggu selama beberapa hari. Namamu sudah terkenal di seluruh gedung.”Aku meludah kesal sambil menutup tirai dengan kasar dan merasa sial kali.“Kak Neti, ada telepon dari kantor presiden. Anda diminta segera ke sana.”Anak magang memberikan teleponnya padaku. Saat menerima teleponnya, aku mendengar suara Sarno yang dingin, “Naik ke atas.”Begitu masuk, Sarno mendorongku ke dinding, lalu menggesekkan wajahnya ke leherku.“Sayang, dia menjengkelkan banget.”Aku mengelus rambut Sarno sambil berkata, “Kau cemburu?”Sarno mendengus dan menggigitku, “Belakangan ini sibuk sekali, a
Saat dapat kabar Sarno diam-diam mengupah orang untuk mematahkan lengan Josua, aku sedang terpikat dalam pengembangan proyek baru. Ketika mendengar berita ini, aku hanya merasa itu pantas bagi Josua, lalu meneruskan pekerjaanku.Sarno merasa tidak puas karena aku telah mengabaikannya cukup lama. Semakin dia tampak adil di kantor, semakin keras hukumannya padaku di rumah.Hingga suatu hari, Josua meneleponku dengan meminjam ponsel temannya. Dia berkata dengan nada sedih, “Neti, aku mengalah.”“Kau sekarang kembali ke Grup Susanto, ‘kan? Aku nggak ngerti kenapa Sarno gila-gilaan merebut sumber daya Grup Hutapa tanpa memikirkan konsekuensinya. Kondisi perusahaan saat ini sangat buruk.”“Asalkan kau pulang bantu aku, kita segera nikah. Aku nggak peduli sama janji setahun lagi, oke?”Oke apaan?Aku curiga kalau yang dipatahkan Sarno bukan tangannya Josua, melainkan otaknya yang rusak. Kalau tidak, kenapa dia tidak paham omongan orang?“Josua, kalau sakit pergi berobat di rumah sakit. Kita s
Saat kembali ke Kota Yosi, cuacanya tidak bagus karena turun hujan deras.Aku pulang ke tempat tinggalku yang dulu dalam guyuran hujan.Kalau aku tidak pulang hari ini, aku yakin Josua pasti akan membuang semua barangku. Akan tetapi, aku tidak menyangka, ternyata Josua ingkar janji.Begitu pintu terbuka, barang-barang berserakan di lantai.Ada perasaan tidak enak di hatiku. Aku bergegas ke kamar tidur dan melihat ada sebuah kotak kayu yang terbuka di lantai. Gelang giok di dalamnya jelas-jelas sudah pecah.“Hahaha.” Terdengar suara tawa dari belakang. Aku menoleh dan melihat Hani di sana.“Apa kau yang merusak gelangku?” tanyaku pada Hani sambil memegang pecahan gelang tersebut.Hani melirikku dengan hina dan berkata dengan kasar, “Siapa suruh kau menikah dengan Josua? Menginginkan barang yang bukan milikmu. Kau hanyalah wanita pecinta harta. Beraninya cewek kampungan sepertimu mau jadi Nyonya besar?”“Cewek kampungan nggak bakal bisa jadi Nyonya besar. Nyonya besar juga nggak bakal ja






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews