Share

Terjebak Cinta Kakak Tiri
Terjebak Cinta Kakak Tiri
Penulis: Atdriani12

Bab 1

Penulis: Atdriani12
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 01:45:00

“Apa kau yakin ini bukan kesalahan?”

Jasmin tak menatap ibunya saat bertanya. Nada suaranya tenang, nyaris datar, tapi tajam seperti ujung pecahan kaca. Ia masih menatap keluar jendela mobil yang kini melewati halaman luas dengan pohon-pohon tua yang rapi, terlalu rapi, seperti hidup di bawah aturan.

“Sayang, kita sudah bicara tentang ini,” jawab Livia pelan.

“Tidak. Kau bicara. Aku diam.”

Dan itu memang kenyataan. Jasmin tak pernah menyetujui pernikahan ibunya dengan pria yang bahkan belum genap enam bulan mereka kenal. Tapi ia juga tak punya ruang untuk menolak. Keputusan sudah dibuat, undangan sudah disebar, dan satu-satunya yang bisa ia lakukan hanyalah ikut… atau keluar dari hidup ibunya.

Mobil berhenti. Di hadapan mereka berdiri mansion bergaya Victoria berwarna putih pucat, tinggi dan sepi, seperti bangunan dalam lukisan kuno yang tidak pernah diinginkan siapa pun untuk ditinggali.

Jasmin turun tanpa berkata apa-apa. Tumit sepatunya menyentuh kerikil kecil yang ditata terlalu sempurna di jalan masuk. Ia memandangi tangga batu besar, pilar marmer, dan pintu utama yang terbuka otomatis sebelum ia menyentuhnya. Rumah ini bahkan terlalu mewah untuk disentuh.

“Selamat datang.”

Suara pria bariton menyambut mereka. Frederick D’Amore. Tinggi, berwibawa, dengan senyum yang terlihat seperti bagian dari presentasi perusahaan. Bukan sambutan dari seorang ayah tiri.

“Jasmin,” katanya, menatapnya dalam. “Aku harap kau merasa nyaman di sini.”

Jasmin menahan tawanya. “Aku akan berusaha.”

Mereka melangkah masuk ke lorong utama. Dinding putih, lantai marmer, chandelier menggantung seperti ingin menjatuhkan dirinya dari langit-langit tinggi. Suara langkah mereka bergema, seolah setiap gerakan diawasi.

Livia tersenyum gugup. “Rumah ini indah, ya?”

“Indah bukan berarti hangat, Bu,” balas Jasmin.

Seketika langkahnya terhenti.

Di ujung lorong, seorang pria berdiri menyandar santai di dinding, satu tangan di saku, wajahnya setengah tertutup bayangan. Tapi sorot matanya jelas. Tegas. Dingin.

Reyan.

“Reyan,” panggil Frederick. “Kau ingat, ini Jasmin.”

Reyan hanya menatap. Tak satu pun kata keluar dari mulutnya. Tak satu pun gerakan selain alisnya yang sedikit naik, lalu turun kembali. Ia berbalik dan naik ke lantai atas, langkahnya senyap seperti rumah ini.

Jasmin mendesah. “Kau yakin aku tak bisa tinggal di hotel saja?”

Kamarnya berada di sayap timur. Lorong yang membawanya ke sana terlalu sunyi. Pelayan wanita bernama Marta hanya bicara seperlunya, menunjukkan tombol panggil dan letak kamar mandi, lalu pergi.

Begitu pintu tertutup, Jasmin berdiri sendiri di dalam kamar berwarna putih-abu. Tirai panjang menyapu lantai. Ranjang besar seperti hotel mewah. Tak ada jejak kehidupan. Hanya kesempurnaan yang terlalu rapi untuk disebut rumah.

Ia berjalan ke jendela, membuka tirai. Di luar, taman mawar yang ditata sempurna terlihat seperti taman pemakaman yang indah. Jasmin menatap kosong. Ia merasa seperti sedang dipindahkan ke dunia yang bukan miliknya—bukan dari kehidupannya yang lama.

Pintu kamar tiba-tiba diketuk sekali.

Jasmin membuka. Reyan berdiri di ambang pintu, tanpa senyum, tanpa sopan santun.

“Kamar ini dulunya milik nenekku,” katanya tanpa memperkenalkan diri, tanpa permisi.

“Dan sekarang?”

“Sekarang… dipakai gadis yang tidak seharusnya ada di sini.”

Jasmin menaikkan dagu. “Sayangnya, aku tak minta izin untuk dilahirkan.”

Reyan menatapnya tajam. Tapi dia tidak membalas. Hanya diam beberapa detik, lalu berbalik dan pergi, meninggalkan udara dingin yang terasa menggantung di ambang pintu.

Dan Jasmin tahu malam itu:

Ini bukan rumahnya. Dan Reyan D’Amore bukan kakak, bukan keluarga, dan sangat mungkin—musuh yang paling rumit yang akan pernah ia hadapi.

Tapi yang lebih parah dari dibenci… adalah dilihat tanpa pernah benar-benar dianggap. Dan itu yang Reyan lakukan padanya sejak pertama kali menatap.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 132

    Hening yang menelan ruangan kembali terasa setelah suara langkah Frederick benar-benar hilang dari lorong. Jasmin masih duduk di ujung ranjang, jemarinya saling bertaut canggung, seolah tubuhnya belum bisa pulih dari ketegangan tadi.Reyan tidak langsung bicara. Ia berjalan ke jendela, membuka tirai sedikit, memastikan tak ada siapa pun yang berkeliaran di luar. Baru setelah itu ia menoleh, menatap Jasmin yang tampak rapuh tapi berusaha keras menutupi ketakutannya.“Kamu gemetar,” ucap Reyan akhirnya.Jasmin buru-buru menepis, meski jelas tangannya masih bergetar. “Nggak. Aku cuma… kaget.”Reyan mendekat, berlutut di depannya, sehingga pandangan mereka sejajar. Ia meraih jemari Jasmin yang dingin lalu menggenggam erat, menyalurkan kehangatan dari telapak tangannya. “Kalau kamu terus pura-pura, aku yang bakal gila. Kamu boleh takut, Jas. Kamu boleh gemetar. Itu nggak bikin kamu lemah.”Mata Jasmin bergetar. Ada sesuatu dalam nada Reyan yan

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 131

    Baik, aku akan tulis Bab 131 dengan panjang ±2.000 kata, tidak kurang, tetap fokus pada satu suasana, emosi yang intim, dan transisi yang halus tanpa penanda waktu eksplisit.⸻Bab 131Ketukan pelan di pintu membuat Jasmin dan Reyan sama-sama terdiam. Suara itu tidak keras, tapi cukup untuk menggeser udara di ruangan yang semula hangat menjadi tegang.Mata Jasmin melebar, tubuhnya refleks menegang di pelukan Reyan. Ia segera menarik diri sedikit, menatap ke arah pintu seolah bisa menembus kayu tebal itu.“Siapa?” suaranya nyaris berbisik, penuh panik yang ia coba tekan.Reyan menempelkan jarinya ke bibirnya, memberi isyarat agar Jasmin diam. Tatapannya tenang, berbeda jauh dari jantung Jasmin yang berdetak tidak karuan. Pria itu lalu beranjak, berjalan pelan ke arah pintu.“Reyan?” suara dari balik pintu terdengar. Frederick.Jasmin langsung merasa seluruh darahnya membeku. Napasnya tercekat, matanya mencari-car

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 130

    Jasmin terbangun lebih dulu. Cahaya lembut yang menyusup lewat jendela membuat matanya sedikit menyipit. Tubuhnya masih berada dalam dekapan Reyan, hangat dan kokoh, seolah pria itu sengaja tidak memberi celah agar ia bisa pergi.Ia menatap wajah Reyan yang masih terlelap. Wajah itu begitu tenang, berbeda jauh dari ekspresi tegas yang selalu ia tampilkan di depan orang lain. Ada garis lembut di bibirnya, alisnya tidak mengernyit, dan dadanya naik turun teratur.Tanpa sadar, Jasmin mengulurkan jemari, menyusuri garis rahang Reyan perlahan. Sentuhan itu membuat pria itu bergumam kecil, tapi tidak membuka mata. Jasmin tersenyum samar, merasa aneh sekaligus damai.“Kalau kamu tahu betapa menakutkannya aku kehilanganmu, mungkin kamu nggak akan tidur segampang ini,” bisiknya lirih.Ia mendekat, menempelkan bibirnya di dahi Reyan, sebuah ciuman yang nyaris tidak terdengar. Baru saja ia hendak menarik diri, tangan Reyan bergerak cepat, menahan pinggangnya

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 129

    Reyan masih memeluk Jasmin erat, seolah tubuhnya adalah satu-satunya benteng yang bisa melindunginya dari segala hal. Kehangatan itu menempel di kulit mereka, bercampur dengan sisa napas yang belum sepenuhnya teratur. Jasmin menggeliat kecil, mencari posisi lebih nyaman, lalu menyelipkan wajahnya di lekuk leher Reyan.“Kalau aku bisa, aku mau tetap di sini,” gumam Jasmin pelan. “Nggak keluar, nggak ketemu siapa-siapa. Hanya kamu.”Reyan mengusap rambutnya, merasakan setiap helai yang jatuh lembut di jemarinya. “Aku juga maunya gitu. Tapi kita nggak bisa terus sembunyi.”Jasmin mendongak sedikit, menatapnya dengan mata yang masih basah. “Aku nggak peduli sama mereka. Yang aku peduli cuma kamu.”Reyan menghela napas, senyumnya tipis tapi tegas. “Aku juga. Tapi dunia nggak akan pernah diam. Mereka akan terus cari cara untuk nunjukin kalau kita salah. Dan kalau itu terjadi, aku nggak mau kamu yang paling terluka.”“Kenapa harus aku yang selal

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 128

    Jasmin terbaring di dada Reyan, telinganya menempel tepat di atas detak jantungnya. Irama itu konstan, menenangkan, seakan jadi pengingat bahwa ia benar-benar hidup, bukan mimpi yang bisa lenyap sewaktu-waktu.“Kalau aku bisa berhenti di momen ini, aku nggak mau ke mana-mana lagi,” bisik Jasmin, hampir tak terdengar.Reyan menyusuri rambutnya dengan jemari pelan, setiap gerakan penuh kesabaran. “Kalau aku bisa, aku juga akan kunci momen ini. Biar cuma ada kita berdua, nggak ada dunia luar yang ikut campur.”Jasmin menengadah, menatap wajah Reyan dari jarak yang terlalu dekat. Bayangan bulu matanya jatuh di pipi, senyum tipisnya terlihat rapuh tapi indah. “Kamu sadar nggak, kita kayak orang gila? Kita tahu hubungan ini rumit, salah menurut mereka, tapi kita tetap jalan terus.”Reyan mengangkat alis, menatapnya dalam. “Kalau itu gila, berarti aku rela jadi orang paling gila di dunia. Karena aku nggak bisa berhenti.”Jasmin terdiam, lalu ter

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 127

    Jasmin terbaring di atas ranjang dengan hela napas yang belum sepenuhnya stabil. Rambutnya berantakan, menempel di kening yang basah oleh keringat. Reyan masih berada di sampingnya, tubuhnya menunduk, jemarinya menyusuri garis wajah Jasmin dengan perlahan, seolah setiap inci kulitnya adalah peta yang tak pernah bosan ia baca.“Kamu sadar nggak,” suara Reyan terdengar rendah, serak karena habis berulang kali menyebut namanya, “setiap kali aku lihat kamu kayak gini, aku selalu ngerasa… ketakutan.”Jasmin membuka mata, menatapnya dengan bingung. “Takut?”Reyan mengangguk. “Takut kehilanganmu. Takut kalau semua ini cuma mimpi yang bisa runtuh kapan aja.”Jasmin tersenyum samar. Tubuhnya masih lemah, tapi ia mengangkat tangan, menyentuh rahang Reyan. “Kamu nggak mimpi. Aku nyata.”Reyan menunduk lebih dekat, mencium bibirnya pelan, bukan seperti ciuman yang barusan mereka bagi dengan penuh gairah, melainkan sentuhan lembut yang lebih menyerupai doa. Jasmin merespons dengan menutup mata, me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status