Beranda / Romansa / Terjebak Ambisi Sang Pewaris / Perayaan kecil untuk Sean

Share

Perayaan kecil untuk Sean

Penulis: luscie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-11 23:30:00
Sebastian diam sejenak. Ragu untuk menjawab.

"Tak ada hal yang serius, " jawabnya diiringi senyum tipis. Ia tak ingin membebani pikiran istrinya yang sedang hamil.

"Sungguh?"

"Ya, jangan khawatir. Kita akan baik-baik saja, Eloise, " ucap Sebastian sembari mengusap lembut rambut Eloise, "sekarang lebih baik kita tidur." Ia memejamkan mata.

Eloise memandang Sebastian sejenak. Ingin mendesak tentang banyak pertanyaan. Tapi Sebastian tampak lelah, sekejap saja ia sudah tertidur hingga terdengar suara nafas teratur pria itu.

Apakah terjadi sesuatu di Olympic Corp? Eloise tak bisa membayangkan jika Sebastian berbuat nekat hanya karena dirinya.

Sebastian mengambil ponsel milik Eloise di kantor polisi. Saat ini pihak kepolisian masih mengejar pelaku bersepeda motor yang membakar toko Eloise. Beberapa berkas telah ditanda tangani sebelum Sebastian diperbolehkan meninggalkan kantor kepolisian.

Sebastian juga masih penasaran, siapa pelaku yang sengaja membakar toko Eloise di ten
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Menjadi teman?

    Sean duduk di balkon kamar apartemennya. Memandang gemerlap lampu kota dengan pikiran resah. Ia baru saja menelepon Jolie dan mengetahui jika istrinya telah berada di London. Ada perasaan kehilangan. Bukan karena jarak yang kini menjadi jauh. Tapi karena ia tahu kepergian Jolie meninggalkan luka karena pengakuannya. Sean menghela nafas berat. Setahun lebih pernikahan yang mereka jalani, tapi ia belum bisa mencintai Jolie sepenuhnya, bahkan hatinya goyah hanya karena kehadiran Sarah. Betapa egois jika dirinya menahan Jolie untuk tetap di sisinya. Menahan Jolie menemukan kebahagiaan dengan pria lain. Sean meraih ponselnya, menekan sebuah nama. "Halo." Terdengar suara Jolie setelah beberapa saat nada tunggu. "Kau sedang apa sekarang?" tanya Sean lirih. "Aku sedang mencari apartemen yang murah. Aku tak ingin merepotkan temanku jika terlalu lama menumpang di sini." Tak ada kemarahan lagi dari nada suara Jolie. Keduanya berbicara layaknya seorang teman. Sean diam sesaat. "Jolie, aku m

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Jolie pamit pergi

    "Ada apa denganmu? Kenapa kau menjadi bodoh seperti ini?" Valerie tiba di mansion satu jam setelah Jolie mengirim pesan untuk berpamitan. Mata Valerie nyalang menatap koper besar di sisi tempat tidur."Aku sudah memutuskan," ucap Jolie mantap. Ia bangkit berdiri dari duduknya. "Memutuskan apa, huh? Kau tak mungkin bisa memutuskan sesuatu tanpa aku!" hardik Valerie berang, "semua hal dalam hidupmu, aku yang memutuskan, kau tak bisa apa-apa tanpaku."Jolie menahan rasa tersinggung, jika ia marah, akan ada adu pendapat yang membutuhkan waktu lama, dan ia tak memiliki banyak waktu. Ia harus segera pergi. "Aku berterima kasih padamu telah mengurus ku selama ini, sekarang waktunya aku hidup mandiri." "Kau pikir kau bisa hidup sendiri tanpa bantuan finansial dariku atau suamimu? Sekarang kau memutuskan pergi dari Sean, dia tak mungkin mau memberimu uang seperti yang selama ini dilakukannya."Jolie menghela nafas panjang. "Aku masih memiliki tabungan, aku akan berhemat selama bekerja nant

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Pilihan hati

    Sarah memandang layar ponsel yang menampilkan pesan dari Sean beberapa menit yang lalu. Ia membaca, mencerna tapi enggan untuk membalas. Ia wanita bermoral yang tak akan mencuri suami orang. Meski perlahan timbul perasaan berbeda terhadap Sean, lebih dari biasanya, lebih daripada bawahan terhadap bos, tapi Sarah menolak untuk terbawa perasaan, ia memiliki prinsip hidup kuat. Sementara Sean menunggu pesan balasan dari Sarah, ia juga mengirim permintaan maaf kepada Jolie meski istrinya tak membaca pesan-pesannya. Sean tak sabar. Ia segera menekan sebuah nama untuk melakukan panggilan. "Halo.""Sarah, aku menunggu jawabanmu." Suara Sean terdengar penuh harap. "Jawaban seperti apa?" tanya Sarah malas. "Aku sudah mengungkapkan perasaanku, aku ingin tahu perasaanmu."Hening sesaat. Sarah menghela nafas panjang. "Aku bukan perebut suami orang. Maaf, Pak.""Bagaimana jika kami berpisah?" Tiba-tiba Sean mengucapkan ide gila. Sarah mendengus. "Aku tetap pada pendirianku. Sebaiknya kamu

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Menemui Eloise

    Sebastian dan Dominic tampak sibuk membalik daging bakar di atas alat pemanggang sementara Rosa menyiapkan masakan di atas meja. Eloise menjaga Ethan yang bermain di ruang tengah saat sebuah pesan masuk di ponselnya. Dari Jolie. "Bisakah kita bicara? Aku butuh teman ngobrol." Pesan itu tampak seperti orang yang tengah putus asa. Eloise segera menelepon Jolie. "Aku sedang berada di rumah danau. Sebaiknya kau ke sini, kukirim alamatnya, okay?"Jolie terdengar ragu. "Tidak, aku tak ingin mengganggu liburan kalian." "Tak apa, Jolie. Aku bersama Dominic dan Rosa."Setelah lama membujuk, akhirnya Jolie bersedia datang. Beberapa jam lalu Jolie telah menghubungi teman-teman terdekatnya yang berada di New York, mengajak mereka bertemu sekedar ngobrol untuk meluapkan kesedihannya. Tapi di akhir pekan seperti malam ini, kebanyakan dari mereka telah memiliki agenda sendiri. Eloise menghampiri Rosa. "Kita butuh satu piring lagi. Jolie akan datang kesini.""Baik, Nyonya."Sebastian menoleh me

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Kejujuran Sean

    Jolie memandang sekilas mobil yang berhenti di halaman mansion sore itu. Sean keluar beberapa saat kemudian, nyaris berjalan masuk ke dalam rumah tatkala matanya menangkap sosok istrinya tengah duduk di bangku taman sembari membaca buku. Sean akhirnya melangkah mendekat. Jolie berpura-pura kembali sibuk dengan buku di tangannya saat Sean berdiri di sampingnya. "Aku tiba tadi pagi, tapi aku tidak mampir, terlalu lama jika harus ke mansion dulu. Jadi aku ke apartemen dan langsung ke kantor." Sean menjelaskan. "Ya," jawab Jolie dengan nada tak peduli. Pandangannya masih tertuju pada buku di tangannya padahal hatinya dipenuhi emosi. Sean bahkan enggan untuk sekedar meneleponnya untuk mengabarkan jika pagi tadi pria itu sudah berada di New York.Sean memahami kemarahan Jolie, ia mengambil tempat di samping Jolie. "Aku minta maaf." Sean meminta maaf dengan sepenuh hati, meski tanpa sepengetahuan Jolie, ia telah berpaling hati pada wanita lain. "Untuk apa?" tanya Jolie menoleh dengan m

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Aku ingin kau hamil

    "Ini salah, Pak," bisik Sarah saat keduanya berada di sofa apartemen Sarah. Sean berada di atas wanita itu, mencium bibir dan leher Sarah. "Pak, tolong hentikan," ucap Sarah saat bayangan Jolie tiba-tiba terlintas di benak Sarah. Tangan Sarah menahan dada Sean meski tidak begitu kuat. Antara keinginan untuk melanjutkan dan kesadaran jika pria di atasnya adalah pria beristri, "ada istri yang menunggumu pulang."Sean membeku. Matanya yang berkabut karena gairah menatap Sarah beberapa saat. "Maaf, Sarah." Dengan kesadaran yang muncul perlahan, Sean bangkit duduk, mengusap wajahnya, "aku tidak bermaksud mempermainkanmu. Yang baru saja terjadi itu keadaan hatiku yang sebenarnya. Aku benar-benar menyukaimu."Sarah bergeser duduk, ia menghela nafas panjang. "Aku juga mengagumi anda, Pak. Tapi ini salah."Sean tersenyum getir. "Ya, aku tahu. Tapi aku tak bisa mengendalikan diriku." Sean bangkit berdiri, "sekali lagi maafkan aku."Sean berjalan keluar, Sarah membuntuti dari belakang. "Semog

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status