Home / Romansa / Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami / Kau Tak Pernah Tahu Siapa yang Menjagamu

Share

Kau Tak Pernah Tahu Siapa yang Menjagamu

last update Last Updated: 2025-04-03 15:40:26

Beberapa bulan setelah perceraian,

Nazharina melangkah keluar dari ruangan General Manager dengan langkah gontai dan bahu yang terasa lebih berat dari biasanya. Wajah cantik itu pucat, matanya sembab, dan udara sore di lobi hotel terasa jauh lebih pengap dari seharusnya.

Di dekat lift, seorang perempuan muda menyapanya dengan suara khawatir. "Nazh... kamu nggak apa-apa?"

Nazharina tersenyum kecil. "Aku baik-baik saja, Kinoshita."

Tentu saja itu bohong. Dan Kinoshita tahu, tapi tidak memaksa. Ia hanya meraih lengan Nazharina, menuntunnya duduk di sofa lobi yang sepi.

Kinoshita bukan hanya rekan kerja. Ia adalah sahabat pertama Nazharina setelah memulai hidup baru. Mereka pertama kali bertemu di sebuah butik, di mana mereka menjadi partner kerja yang kompak—hingga hari di mana seorang rekan bernama Shelby menjatuhkan Nazharina dengan fitnah.

Nazharina dipecat. Tapi di hari terakhirnya, supervisor butik diam-diam menyodorkan secarik kertas berisi kontak HRD dari Velaris Grand Royale Hotel.

"Ada posisi resepsionis yang terbuka. Aku merekomendasikanmu dan sudah bicara ke atasan kami yang lain. Mereka bilang akan mempertimbangkan untuk memberi posisi itu."

Nazharina tak pernah tahu, bahwa semua itu terjadi atas perintah seseorang yang bahkan belum muncul di hidupnya lagi—Arian.

Namun kini, ia kembali merasa terperosok. Pekerjaan yang awalnya membuat ia bersemangat perlahan berubah menjadi musibah yang tenang. Sejak dipindahkan menjadi sekretaris pribadi General Manager, Nazharina merasa seperti boneka yang diletakkan di ruangan mewah tanpa peran jelas.

Awalnya ia sempat berpikir ini mungkin bentuk penghargaan. Tapi sejak hari pertama di ruang itu, ia tahu... ada sesuatu yang salah.

Dan benar saja. Pekerjaannya sebagai "sekretaris pribadi" sama sekali tidak seperti yang ia bayangkan. Ia tidak pernah diminta mengurus dokumen, menjadwalkan pertemuan, atau hal-hal administratif lainnya.

Ia hanya… ada di sana. Duduk di ruangan GM sepanjang hari, hanya keluar ketika diminta menemani pertemuan di luar hotel.

Sementara itu, pelecehan demi pelecehan mulai datang dengan cara yang terselubung.

"Nazharina," suara Reynold terdengar dari balik meja kerjanya suatu hari. "Kau punya posisi favorit saat bercinta?"

Nazharina sontak membeku.

Ia menoleh, menatap pria itu dengan ekspresi tak percaya. "Apa, Tuan?"

Reynold tertawa kecil, seolah pertanyaannya adalah hal yang biasa. "Santai saja. Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat. Kau tahu, sebagai atasan dan bawahan yang baik."

Nazharina menelan ludahnya dengan susah payah. Berusaha tak terpengaruh.

Namun, tidak ada yang lebih buruk dari momen ketika Reynold mulai memainkan pikirannya. Seperti saat ketika pria itu tiba-tiba memutar video tak senonoh di layar monitor, dengan volume keras. Seakan menguji reaksinya.

Nazharina berusaha mengabaikan, menatap lurus ke arah meja, tetapi ia bisa merasakan tatapan Reynold yang mengamatinya dengan intens.

Puncaknya terjadi pada malam itu, saat langit di luar sudah mulai gelap ketika Nazharina menyelesaikan laporan terakhirnya. Ia menghela napas lega. Velaris Hotel sudah mulai sepi, hanya tersisa beberapa pegawai yang masih bekerja lembur.

Ia baru saja akan merapikan mejanya ketika suara langkah terdengar mendekat.

“Kerja lembur lagi?”

Nazharina menegang. Ia mengenali suara itu.

Reynold.

Tanpa menoleh, ia berkata, “Saya baru saja selesai, Tuan. Akan segera pulang.”

Reynold tertawa kecil. “Bagus. Tapi sebelum kau pergi, aku ingin menanyakan sesuatu yang membuatku penasaran.”

Nazharina sudah mulai merasa merinding mendengar intonasi kalimat yang keluar dari mulut pria itu. Tapi ia tetap berusaha sopan. “Apa itu, Tuan?”

"Kau benar-benar masih perawan?" suara rendah itu mengendap dari balik meja kerja yang dilapisi kayu mahal.

Nazharina menahan napas. Jemarinya mengepal di atas rok. "Saya tak punya alasan untuk berbohong, Tuan."

Reynold tertawa kecil. Langkahnya mendekat perlahan. "Wanita secantik ini, sepuluh tahun menikah... tidak pernah disentuh? Luar biasa."

Ia mengepung ruang gerak Nazharina. Nafasnya mengandung aroma alkohol yang samar.

"Kau pasti penasaran... seperti apa rasanya disentuh pria?"

Nazharina bergidik. Ia ingin mundur, tapi meja di belakangnya menghalangi.

"Tuan... saya ingin pulang."

"Setelah bicara sebentar saja," bisik Reynold, menyentuh pinggangnya.

Nazharina menepis tangan itu. "Jangan sentuh saya."

Tatapan Reynold berubah. Gelap. Jari-jarinya mencengkeram rahang Nazharina, menariknya lebih dekat. "Kau pikir bisa menolakku? Setelah semua yang kuberikan?"

"Saya tidak ingin ini. Saya tidak pernah ingin jadi sekretaris Anda."

Tamparan tidak pernah datang. Tapi suara kain yang robek menggema di ruangan itu. Blus Nazharina terkoyak.

Dengan sekuat tenaga, ia menghantam selangkangan pria itu dengan lututnya.

Reynold berteriak. Mengumpat. Dan Nazharina kabur dari ruangan, berlari secepat yang ia bisa ke lorong hotel dengan dada naik-turun. Matanya basah. Tapi ia tidak berhenti sampai tiba di lobi.

Di luar, malam menutup langit kota. Mobil-mobil berseliweran. Di dalam taksi yang melaju perlahan, Nazharina duduk diam. Bahunya gemetar. Kini ia tahu satu hal...

Ia tidak akan kembali.

Sementara itu di tempat lain, di lantai tertinggi kantor pusat AM Global Group, Arian mengepalkan tangan dengan kuat.

Di layar monitor... rekaman CCTV dari ruang kerja Reynold. Nazharina berlari keluar, rambut berantakan, pakaian sobek.

Arian menatap layar itu seperti menatap hantu dari masa lalunya. Tapi ini bukan masa lalu. Ini nyata.

“Dia nyaris menyentuhnya.” Arian menggeram.

Seorang pria berdiri di belakangnya. Mengenakan jas hitam. Diam.

Arian tak berpaling saat berbicara. Suaranya datar. "Tangkap Reynold malam ini juga. Jangan biarkan dia keluar dari hotel."

"Baik, Tuan."

"Dan pastikan semua rekaman diamankan. Tanpa jejak. Tanpa suara bocor."

"Ya."

Arian berdiri, menatap kota dari balik jendela kaca besar. Dan kali ini, tatapan dingin itu bukan untuk bisnis. Tapi untuk seseorang yang berani menyentuh miliknya.

Velaris Grand Royale Hotel berada dalam jaringan bisnis yang ia miliki—dan tentu saja di bawah pengawasannya. Tidak banyak yang tahu bahwa pemilik utamanya adalah dia.

Sudah pasti tak ada juga yang menyangka, bahwa alasan utama Nazharina bisa diterima kerja di sana... adalah karena Arian memintanya.

Ia pikir bisa melindungi mantan istrinya itu dari jauh. Memberi perlindungan tanpa harus hadir. Tapi hari ini, kenyataan menamparnya—Nazharina hampir dihancurkan. Ternyata, keputusan itu justru membawa Nazharina masuk ke dalam neraka yang lain.

Dan kini, Arian tahu... untuk menjaga Nazharina, ia harus kembali ke sisinya—bukan hanya sebagai pelindung dari balik layar. Tapi sebagai lelaki yang seharusnya selalu tampil di depan.

Apakah ini sudah saatnya ia muncul secara langsung di hadapan Nazharina—wanita yang ia lindungi diam-diam sejak mereka resmi bercerai?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Damage Control

    “Aku akan pulang. Dan kau, Max, siapkan tim Public Relations terbaik. Kita akan melakukan damage control. Dan cari tahu setiap jejak Shelby. Setiap koneksinya. Setiap orang yang dia ajak bicara.”Maxime mengangguk. “Siap. Tapi Arian, ini akan jadi perang yang kotor. Mereka akan menyerang Nazharina secara pribadi.”Arian menghela napas, matanya menatap ke luar jendela. “Aku tahu. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhnya. Tidak lagi.”Malam itu, Arian tiba di rumah Nazharina. Ia memeluknya erat, menenangkan tubuh Nazharina yang masih gemetar.“Aku sudah bicara dengan tim PR. Mereka akan mengeluarkan pernyataan besok pagi. Kita akan mengumumkan hubungan kita secara resmi.”Nazharina mendongak, terkejut. “Apa?! Sekarang?”“Ya. Tidak ada lagi yang perlu disembunyikan. Biarkan mereka tahu. Biarkan mereka bicara. Aku tidak peduli.” Arian menatapnya dalam. “Aku hanya ingin kau aman. Dan aku ingin dunia tahu kau adalah milikku.”Nazharina merasaka

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Cinta Dalam Bidikan Publik

    “Nazh! Aku tahu kau di dalam! Buka pintunya!”Itu suara Kinoshita.Nazharina menghela napas lega, lalu segera membuka pintu. Kinoshita langsung menerobos masuk, wajahnya penuh kekhawatiran.“Astaga, Nazh! Kau baik-baik saja? Aku nyaris gila mencarimu! Ponselmu tidak aktif, kau tidak masuk kerja, dan... dan ada desas-desus aneh di hotel!” Kinoshita memeluknya erat, lalu menarik diri, menatap Nazharina dari ujung kepala sampai kaki.“Aku baik-baik saja, Kinoshita,” Nazharina tersenyum tipis. “Maaf membuatmu khawatir. Ada... urusan mendadak.”“Urusan mendadak sampai menghilang begitu saja? Aku kira kau diculik lagi!” Kinoshita menghela napas, lalu matanya menyipit. “Omong-omong soal diculik... kau tahu, sejak kejadian yang dulu itu, saat Reynold menghilang, ada banyak bisik-bisik aneh tentangmu. Dan sekarang, setelah kau menghilang lagi, gosipnya makin liar!”Nazharina menunduk. Ia tahu gosip itu. Shelby pasti dalangnya.“Mereka bilang apa?” Nazharina bertanya, suaranya pelan.Ki

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Sangkar Emas di Tengah Gelap

    Di luar rumah tua tempat pesta digelar, Arian berdiri diam di bawah bayang-bayang pepohonan. Ia tiba sejak dua jam lalu. Timnya menyisir wilayah, tapi tidak ada langkah ceroboh. Tidak malam ini. Ia datang sendiri. Berpakaian hitam pekat, jas yang rapi, dan tatapan yang tajam membelah gelap malam.Maxime, yang mengikutinya diam-diam, mendekat pelan. “Kau yakin tidak mau aku masuk bersamamu?”Arian tak menoleh. “Aku butuh dia merasa aman. Aman untuk menunjukkan kelemahannya. Jika kau masuk, dia akan memasang wajah keras.”Maxime mengangguk. “Jadi... bagaimana rencananya?”Arian hanya menatap bangunan bercahaya itu. “Aku akan bicara. Dan aku akan menang.”**Langkah Arian tenang saat ia memasuki rumah tua itu. Musik hampir padam. Ruangan itu mendadak sunyi saat sosoknya muncul.Julian yang sedang berdiri di dekat bar, terkejut — hanya sedetik. Tapi itu cukup. Ia cepat memulihkan diri, lalu menyeringai. “Arian. Aku tidak tahu kau bisa secepat ini.”“Aku tidak suka terlambat ke pes

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Dikelilingi Serigala

    Arian menunjuk sebuah area di peta. “Fokuskan pencarian di sekitar sini. Ini adalah rute tercepat dari rumah menuju wilayah terpencil tanpa melewati banyak mata. Dan ada properti yang dulu pernah ia incar untuk proyek gagalnya. Dia mungkin menggunakannya untuk menyembunyikan sesuatu.”Maxime melihat ke titik yang ditunjuk Arian. “Itu akan membutuhkan izin khusus untuk menyisirnya. Wilayah itu dikendalikan oleh... kelompok lama Julian.”“Aku tidak butuh izin.” Suara Arian dingin. “Aku akan masuk sendiri jika perlu. Cari tahu di mana pusat kendali kelompok lama Julian. Jika mereka melindunginya, mereka juga akan hancur.”Ponsel Arian berdering lagi. Nomor Julian. Arian langsung mengangkatnya, menyalakan loudspeaker agar Maxime bisa mendengar.“Sudah menemukan teka-tekiku, Arian?” suara Julian terdengar riang. “Kurasa kau butuh sedikit bantuan.”“Katakan di mana dia, Julian,” Arian menggeram.“Sabar. Aku hanya ingin memastikan kau tahu apa yang akan kau hadapi. Nyonya Laurent baik-

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Gudang, Buku, dan Rahasia

    "Arian memang sangat mencintaimu, bukan?" Julian bertanya, suaranya tiba-tiba terdengar... aneh. Tidak sinis lagi, melainkan lebih seperti sebuah pengamatan yang dalam.Nazharina tidak menjawab.Julian hanya mengangguk pelan, seolah berbicara pada dirinya sendiri. "Menarik." Ia menatap Nazharina lagi, senyum tipis kembali ke bibirnya, tapi kali ini terasa berbeda, hampir seperti janji. "Aku akan kembali besok."Pintu gudang tertutup kembali, meninggalkan Nazharina dalam kegelapan. Ia menatap ke arah pintu yang terkunci, merasa ada sesuatu yang aneh dari sikap Julian di akhir. Tatapannya itu... Itu bukan sekadar rival.Dan Nazharina tahu, permainan ini, bagi Julian, baru saja dimulai. Bukan hanya untuk Arian, tapi juga, entah bagaimana, untuk dirinya.***”Malam itu terasa panjang di gudang terpencil. Nazharina tidak bisa tidur. Setiap derit kayu, setiap suara angin, terasa seperti langkah kaki. Ketakutan akan apa yang akan terjadi padanya, pada bayinya, dan pada Arian, terus men

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Permainan Julian Dimulai

    Julian tersenyum miring. "Kau kelemahannya. Titik paling rentannya. Selama ini, aku hanya mendengarnya. Betapa dia terobsesi denganmu. Betapa dia melindungimu. Dan sekarang... aku akan membuktikannya sendiri.""Kau gila!" Nazharina berteriak, amarah dan ketakutan bercampur. "Apa kau tidak tahu aku sedang hamil?! Kau tidak bisa melakukan ini!"Wajah Julian sedikit berubah. Ada kilatan aneh di matanya. "Aku tahu kau hamil," katanya, dengan suara sedikit lebih rendah. "Selamat. Aku ikut senang karena itu akan membuat Arian semakin putus asa.” Nada "selamat" itu terdengar dingin, seperti sarkasme. "Lepaskan aku! Aku mohon!" Nazharina mencoba membuat suaranya putus asa, berharap memancing simpati. "Apa kau tidak punya hati? Aku tidak bersalah! Bayiku tidak bersalah!"Julian bangkit berdiri. Ia menatap Leo. "Pastikan dia tidak kekurangan apapun. Makanan sehat. Air bersih. Dan jangan sentuh dia sama sekali." Suaranya kembali datar. "Aku tidak ingin bayi itu kenapa-kenapa. Aku hanya in

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status