Share

TCM 6

last update Last Updated: 2021-05-06 10:29:25

Beberapa hari setelah kedua orangtua Ana meminta agar gadis itu harus berpisah dengan Arga, mereka mulai membatasi kegiatan Ana. Bahkan gadis itu diantar dan jemput saat bekerja, dimaksudkan agar Ana tidak punya waktu untuk bertemu dengan kekasihnya.

Malam itu, Ana sedang berada di kamarnya. Ia sedang berbalas pesan dengan Arga yang kala itu sedang manggung di kafe milik orangtuanya. Gadis itu meminta maaf karena tidak bisa datang, mengingat jika kedua orangtua maupun kakaknya masih mengawasi dirinya serta tidak membiarkannya pergi ke mana pun selain bekerja.

"An!"

Ibu Ana sudah berada di kamar gadis itu, membuat Ana yang sedang berbaring dengan posisi telungkup terkejut dan langsung bangun menatap ibunya.

"Minggu depan, Zidan akan membawa lamaran ke sini. Jadi, kamu harus bersiap-siap untuk meyambutnya," kata ibunya menjelaskan, wanita itu sudah menerima lamaran Zidan secara lisan dan tinggal menunggu prosesi resminya.

"Apa?!!"

Ana terkejut, ia langsung turun dari tempat tidur dan berdiri berhadapan dengan ibunya. Ia lantas melayangkan protes pada wanita yang sudah melahirkannya itu.

"Kok gitu, Bu?! Aku nggak mau!" tolak Ana.

"Kamu nggak berhak bilang nggak mau! Intinya, ibu dan ayah mau kamu menikah dengan Zidan, titik!!" hardik ibunya.

"Bu! Yang mau nikah aku, yang akan menjalani kehidupan ini aku, kenapa kalian yang mengatur? Pokoknya aku nggak mau!!" kekeh Ana menolak keinginan kedua orangtuanya.

Tanpa Ana sadari, Aditya mendengar jika gadis itu menolak menerima lamaran yang sudah dirancang oleh orangtuanya, pria itu tampak murka dan langsung pergi menuju kafe milik orangtuanya.

"Pokoknya kamu nggak berhak nolak! Pilih terima lamaran Zidan atau melihat pemuda tak berguna itu kehilangan pekerjaan di kafe manapun!!"

Ibu Ana meninggalkan kamar gadis itu seraya membanting pintu dengan keras, membuat Ana sampai mengedikkan bahu karena terkejut.

"Tidak bisa! Aku harus bertemu Arga!"

Ana menyeka buliran kristal bening yang sempat luruh dari kelopak matanya dengan jari lentiknya. Bagaimanapun caranya, ia harus bertemu dengan kekasihnya itu dan mengatakan tentang rencana orangtuanya secara langsung, agar bisa memikirkan solusi demi keberlangsungan hubungan mereka kedepannya.

_

_

_

Aditya turun dari mobil dengan wajah menggelap karena murka, ia yang selalu mendukung segala keputusan orangtuanya, merasa tidak terima ketika tahu jika adiknya membangkang pada keputusan orangtua mereka hanya karena seorang pemuda yang tidak ada seujung kuku temannya—Zidan.

Kala itu, kafe baru saja tutup karena waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam. Arga yang memang baru saja ingin pulang setelah selesai mengisi acara, terkejut ketika Aditya langsung menariknya yang hendak naik ke motor.

Kakak Ana langsung melayangkan bogem mentah ke wajah Arga yang sedang mencoba mencerna dengan apa yang terjadi, membuat pemuda itu jatuh tersungkur ke tanah.

Tak sampai di situ, Aditya langsung berjongkok, menarik jaket Arga lantas melayangkan pukulan untuk yang kedua kalinya.

"Kak! Ada apa ini?" tanya Arga dengan nada tinggi dan ekspresi terkejut karena dirinya terkena pukulan tanpa sebab.

"Jangan banyak omong!!"

Aditya kembali memukul Arga, membuat pemuda itu lagi-lagi tersungkur di tanah. Pria itu tidak bicara, ia sedang meluapkan amarahnya. Aditya kini berada di atas tubuh Arga yang tersungkur, melayangkan bogem mentah berkali-kali dan tidak membiarkan Arga membalasnya.

Entah sudah berapa kali Aditya melayangkan pukulan, kini wajah Arga benar-benar babak belur, lebam dan berdarah.

Puas memukuli kekasih adiknya itu, Aditya bangkit lantas menatap tajam pada Arga yang sampai terbatuk-batuk karena terus terkena pukulan.

"Ingat! Jangan pernah berhubungan lagi dengan Ana! Atau jangan salahkan aku jika kau akan mendapatkan lebih dari ini!!" Ancam Aditya seraya menunjuk pada Arga yang masih tersungkur.

"ARGA!!!!"

Ana berteriak kencang ketika mendapati kekasihnya sudah babak belur, bahkan kini lebam sudah menutupi seluruh wajah tampannya.

Ana langsung berjongkok dan memeluk tubuh Arga, ia menangis histeris melihat sang kekasih yang hampir tak berdaya.

"An," lirih Arga dalam pelukan gadis itu.

"Kakak ini apa-apaan? Kenapa melakukan ini pada Arga?!!"

Ana bertanya dengan suara isak tangis yang menyayat hati. Beberapa karyawan yang menyaksikan tampak diam karena takut jika terkena masalah kalau melerai.

"Kamu! Sini, nggak!!" Aditya menarik paksa tangan Ana.

Pria itu semakin kesal karena adiknya memeluk pemuda yang baru saja ia hajar.

"Nggak!!" tolak Ana masih mempertahankan dirinya memeluk sang kekasih.

Aditya semakin geram melihat adiknya terus saja membangkang, ia menarik tangan Ana semakin kencang hingga tangan gadis itu terlepas dari tubuh Arga.

Arga ingin sekali meraih tangan Ana, tapi tubuhnya terasa lemas, sakit, dan ngilu akibat hantaman kepalan tangan Aditya yang bertubi-tubi.

"Arga!!" seru Ana meronta dari genggaman kakaknya.

"Diam kamu! Jika kamu memberontak, aku pastikan dia tidak bisa melihat Matahari besok!!" ancam Aditya menatap Ana dengan jari menunjuk pada Arga.

Ana semakin meraung tak terkendali, air matanya terus luruh meratapi nasib kekasih dan hubungannya. Sekuat apapun dia memberontak, tetap saja kalah tenaga dengan kakaknya.

Aditya menendang kaki Arga, lantas menyeret Ana ke arah mobil, memasukkannya secara paksa lalu membawa gadis itu pergi dari sana.

Arga mengepalkan tangannya, matanya memerah menahan rasa sakit dan amarah. Beberapa karyawan yang masih di sana langsung menghampiri Arga, membantu pemuda itu untuk bangun.

"Ya Ampun, sampai begini," ucap salah satu karyawan yang merasa simpatik.

"Obatin dulu ya," timpal yang lain.

Akhirnya Arga dibawa masuk kembali ke dalam kafe, karyawan kafe keluarga Ana membantu Arga membersihkan wajahnya dari darah dan mengobati luka lebamnya.

"Kakak jahat! Aku benci kakak." Ana memukuli Aditya, Ia terus menangis karena khawatir dengan keadaan kekasihnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM Ending

    Zidan dan Arga memakai pakaian khusus untuk bisa melihat Ana, mereka masuk bersama setelah terjadi perdebatan sengit, tidak ada yang mengalah untuk bergantian melihat kondisi Ana. Hingga akhirnya perawat mengizinkan keduanya masuk bersamaan. Kini keduanya sudah berdiri di samping kanan dan kiri, menatap wajah Ana yang penuh luka, alat bantu napas terpasang di hidung, jarum infus dan alat penunjang kehidupan lainnya terpasang di seluruh badan. Kedua pria itu sama-sama menggenggam tangan Ana, bahkan mengecup punggung tangan bersamaan, seakan melupakan perdebatan mereka saat di luar. "An, jika kamu bangun. Aku berjanji untuk membahagiakan dirimu, akan aku ikuti semua keinginanmu. Bahkan jika kamu meminta aku mundur dari dunia musik, maka akan aku lakukan," ucap Arga yang terdengar begitu pilu. "An, meski aku tidak berhak, tapi kamu tahu aku sangat mencintaimu. Aku akan merawatmu meski suamimu melarang," ucap Zidan yan

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 93

    "Kenapa? Kenapa melakukan ini padaku? Kenapa kamu menjadi orang yang membocorkan hubungan gelap kita? Kenapa kamu tega, Ga? Kenapa?" Ana melihat file berisi foto yang sama dengan foto yang dikirim ke Zidan, foto yang membuat hubungan mereka terbongkar. Bahkan Ana melihat foto bukti transfer kepada seseorang, menduga kalau Arga sengaja membayar untuk mengambil foto mereka secara diam-diam kemudian mengirimkan kepada Zidan. Zidan berjalan cepat menyusuri koridor, menuju ruang operasi sesaat setelah mendapat kabar Ana mengalami kecelakaan. Begitu melihat Arga yang tertunduk dengan tangan yang berlumuran darah, membuat Zidan murka. Mantan suami Ana langsung menarik kerah Arga, melayangkan bogem mentah hingga membuat Arga limbung dan terjatuh di lantai. "Apa yang kamu lakukan padanya, hah? Kenapa dia meminta maaf padaku berulang kali? Apa yang kamu lakukan, brengsek?!" Zidan kembali melayang

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 92

    Arga langsung menggendong Ana begitu sampai di rumah. Seakan enggan melepas sang istri, rasa takut dan tertekan kini benar-benar dirasakan Arga. Lanie, Samuel, dan Dio tidak berani mengganggu, mereka hanya menatap Arga yang langsung berjalan masuk ke rumah."Biarkan mereka berdua," ucap Lanie yang langsung mendapat anggukan dari Samuel dan Dio.Lanie menambah pengawal pribadi di area rumah Arga, jangan sampai mereka kecolongan lagi. Lanie juga sudah meminta beberapa hacker untuk menghapus postingan yang sudah terlanjur beredar di sosmed. - -Arga berjalan dengan menatap sendu sang istri, ingin rasanya menangis tapi takut Ana akan menjadi semakin sedih. Menurunkan Ana di atas tempat tidur, menyelimuti dan kemudian ikut berbaring di ranjang."Maaf sudah membuatmu cemas," ucap Ana yang tahu kalau Arga mencemaskan dirinya.Arga menggeleng menahan tangis, d

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 91

    Arga dan yang lainnya sudah sampai di lokasi yang diberikan Alisya, mereka tidak menemukan siapa pun di sana, membuat Arga semakin frustasi."Nomor Ana masih tidak bisa dihubungi!" Lanie tampak panik. Ia baru saja memaki pengawal yang disuruh mengawasi Ana, orang bayarannya itu ternyata tidak tahu kalau Ana pergi keluar.Arga mengguyar kasar rambut karena frustasi, pikirannya tidak tenang membayangkan apa yang terjadi dengan sang istri."Kita cari ke rumah Alisya," kata Dio yang membuat Arga, Lanie, dan Samuel menatap padanya."Rumah Alisya, rumah mantan suami Ana!" Arga memastikan.Dio mengangguk, bisa saja Ana di sana mengingat kalau Alisya yang pertama kali memberi kabar soal postingan hingga keberadaan Ana. Arga terlihat berpikir, hingga kemudian mengiyakan usul Dio. Mereka kembali masuk mobil, hendak pergi menuju rumah Zidan.Arga terlihat berpikir, mesk

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 90

    Ana ditarik paksa, bahkan gadis yang berjalan di belakang terlihat sesekali menarik rambut Ana dengan kasar, membuat istri Arga itu meringis menahan sakit. Mereka membawa Ana ke sebuah gang kecil yang terdapat di dekat minimarket, sepi orang berlalu lalang hingga membuat para gadis itu bebas menggila. Menyebut diri mereka Arga Angels, fans fanatik Arga yang tidak akan rela jika kekasih sedunia mereka dimiliki oleh satu wanita.Ana didorong hingga membentur tembok, lengannya terasa sakit dan kulit kepala begitu perih."Mau apa kalian?" tanya Ana menatap satu persatu para gadis yang membawa paksa dirinya. Matanya merah, entah menahan tangis atau amarah."Mau apa? Tentu saja memberimu pelajaran! Siapa yang mengizinkanmu menikahi Arga kami, hah!" bentak salah satu gadis yang sudah diliputi amarah.Gadis lainnya melempar sebutir telur tepat mengenai pelipis Ana, membuat terkejut tak percaya dengan yang te

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 89

    Sudah dua hari berlalu. Sejak hari di mana ibu pindah, Ana dan Arga masih tinggal di rumah ibu karena di sana lebih leluasa melakukan sesuatu dan juga pengawal yang berjaga akan lebih leluasa mengawasi. "Ah, semuanya habis." Ana mengecek persediaan dapur. Karena dua hari tidak ke mana-mana, membuat dirinya tidak berbelanja sama sekali. Arga pergi ke studio pada pagi buta, tidak ingin kalau ada paparazi yang melihatnya keluar dari rumah itu. Kini Ana kebingungan harus bagaimana, hingga akhirnya memilih untuk keluar berbelanja. Hari masih pagi, berpikir kalau paparazi tidak mungkin akan beraksi, terlebih sampai sekarang belum ada tanda-tanda kalau foto atau video tentang pernikahan mereka tersebar di jagat maya. - - - Zidan tengah sarapan bersama Mikayla dan Alisya. Sejak Zidan menghajar Rian, Mikayla terlihat lebih baik, seakan sudah melupakan tentang tekanan batin yang pernah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status