Share

Perjanjian Pernikahan

Penulis: luscie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-20 10:01:23

Menjadi putri Valerie tidak semudah yang terlihat. Eloise adalah anak yang tidak diinginkan. Valerie muda hamil saat masih di bangku sekolah, usianya masih sangat belia, 16 tahun. Valerie telah berkali-kali berusaha menggugurkan kandungan meski tidak berhasil. Charles Johnson, pacar yang menghamilinya, akhirnya bisa meyakinkan Valerie untuk menikah dan melahirkan putri pertama mereka, Eloise.

Pernikahan Charles dan Valerie kandas di tahun ke dua. Tanpa sadar Valerie membenci Eloise, melihat putrinya seperti melihat kegagalan masa mudanya, dan itu membekas hingga bertahun-tahun, meskipun akhirnya Valerie menikah untuk kedua kalinya dan dikaruniai seorang putri, ia tidak bisa benar-benar menyayangi Eloise. Perbedaan perlakuan antara Eloise dan putri keduanya, Jolie Madison sangat kentara. Perlakuan tak adil dari Valerie dan hinaan dari Jolie sudah menjadi konsumsi sehari-hari.

Sepanjang siang hingga sore hari, Eloise membantu pelayan merawat tanaman di kebun bunga. Jika Valerie berada di mansion, Eloise lebih memilih untuk menghindari ibunya. Valerie selalu marah jika ia mendekat.

Malam harinya, usai makan malam, Sebastian meminta Eloise menemuinya di ruang kerjanya yang terletak tepat di samping kamar tidur Sebastian.

Eloise mengetuk pintu saat detik selanjutnya terdengar suara rendah Sebastian menyuruhnya masuk. Eloise masuk dengan ragu. Sebastian duduk di kursi kerjanya. Aura dingin pria itu terasa hingga Eloise merasa tubuhnya beku hanya dengan tatapan mata Sebastian.

“Duduk,” perintah Sebastian.

Eloise berjalan mendekat. Sebastian menyodorkan kertas di hadapannya saat ia telah duduk di depan pria itu.

“Ini surat perjanjian pernikahan. Baca, tanyalah jika kau belum paham.”

Eloise membaca poin demi poin isi surat perjanjian tersebut. Hal yang melegakan adalah pernikahan mereka hanya berlangsung selama satu tahun. Disebutkan pula selama itu, Eloise akan mendapat haknya sebagai istri berupa uang bulanan yang menurut Eloise nominalnya sangat fantastis. Tapi ada sesuatu yang memenuhi benaknya saat ini.

“Apakah aku harus…” Eloise tampak gugup saat bertanya. Ia menatap Sebastian yang juga tengah menatapnya tajam. “apakah aku berkewajiban sebagai istri untuk melayanimu?”

Pertanyaan yang ambigu. Eloise kehabisan kata untuk menjelaskan maksudnya.

“Dalam hal apa?” tanya Sebastian.

Eloise merasa wajahnya memanas menahan malu. “Maksudku, hubungan suami istri,” jawabnya lirih.

“Seks?” Sebastian meyakinkan.

Eloise mengangguk. Wajahnya tertunduk malu.

“Kenapa?Kau tak pernah melakukan hubungan seks ?”

Eloise mendongakkan wajah. “Tentu saja tidak pernah.”

Sebastian tersenyum samar. Kejutan. Gadis bertubuh seksi di depannya ternyata masih perawan.

“Jika kau tidak bersedia, aku tidak akan memaksa.”

Eloise lega seketika. Hal yang ditakutkan tidak akan terjadi. Senyum samar menghias di bibir gadis itu.

“Tanda tangani jika kamu setuju,” ucap Sebastian sembari mengeluarkan sebuah pena.

Eloise membubuhkan tanda tangan di atas namanya. “Terima kasih,” ucapnya kemudian.

“Untuk apa?”

“Tidak memberitahu polisi tentang kejadian yang sebenarnya.”

Sebastian tersenyum. “Asal kau menuruti permintaanku, aku akan diam. Dan rekaman CCTV di ruang kerja Jeff aman bersamaku.”

Eloise tercengang. Ia tak menyangka ternyata ada CCTV di ruang kerja Jeff Barnard. Ia belum aman sepenuhnya dari jerat Sebastian. Ia masih memegang kendali atas dirinya.

Eloise mengangguk dengan lemah. “Aku akan menurut, jangan khawatir.”

“Bagus, itu akan lebih baik bagimu.”

Eloise keluar dari ruang kerja Sebastian. Saat di ruang tengah menuju kamar tidurnya, ia berpapasan dengan Sean.

“Aku benar-benar tak menyangka kau akan menikah dengan Sebastian,” ucap Sean menahan langkah Eloise.

Eloise tersenyum kaku. Sean adalah pria yang hangat. Ia selalu bersikap baik pada Eloise, sempat dirinya berfikir Sean suka padanya, tapi ia segera mengenyahkan pikiran itu. Eloise merasa tidak semenarik itu hingga pria seperti Sean bisa menyukai gadis seperti dirinya. Sean meski tidak setampan Sebastian, tetapi memiliki pribadi yang disukai banyak orang.

“Aku juga tidak menyangka akan menikah secepat ini, Sean.”

“Apa kamu bahagia?” tanya Sean.

Eloise terharu dengan pertanyaan Sean. Baru kali ini dalam hidupnya ada orang bertanya tentang perasaannya. Eloise tersenyum seraya mengangguk. “Ya.”

“Aku lega mendengarnya. Aku tidak rela jika kamu menderita,” bisik Sean sebelum berlalu pergi.

Dada Eloise berdegup kencang saat Sean melewatinya, saat dengan sengaja menyentuh lengannya. Eloise memejamkan mata, menahan air mata. Begitu mudahnya seseorang bisa meluluhkan hatinya. Hanya dengan perhatian seperti itu saja Eloise bisa merasa bahagia dan terharu. Tak banyak orang bersikap baik padanya. Sean adalah salah satu dari segelintir di antaranya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Pagi setelah mabuk

    Eloise memegangi kepalanya yang terasa berat. Mencoba mengingat kejadian yang membuat kepalanya pusing. Ah ya, minuman itu. Eloise bangkit duduk membuat selimut di tubuhnya melorot jatuh, memperlihatkan tubuh telanjangnya. Buru-buru Eloise menahan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Apa yang terjadi semalam? Beberapa ingatan tentang bagaimana Sebastian bergerak liar di atas tubuhnya membuatnya sadar akan apa yang terjadi. "Sudah bangun?" Suara Sebastian terdengar memasuki kamar. Di tangannya ada segelas air putih dan aspirin, "minumlah, kau pasti sakit kepala." "Aku mabuk ya?" tanya Eloise menerima gelas dan obat dari tangan Sebastian. Ia menahan selimut dengan kedua kaki yang melipat ke dada. Tapi tetap saja ada bagian tubuh yang menyembul membuat Sebastian harus mengulurkan bathrobe padanya. "Aku sudah sering melihatmu telanjang, sepertinya berlebihan jika kau harus malu sekarang."Wajah Eloise merona malu. Ia meletakkan aspirin dan gelas di atas nakas dan menerima bathrobe

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Sampanye dan Eloise

    Setelah selesai menyapu dan mengepel lantai, ruangan berubah sedikit lebih cerah. Debu dan sarang laba-laba juga telah dibersihkan tanpa sisa. Hanya dinding yang kusam memang harus dicat ulang.Eloise beralih ke ruangan di balik pintu penghubung toko. Terdapat ruang kecil di belakang toko. Ada dapur mini dengan satu tungku dan tempat cuci piring. Mungkin dulu digunakan untuk tempat beristirahat di siang hari. Eloise juga membayangkan jika telah keluar dari mansion saat tepat setahun nanti, ia berencana untuk menggunakan ruangan itu untuk tempat tidur sekaligus dapur. Eloise duduk di lantai. Membayangkan hidup baru setelah tidak bersama Sebastian lagi. Ia pasti akan merindukan pria itu. Eloise memejamkan mata. Menahan kesedihan. Beberapa bulan yang dihabiskan bersama Sebastian, memang tidaklah indah, tapi ada kenangan yang tak mungkin hilang dalam ingatan. Tanpa dapat dibendung, setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Ia akan sendiri, dalam pertama kalinya dalam hidup, ia akan sen

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Teman baru

    Jolie telah bersiap dengan pakaian olahraga. Ia mengamati beberapa hari semenjak tinggal di mansion, lari pagi adalah kebiasaan Sebastian setiap harinya. Dan sekarang, ia telah berada di halaman depan menunggu pria itu. Sebastian terlihat kaget sesaat menyadari kehadiran Jolie di halaman, tapi kemudian tanpa menghiraukan gadis itu, ia mulai melangkah menuju hutan kecil di belakang mansion. Jolie merutuk dalam hati. Pria paling arogan yang pernah dikenalnya. Kebanyakan pria akan antusias jika bertemu dengan Jolie, apalagi jika beraktivitas bersama gadis itu. "Keberatan jika kutemani?" tanya Jolie berlari di belakang Sebastian. "Tidak," jawab Sebastian tanpa menghentikan langkah. "Bisakah lebih pelan sedikit? Mungkin jalan kaki lebih menyenangkan. Kita bisa jalan sambil ngobrol." Jolie telah berada di samping Sebastian, mensejajarkan langkah dengan pria itu. "Aku terbiasa lari bukan jalan. Jadi diam atau menyingkir, kau terlalu banyak bicara," jawab Sebastian jengkel. Jolie berh

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Rencana Valerie

    Jolie memandang iri saat dari arah pintu mansion, tampak Sebastian dan Eloise memasuki ruang tengah. Meskipun tak bergandengan tangan, aura keduanya jelas menunjukkan kebahagiaan. Sebastian yang biasanya terlihat dingin, wajahnya saat ini nampak penuh senyuman. Sementara Eloise yang ia kenal pemurung terlihat segar dan seperti tengah kasmaran. Jolie sadar jika rencananya gagal memfitnah Eloise dengan gosip masa lalunya. Ia harus memikirkan cara lain yang lebih efektif untuk mendapatkan Sebastian dan membuat keduanya berpisah. Jolie memandang dari lantai dua saat Sebastian masuk ke dalam ruang kerjanya. Tak lama setelahnya ia keluar dan terdengar deru mobil meninggalkan mansion. Eloise terlihat menaiki tangga ketika Jolie menahan langkahnya menuju kamar. "Kau tak pulang tadi malam. Kemana saja kau semalaman?" tanya Jolie ketus. "Aku bersama Sebastian, perlu kuceritakan detailnya?" Eloise balas bertanya. Jolie mendengus. "Hei, benalu! Kau pikir dirimu hebat bisa mendapatk

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Pagi di apartemen

    Sebastian mengartikan diam Eloise sebagai tanda tidak keberatan. Sebastian merengkuh wajah Eloise dan membenamkan bibirnya di bibir Eloise yang terbuka siap menerima kehangatan mulut pria itu saat terdengar getaran ponsel Sebastian di atas meja. Sebastian memaki dalam hati, mencoba tidak memperdulikan. "Ada telepon, Sebastian." Eloise mendorong dada Sebastian untuk menjauh. Sebastian menghela nafas panjang. Meraih ponselnya dengan enggan. Melihat nama penelepon di layar sekilas. "Ada apa?" tanya Sebastian datar. "Buka pintu, Sayang. Aku di depan apartemen mu sekarang." Suara Naomi terdengar manja. "Dari mana kau tahu aku disini?" tanya Sebastian melirik Eloise sekilas yang hendak beranjak dari tubuh Sebastian. Tangan pria itu menahannya. "Tak perlu tahu darimana aku dapat informasi itu, Sebastian. Aku memiliki mata-mata di gedung ini." "Aku bersama istriku sekarang," ucap Sebastian membuat hati Eloise bergetar. Kata 'istriku' yang diucapkan lelaki itu menegaskan

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Apartemen Sebastian

    Usai makan siang, Sebastian meneleponnya. "Kau sudah selesai?" tanya pria itu "Ya, aku sudah memberikan penawaran dan pemiliknya setuju." "Bagus, setelah ini aku akan menjemputmu." "Aku tak ingin pulang dulu, Sebastian," jawab Eloise enggan. "Aku tidak akan mengantarmu pulang, aku akan mengajakmu ke tempatku." Eloise tertegun. Sebelum bertanya lebih jauh, Sebastian mematikan telepon seakan Eloise setuju dengan ajakannya. Sejam kemudian Sebastian datang dan membawa Eloise menuju ke apartemennya. Sebastian mengulurkan sebuah kartu akses apartemennya saat keduanya telah berada di depan pintu. "Aku hanya memiliki dua kartu akses, satu untukmu kalau kau tidak ingin tinggal di rumah." Sebastian menjelaskan, seakan tahu keengganan Eloise berada di mansion. Dulu pria itu memaksanya menghadapi Valerie dan menyebutnya pecundang, tapi sekarang mengapa Sebastian berubah pikiran? Apartemen Sebastian jenis penthouse. Terletak di lantai teratas dan memiliki fasilitas mewah.

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Bercinta lagi

    Sebastian menunduk memindai Eloise. Menit selanjutnya wajahnya mendekat. Membisikkan sesuatu ke telinga Eloise dengan gerakan menggoda. "Awalnya aku juga tak percaya dengan kepolosanmu, Eloise. Dengan tubuhmu yang membuat pria bergairah, bagaimana caramu menyembunyikannya selama ini? " Eloise memejamkan mata saat gigi Sebastian menggigit pelan telinganya, lidah pria itu menjilati lehernya sementara nafasnya menderu panas di kulit Eloise. Tubuh Eloise meremang, otaknya bimbang antara keinginan agar Sebastian melakukan lebih atau menyuruh pria itu menghentikan aksinya. "Siapa pria pertama menyentuhmu di sini?" Tiba-tiba saja tangan Sebastian telah berada di bawah, di bagian sensitif Eloise, menyentuhnya dengan sangat lembut. "Kau," bisik Eloise parau. Ia mendesah saat Sebastian menyentuhnya lagi. "Aku percaya itu karena aku juga yang pertama kali memasukinya." Sebastian menjauhkan wajahnya sedikit, menatap Eloise dengan tatapan yang sulit diartikan. Sebastian kemudian menun

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Fitnah kejam

    "Kok bisa Sebastian mau menikah dengan Eloise?" tanya Jolie saat berada di kamar Valerie. "Aku juga tidak tahu, Jolie. Tiba-tiba saja sewaktu selesai pemakaman Jeff, Sebastian memberikan pengumuman akan menikah dengan Eloise," jelas Valerie. Jolie merengut kesal. Bagaimana mungkin Eloise yang berpendidikan rendah, tidak menarik secara fisik dan mempunyai sikap yang jauh dari kata anggun bisa mendapatkan pria yang menurut Jolie hampir sempurna seperti Sebastian."Aku menyukai pria itu, Ibu." Jolie mendekati Valerie. "Sebastian maksudmu?" Valerie balik bertanya. Siapa memangnya wanita yang tidak akan menyukai Sebastian? "Aku harus mendapatkannya, " Jolie menatap ibunya dengan bersungguh-sungguh. "Aku sudah pernah bilang pada Eloise kalau aku berniat menjodohkan kamu dengan Sebastian." "Ah, benalu itu tak mungkin mau mengalah." Jolie menghempaskan tubuhnya di sebelah Valerie yang tengah duduk di sofa. Jolie tampak jengkel. Ia tak mungkin kalah dengan Eloise. Ia merasa lebih unggu

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Kehadiran Jolie

    "Lihat aku, Eloise!" bentak Sebastian frustasi. Ia telah membuat wanita di depannya kembali seperti awal mereka bersama. Tak ada lagi mata penuh emosi atau perlawanan yang ditunjukkan Eloise. Sebastian membenci itu. Eloise ragu menengadahkan wajah menatap Sebastian. "Tidak, aku tak ingin menjadi jalang, biarkan sekali ini saja aku menjadi egois, akan aku tanggung dosaku pada Jeff Barnard nanti, tapi setidaknya saat semua selesai, aku bisa pergi membawa harga diri," bisik Eloise parau. Matanya memanas. Tapi ia bertahan untuk tidak menangis. Rahang Sebastian mengeras. "Bagaimana jika aku menginginkanmu sekarang?" tanya Sebastian mendesak tubuh Eloise hingga menempel di dinding kamar. Sebastian memaksa Eloise untuk tetap menatapnya dengan menangkup wajah wanita itu. Detik selanjutnya bibir Sebastian memagut bibir Eloise dengan bernafsu. Eloise tak membalas ciuman Sebastian seperti hari-hari sebelumnya, membuat amarah muncul dalam diri pria itu. Sebastian melepas ciumannya. "Apa yang t

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status