Share

TCM 9

Pernikahan yang sejatinya penuh kebahagiaan dan doa terbaik untuk melangkah menuju masa depan tidak berlaku bagi Ana. Meski para tamu dan keluarga berpesta menyambut suka cita pernikahan itu, nyatanya Ana sama sekali tidak bahagia.

Sehari setelah pernikahan Ana dan Zidan, gadis yang kini sudah resmi menjadi milik Zidan itu sedang sibuk berkemas. Zidan mengatakan jika ingin mengajak Ana segera pindah ke rumahnya karena dia tidak bisa meninggalkan ayahnya yang sakit terlalu lama.

“Ingat An! Kamu sudah jadi istri Zidan, jangan berbuat sesuatu yang bisa mempermalukan keluarga kita, apa kamu paham?” Ibu Ana menasehati gadis itu dengan sedikit penekanan.

Ana sedang berkemas, ia akan pindah ke rumah Zidan hari ini. Sebagai seorang ibu, wanita itu benar-benar seakan sedang mengorbankan kebahagiaan putrinya sendiri.

Ana tidak menanggapi perkataan ibunya, ia fokus memasukan pakaiannya ke koper. Dalam hati ia merasa mungkin keluar dari rumah itu adalah jalan terbaik meski dia harus masuk rumah lain, setidaknya ia akan lepas dari belenggu kedua orangtua yang terus menekan kehidupannya.

-

-

Akhirnya Ana hari itu pindah ke rumah Zidan, ia bisa melihat rumah pemuda yang kini menjadi suaminya memang besar, lebih besar dari rumah orangtuanya.

Begitu masuk ke rumah, Ana langsung disambut oleh Alisya-Adik kedua Zidan.

“Wah, Kak Ana sudah datang,” ucapnya dengan senyum merekah.

Ana hanya membalas dengan mengulas senyum di bibirnya, ia merasa belum terbiasa dengan keluarga Zidan.

“Kakak capek, ya? Aku bantu bawa kopernya!” Alisya langsung mengambil koper yang dibawa Ana.

Alisya terlihat senang karena mendapat satu anggota baru, sedangkan Mikaila tampak biasa saja. Adik pertama Zidan itu duduk di ruang tamu sedang merapikan kuku jemarinya, Mikaila terlihat cuek ketika Ana datang, ia tidak menyambut sama sekali istri kakaknya.

“An, ayo masuk!” ajak Zidan dengan nada suara lembut kepada istrinya.

Ana yang sempat tertegun pun berusaha tersenyum, ia lantas mengikuti langkah Zidan menuju kamar mereka.

Alisya sudah sampai di kamar milik kakaknya terlebih dahulu, adik Zidan itu benar-benar bahagia karena kakaknya menikah dengan wanita yang cantik, anggun, dan lemah lembut, itulah kira-kira yang ada di pikiran Alisya.

-

-

Setelah membereskan barang-barangnya, Ana diajak Zidan menemui ayahnya. Mereka tampak masuk ke kamar yang berada di lantai bawah, Ana bisa melihat seorang pria tua terbaring di ranjang yang terdapat di sana, itu adalah ayah Zidan.

“An, ini ayah. Ayah mengalami stroke, sebagian tubuh ayah sudah tidak berfungsi karena itu ayah hanya bisa berbaring. Terkadang perawat ayah membawanya keluar menggunakan kursi roda,” ujar Zidan menjelaskan keadaan ayahnya.

Ana tidak berkata apa-apa, ia hanya menatap pria tua itu.

“Kalau aku kerja, tolong jaga ayah, ya!” pinta Zidan kemudian.

Ana langsung menoleh pada Zidan begitu mendengar apa yang diminta oleh pria itu. Namun, lagi-lagi Ana tidak bisa berkata apa-apa dan hanya mengangguk, menuruti keinginan suaminya itu.

Ana terlihat sibuk di dapur setelah Zidan mengajaknya berkeliling rumah, gadis itu membantu pekerjaan pembantu rumah tangga Zidan menyiapkan makan malam.

“Mas Zidan sangat beruntung bisa dapat Mbak Ana. Selain cantik, Mbak Ana juga baik dan ramah,” puji pembantu Zidan.

Ana menoleh, ia membalas pujian wanita itu hanya dengan seutas senyum.

“Mbak Ana pendiam, ya?” Pembantu Zidan menebak karena sejak datang hingga sekarang Ana hanya diam dan tersenyum.

“Nggak juga kok, Bi!” Ana akhirnya bicara.

Pembantu Zidan tampak tersenyum senang, wanita itu ikut bersyukur karena majikannya mendapat pendamping hidup yang baik.

-

-

Ana terlihat sedang duduk di depan meja rias, menatap bayangannya dari pantulan cermin seraya menyisir surai panjangnya. Pikirannya masih berkelana, ia memikirkan keadaan Arga dan bertanya-tanya di mana pemuda itu sekarang.

Zidan masuk ke kamar, pemuda itu langsung naik ke tempat tidur dengan ponsel yang masih berada di tangan, ia sibuk dengan benda pipih itu dan Ana sibuk dengan sisirnya.

Sejak menikah tiga hari yang lalu, mereka belum melakukan hubungan layaknya suami istri. Zidan tahu jika Ana masih belum siap dan ia tidak ingin jika memaksakan keinginannya kepada gadis itu.

“Kenapa tidak tidur?” tanya Zidan dengan nada lembut, ia menatap Ana yang terlihat terus menatap cermin.

“Hah!” Ana menoleh pada Zidan, ia terkejut dengan pertanyaan pemuda yang kini sudah menjadi suaminya itu.

“Sebentar lagi,” jawabnya.

Zidan meletakkan ponselnya di atas nakas, ia membaringkan tubuhnya dengan posisi terlentang menatap langit-langit kamarnya.

Ana yang melihat suaminya berbaring pun akhirnya ikut naik ke atas tempat tidur, ia merasa sedikit takut jika Zidan meminta apa yang menjadi hak pemuda itu, kewajiban Ana sebagai seorang istri.

Ana membaringkan tubuhnya dan menarik selimut setinggi dada, ia sedikit melirik Zidan yang terlihat sudah memejamkan mata. Ana mencoba mengistirahatkan raganya, tapi pikirannya masih belum bisa tenang, ia terus menatap langit-langit kamar hingga buaian desiran angin yang beradu dengan daun dan ranting membuat kelopak matanya tertutup, kini Ana sudah mulai jatuh ke dalam alam mimpi.

-

-

Sulur surya mulai merambat masuk melalui celah ventilasi, menyapa dan menggoda setiap insan yang masih terbuai dalam mimpi.

Ana menggerakkan kelopak matanya, merasa ada yang menindih tubuhnya. Ia terkejut ketika melihat tangan Zidan melingkar di atas perutnya, wajah pemuda itu meringsek di ceruk leher Ana membuat gadis itu bisa merasakan embusan napas hangat dari hidung suaminya.

Ana terdiam, ia tidak berani bergerak atau sekedar mengalihkan tangan pemuda itu dari atas perutnya. Entah kenapa ia juga merasa bersalah, Zidan terlalu baik karena tidak memaksakan kehendak pada Ana yang jelas-jelas sudah menjadi miliknya.

Merasa canggung, Ana akhirnya memberanikan diri untuk membangunkan suaminya. “Mas Zidan, sudah pagi. Mas harus berangkat kerja, 'kan?” Ana menepuk pelan pinggang Zidan.

“Biarkan aku tidur sebentar lagi.” Zidan yang masih memejamkan mata terlihat tersenyum. Ia malah semakin memeluk erat pinggang Ana.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status