Jarak NYC Wyoming membutuhkan sekitar 29 jam berkendara. Jika memang Daniel membawa Eloise menuju rumahnya di kota Wyoming, itu berarti Sebastian hanya berselisih beberapa jam saja untuk bisa mengejarnya. Belum lagi jika Daniel harus berhenti beristirahat, itu akan memperlambat perjalanan Daniel. Sebastian memilih tidur beberapa menit dan berhenti hanya untuk makan siang sebentar di sebuah tempat makan siap saji, setelah itu ia melanjutkan perjalanan. Daniel tiba keesokan harinya setelah berkendara berjam-jam. Ia terpaksa harus berhenti di sebuah tempat sepi untuk memberi makan Eloise. Wanita itu tampak lemas karena terlalu lama berada di dalam mobil dengan keadaan tubuh terikat. Tapi Daniel tidak berbelas kasih. Ia memandang jijik pada Eloise. Di dalam hatinya ia ingin sekali melenyapkan wanita pengkhianat itu. Tapi ia ingin sedikit menyiksanya lebih dulu. Ia mungkin akan membuatnya lumpuh tak berdaya seperti yang pernah dilakukan pada ibunya. Daniel memasukkan mobil ke dalam gara
Sebastian bergegas menuju penginapan Adele. Ia melihat wanita tua itu sedang duduk di meja penerimaan tamu. "Adele, aku butuh rekaman CCTV mu," ucap Sebastian segera. Adele membetulkan letak kacamata bacanya sesaat. "Ada keperluan apa, Tuan Sebastian?"Sebastian mengeluarkan dompet. Ia menarik tiga lembar seratus dolar pada Adele. Mata Adele terbelalak. Tiga ratus dolar hanya untuk melihat CCTV?"Tentu saja, Tuan. Ayo ikut saya." Adele berbalik menuju pintu di belakangnya. Sebastian mengikuti langkah Adele. Rekaman CCTV milik Adele bukan jenis terbaru, gambar yang tampak di layar monitor sedikit buram. "Apa ada petugas polisi kemari meminta rekaman ini, Adele?" "Mereka melihat sepintas saja, Tuan." "Mereka mengatakan sesuatu? ""Kamera terlihat buram dan jauh. Hanya itu."Sebastian berkonsentrasi melihat rekaman CCTV. Ia mempercepat rekaman sekitar tengah malam kemarin. Sekilas yang terlihat hanya dua pengendara sepeda motor berboncengan dan melempar sebuah botol ke arah toko
Separuh lebih bangunan toko milik Eloise hangus terbakar. Bangunan depan kedai milik Nathaniel terbakar begitu juga dengan toko Daniel yang bersebelahan. Pemadam kebakaran menyelesaikan tugasnya hampir selama dua jam. "Tak ada orang di dalam, tak ada korban jiwa," ucap salah seorang petugas memberikan keterangan untuk laporan hasil pekerjaan mereka. "Apakah anda yang menelepon kami?" Salah satu petugas menghampiri Daniel. Daniel mengangguk. "Anda mengenal pemilik toko yang terbakar?""Namanya Eloise." "Anda tahu keberadaan pemilik toko? Karena kami sudah mencari ke dalam dan tak menemukan satu orang pun di dalam."Daniel menggeleng. "Saya tidak tahu." Ia berbohong. Petugas pemadam kebakaran sepertinya mencurigai sesuatu. Mereka saling berbicara satu sama lain dan Daniel mencuri dengar pembicaraan mereka. "Tak ada konsleting listrik, dan letak dapur berada di atas sedangkan sumber api berasal dari bawah." "Hei! Kita menemukan botol berisi bensin dan kain! " Seru petugas lai
Lokasi di sekitar toko Eloise memang sepi. Sepanjang deretan toko hanya ada beberapa bangunan yang digunakan untuk bisnis. Mungkin hanya toko Eloise dan milik Daniel yang multifungsi digunakan untuk tempat tinggal. Selebihnya pemilik bisnis pulang setelah jam kerja. Malam ini Eloise menutup tokonya lebih lama dari biasanya. Mobil Sebastian sudah berada di depan penginapan Adele. Jika Sebastian ingin memastikan keberadaan Sean di tempat Eloise, pastilah pria itu curiga dengan ketidakhadiran Sean selama beberapa malam terakhir, karena begitulah memang kenyataannya. Sean jarang mampir dan Sean tampaknya tidak mengetahui jika Sebastian kini tinggal tak jauh dari toko Eloise. "Ada titipan lagi dari Alexa." Suara Sean membuyarkan lamunan Eloise. Eloise memperhatikan tas yang dipegang Sean. "Terimakasih, aku akan menelepon Alexa untuk tidak repot memberiku hadiah lagi.""Bayangkan saja jika dia tahu pembunuh ayahnya." Ucapan Sean penuh sarkasme dan terdengar dingin, seperti bukan pribad
Naomi membuat bermacam alasan agar bisa menginap bersama Sebastian, tapi pria itu sepertinya tak ingin diganggu malam ini. "Tidak sekarang. " Suara Sebastian terdengar kasar. Setelahnya Naomi tak berani bersuara lagi hingga pria itu mengantarkannya pulang. Naomi melempar tas nya ke sembarang tempat dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Ia memandang langit-langit kamar apartemennya. Siapa Eloise sialan itu hingga mampu membuat Sebastian seperti remaja kasmaran? tanyanya membatin. Naomi mengambil tas yang dilemparnya dan mencari ponselnya. Ia membuka situs pencarian dan mengetik nama Sebastian Harold. Beberapa tautan berita muncul dan Naomi memilih berita tentang pernikahan Sebastian. Eloise Johnson. Media online menyebut nama istri Sebastian yang bukan seorang artis atau kalangan populer. Naomi semakin penasaran. Ia mengetik nama Eloise Johnson dan sebuah media sosial pribadi memberikan tautan nama wanita itu. Seorang florist yang sedang merintis usaha. Tampak beberapa ga
Gosip semakin santer terdengar tatkala kedatangan Sean dan Eloise. Jolie terbelalak mendapati keduanya muncul dari arah pintu masuk. Apa yang terjadi sebenarnya? tanya Jolie membatin. Sementara itu Sebastian sudah menduga hal ini akan terjadi. Ia melihat kedatangan keduanya dengan tatapan buas. Hampir saja ia memecahkan gelas yang tengah dipegangnya erat. Sean seakan tahu bagaimana cara membuat Sebastian hilang kendali. Ia menggandeng tangan Eloise untuk mendekati pria itu. Eloise menyadari rencana Sean saat langkah kakinya digiring mendekati Sebastian. "Aku mohon jangan, Sean," pinta Eloise, tiba-tiba saja kakinya terasa lunglai. "Ikuti perintahku, Eloise." Sean menatap penuh ancaman. Eloise merasa dua kali terjebak dalam permainan dua saudara tiri itu. Gara-gara video pembunuhan yang sama. Sebastian menanti keduanya mendekat. Tangannya terkepal erat, ia meletakkan gelas minumnya. Naomi yang sejak tadi di samping nya, kini bergerak semakin menempel di tubuh Sebastian.