Beranda / Romansa / Terjebak Gairah Panas Majikanku / Bab 10: Merespon dengan Baik

Share

Bab 10: Merespon dengan Baik

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-04 22:00:37

Liam menatap jari tangannya sejenak, lalu tertawa kecil seolah itu bukan apa-apa. “Ah, ini. Ini … noda darah. Tadi aku lagi nyuci mobil dan tidak sengaja terkena ujung plat nomor dan melukai jariku,” ucapnya beralasan sambil menghapus noda tersebut.

Noda lipstick yang tidak dia sadari bahwa lipstick itu menempel di jempolnya.

Nala mengernyitkan dahi, tampak setengah percaya dan setengah curiga. Namun sebelum ia sempat berkata lebih banyak, Liam sudah menariknya lembut dan mencium keningnya.

“Sudahlah, jangan terlalu banyak berpikir. Aku tahu kamu pasti lelah. Sini, aku pijat bahumu.”

Liam kemudian membalikan tubuh Nala dan memijat pundak Nala yang masih terdiam. Namun, akhirnya dia terbuai oleh pijatan Liam yang membuat tubuhnya sedikit nya

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Nining Mulyaningsi
wahhh kayaknya emang sesuai dugaan .lembur yang d maksud Nala itu lembur yang berbeda bukannya d kantor .
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
nah loh si Nala ternyata wah wah parah kalo sampe dia duluan yang selingkuh Nala udah bikin Evi jadi pe******n nya Liam gara" dia main sama yang lain
goodnovel comment avatar
lapis_legit
woyyy liam istrimu kemana main nyelonong masuk saja ke kamar orang nanti kalau ketahuan gimana pasti Evi yang kamu salahin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Si Perhitungan

    Liam mengendikkan bahunya pelan, seperti tidak ingin terlalu larut dalam pembicaraan yang baginya sudah lama dia simpan dalam diam.“Aku sibuk, Evi. Kantorku juga sedang banyak tender dan aku sering meeting ke sana kemari. Tidak sempat mencaritahu apa yang Nala sembunyikan dariku. Tapi, aku sudah menaruh curiga bahwa dia ada main dengan bosnya itu,” ucap Liam sambil menatap langit-langit kamar.Evi terdiam. Tangannya menggenggam selimut di atas tubuhnya, dan matanya perlahan menatap ke arah Liam.Kalimat tadi menghujam keras di benaknya. Ternyata, Liam tahu. Dia tahu semuanya—tapi memilih tidak mencaritahu lebih lanjut.Entah karena tidak sempat, atau memang tidak mau menghadapi kenyataan lebih cepat dari waktunya.Ada rasa aneh yang menggantung di hati Evi. Luka yang samar, seperti tergores tanpa disadari.“Kalau tahu Bu Nala melakukan itu, kenapa Bapak juga lakukan ini dengan saya?” tanyanya dengan suara pelan

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Justru Menjadi Sasaran Empuk

    “Euh … anu. Ini ….” Evi kelagapan, bibirnya terbuka-tutup seperti ingin bicara, tapi tak satu pun kata keluar dengan lancar.Napasnya memburu, jantungnya memukul keras dari dalam dada.Dia tidak tahu harus mencari alasan apa untuk menjawab pertanyaan yang tadi dilontarkan oleh pria itu.Otaknya kosong. Panik. Bahkan kaki dan tangannya terasa seperti bukan miliknya.Liam menatap Evi tanpa ekspresi, namun dalam matanya menyala ketajaman yang tak bisa disembunyikan.Tanpa berkata apa-apa, dia langsung menarik tangan Evi dengan tegas dan membawanya masuk ke dalam lift.Tarikan itu cepat, mendadak, dan cukup kuat hingga membuat tubuh Evi sempat kehilangan keseimbangan.Evi hanya bisa menurut. Tidak ada kata, tidak ada perlawanan. Dia terlalu syok karena tertangkap basah.Langkahnya lunglai mengikuti Liam ke dalam lift, dan ketika pintu lift tertutup di belakang mereka, dunia seolah menyusut menjadi ruang se

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Datang ke Hotel

    Dering ponselnya bersuara sedari tadi dan akhirnya Evi menghentikan aktivitas mengepel lantai.Ia meletakkan kain pel yang masih basah di dalam ember, lalu mengusap tangannya ke celemek lusuh yang ia kenakan.Keningnya berkerut saat melihat nama yang tertera di layar ponsel—Nala. Hatinya langsung terasa gelisah.“Kenapa Bu Nala telepon di siang bolong begini?” gumamnya sambil menelan ludah. Ia segera menyentuh ikon hijau dan mengangkat panggilan itu. “Halo, Bu? Ada yang bisa dibantu?”Suara Nala terdengar tajam dan terburu-buru, seperti ada bara di balik kata-katanya.“Evi. Aku dapat informasi dari teman sekantor Liam. Dia lagi di hotel dan nggak tahu mau ketemuan sama siapa! Aku lagi di luar kota jadi nggak bisa buntuti dia. Kamu ke sana sekarang dan lihat dengan siapa dia masuk hotel itu!”Tubuh Evi langsung menegang mendengarnya. Ia merasa darahnya tersedot ke perut. Napasnya seketika jadi tidak ber

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Ancaman Gila Nala

    Waktu sudah menunjuk angka enam pagi. Evi baru keluar dari kamarnya dan langkahnya langsung terhenti ketika melihat Nala sudah duduk di meja makan seolah tengah menunggu dirinya.“Bu Nala? Sejak kapan dia ada di rumah?” gumamnya kemudian menghela napasnya dengan panjang.“Kamu sudah bangun. Bagus,” ucap Nala ketika melihat sosok Evi yang berdiri dekat dapur.Evi langsung mengangguk dan menyapa wanita itu dengan sopan. “Selamat pagi, Bu.”“Aku tidak ingin basa-basi, Evi.” Nada suara Nala langsung menembus jantung. “Aku ingin laporan.”“Laporan, Bu?” Evi mengangkat kepala dengan pelan.“Ya. Selama dua hari aku tidak ada di rumah. Apa saja yang dia lakukan? Jam berapa dia sampai? Apakah ada tamu? Telepon? Atau tanda-tanda mencurigakan lainnya?”Evi menelan ludah. Tenggorokannya mendadak kering. Dia sudah menduga Nala akan menanyakan tentang laporan lagi.

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Jangan Terlalu Banyak Berharap

    Evi mencoba menghapus bukti di ruang tengah, lututnya bertumpu di lantai dingin saat tangannya terus menggosok bantal sofa yang ternoda.Namun, sekeras apa pun dia menyeka dengan tisu basah, bercak putih itu tetap saja membandel, menyisakan jejak dari dosa yang baru saja mereka lakukan.“Astaga ... bagaimana ini? Kenapa harus meninggalkan bercak ini di sini?” gumamnya sambil mendesah panik, keringat dingin mulai bermunculan di pelipisnya.Napasnya tidak teratur. Detak jantungnya berdentam keras di dada, seolah memukul-mukul peringatan akan bahaya yang mengintai.Pandangan matanya resah menelusuri ruangan. Tirai belum ditutup sepenuhnya, aroma samar tubuh Liam dan dirinya masih tercium di udara, dan di permukaan meja kaca, masih ada sisa gelas air yang sempat dia minum setelah tubuhnya dipakai—tanpa ampun bahkan tanpa bisa menolak.Liam sendiri telah menghilang ke kamarnya, pintu kayu besar itu tertutup sejak lima belas menit lalu. Mungkin sudah mandi, membersihkan diri setelah sesi pe

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Sudah Melangkah Terlalu Jauh

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Evi baru saja selesai membersihkan dapur saat suara deru mesin mobil terdengar dari halaman depan. Lampu sorot menerpa dinding rumah, menandakan mobil baru saja berhenti.Evi membeku seketika. Pikirnya, siapa yang datang lebih dulu? Nala atau Liam? Jika Nala, dia akan terbebas dari cengkeraman Liam yang sedari tadi sudah mengirim pesan padanya agar menunggunya pulang.Namun, jika Liam, maka dia tidak bisa menolak keinginan pria itu yang sudah tak sabar ingin menyentuhnya setelah satu minggu tidak pernah menyentuhnya.Tanpa pikir panjang, Evi segera berlari ke pintu depan, membuka tirai dan mengintip ke luar. Dan benar saja, mobil Liam yang terparkir.Detik berikutnya, pintu depan terbuka.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status