Share

Terjebak Gairah Sang Cassanova
Terjebak Gairah Sang Cassanova
Penulis: Kak Upe

CLUB MALAM

Penulis: Kak Upe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-28 20:40:48

Kilau lampu kristal menyilaukan mata, memantulkan bayangan tubuh-tubuh bergoyang liar di lantai dansa yang lengket oleh tumpahan alkohol dan keringat. Musik elektronik mengguncang tulang belakang, bass-nya berdenyut seperti detak jantung sekarat. Asap rokok Cuban dan aroma parfum mahal bercampur menjadi racun memabukkan yang memenuhi setiap sudut ruangan VIP.

Valerie menyesuaikan nampan perak di tangannya yang mulai lembab. 

Fokus. Jangan sampai ada yang jatuh lagi.”

 Ingatannya masih segar akan gajinya bulan lalu yang menguap begitu saja karena satu botol Dom Pérignon pecah.

Di salah satu sudut ruangan VIP,  Zane Hardata bersandar di sofa kulit ular hitam impor dari Italia, lengannya yang berotasi terbentang di sandaran sofa. Kaus putih Tom Ford-nya yang harganya setara setahun gaji pelayan di sana-terbuka sedikit, memperlihatkan Dada bidangnya yang menggoda.

Matanya - biru pucat seperti es di kutub utara - menyapu ruangan dengan pandangan bosan seorang dewa yang lelah dengan persembahan manusia.

"Bos, perlu aku panggilkan perempuan?" Anton, pengawal setianya selama sepuluh tahun, membungkuk rendah.

Zane memutar cincin platinum di jari kelingkingnya. "Mereka semua sama, Anton. Murahan dan tidak tahu diri. Selalu merengek minta lebih saat kutinggalkan." Ucapnya dengan nada bosan.

Ia kemudian menenggak segelas whiskey, rasa pedasnya membakar tenggorokan, tapi tidak cukup untuk memuaskan dahaganya malam ini.

Lalu, dia melihat dia.

Seorang wanita dengan rambut hitam sebahu yang dikepang rapi, tubuh ramping dibalut seragam hitam ketat—seorang pelayan club.

Langkahnya gesit di antara kerumunan, nampan berisi minuman berkilauan di tangannya. Rambut cokelatnya yang dikepang longgar berayun di bahu, dan seragam hitam ketatnya menekuk lekuk tubuhnya yang ramping. Terlalu menggoda di mata Zane.

Bibirnya melengkung dalam senyum sinis.

Boleh juga.

Dari jauh, Zane terus memandanginya. Hingga wanita muda itu akhirnya mendekati mejanya.

“Dom Pérignon 2008, pesanan dari Tuan Jack untuk Tuan,” suaranya jernih, semakin menggugah sisi liar kelaki-lakian Zane.

Tanpa memberi peringatan, tangan besar Zane menyergap pergelangan Valerie, menariknya dengan paksa hingga tubuhnya terjatuh ke pangkuannya. Nampan dan gelas-gelas berjatuhan, pecah berantakan di lantai.

"Tuan—!" Valerie terkesiap, matanya membelalak.

Zane tertawa rendah, nafasnya menghangatkan kulit Valerie. "Duduk di sini. Aku butuh teman minum."

Valerie segera berusaha melepaskan diri, tangannya menekan dada Zane untuk menjauh. "Maaf, Tuan. Saya hanya mengantar minuman. Saya bukan—"

"Bukan apa?" Zane memotong, suaranya tiba-tiba dingin. "Kau pikir aku tidak tahu bahwa setiap barang di tempat ini ada harganya?"

Valerie menahan napas. Dia tidak boleh salah dalam bersikap. Dilihat dari ruangan tempat pria ini berada, sudah jelas dia adalah tamu VVIP di club ini—satu kesalahan, dan gajinya bisa lenyap lagi atau bahkan mungkin pekerjaannya yang akan lenyap.

" "Tuan, sepertinya Anda salah paham. Saya tidak—"

"Tidak? Tidak apa?" Zane menyeringai, jarinya mengaitkan rambut Valerie, menarik kepala itu mendekat. "Semua wanita di sini sama. Aku tahu ini hanya soal angka."

Rasanya lelah sekali Valerie mencoba menjelaskan bahwa dia bukanlah salah satu dari wanita yang ada di club ini- yang menawarkan tubuh mereka sebagai pelayanan extra. Dia pure hanya bekerja untuk mengantarkan minuman ke meja-meja saja. Hanya itu! Tidak lebih dan tidak kurang! Tapi si tuan kaya raya ini sangat bebal otaknya! Tidak mau menerima penjelasan apapun darinya!

"Ayo lah! Aku tahu semua wanita di sini sama. Ini hanya soal angka. Kau tinggal sebutkan saja berapa angka yang kau minta." Bisiknya membuat bulu kuduk Valerie merinding. Alarm bahayanya pun mulai menyala.

“Tuan, jika anda butuh wanita untuk menemani anda- saya akan panggilkan salah satu dari mereka. Anda duduk saja di sini.” Masih dengan sikap profesional, Valerie sebisanya menjelaskan pada Zane kalau dia bukanlah bagian dari mereka.

Zane mendesis, dia kesal. Tidak pernah ada yang berani menolaknya! Apalagi seorang pelayan klub malam.

Akhirnya Zane kehabisan kesabarannya untuk bermain-main dengan Valerie yang dikiranya sedang jual mahal kepadanya.

Dengan gerakan kasar, dia merogoh dompetnya dan melemparkan segepok uang ke arah wajah Valerie. Kertas-kertas itu menabrak wajah Valerie kasar lalu beterbangan, dan jatuh seperti hujan ke lantai.

"Apa itu cukup untuk membayar mu tidur bersamaku?" Lontarnya sombong.

Valeri sampai tersentak kaget saat lembaran uang dolar itu menghantam wajahnya.

Tentu saja dia merasa terhina! Malah sangat terhina!

Tapi lagi-lagi demi pekerjaannya di tempat ini, Valerie menekan dalam-dalam amarahnya.” Come on, Valerie! Dia bukan satu-satunya orang gila di tempat ini!” tukasnya dalam hati.

Valerie melepaskan pelan pegangan Zane, dan mulai memungut uang itu satu per satu.

Zane meringis miris melihatnya. Dalam pikirannya, dia tahu bahwa tidak ada wanita yang tahan bila melihat uang sebanyak itu. Termasuk wanita yang baru saja jual mahal padanya.

Tapi sayangnya perkiraan Zane keliru. Karena apa? Karena usai Valerie memungut uang yang berjatuhan ke lantai, dia malah mengembalikan semua uang itu pada Zane.

"Ini uang anda, tuan. Maaf, saya tidak menjual diri di sini." Ucapnya singkat, padat dan semakin membakar harga diri Zane.

“Berani sekali dia!!” Desis Zane terbakar amarah. Tidak pernah ada dalam sejarah hidup Seorang Zane Hardata, dia diperlakukan seperti ini. Dan Valerielah adalah satu-satunya wanita yang melakukan itu.

“Kau cukup mahal untuk sebuah barang murahan!!” Zane berdiri dengan gerakan mengancam, wajahnya gelap. Dia tidak terbiasa ditolak.

“Tapi tidak apa-apa! Aku suka yang menantang sepertimu! Membuatku semakin bergairah.” suaranya mendesis, langkahnya mendekat seperti harimau yang mengincar mangsa.

Dengan gerakan cepat, dia mengeluarkan black card dari dompetnya—kartu hitam legendaris yang hanya dimiliki segelintir orang di dunia.

"Kalau uang cash tidak cukup, bagaimana dengan ini?"

Sebelum Valerie bereaksi, Zane menyelipkan kartu itu ke celah dadanya, tepat di balik seragam ketatnya. Sentuhannya sengaja kasar, merendahkan.

"Cukup untuk membelimu dan seluruh klub ini. Sekarang buka pakaianmu." bisiknya, mata birunya penuh penghinaan.

Valerie membeku. Darahnya mendidih. Tanpa pikir panjang, tangannya melayang—

Plak!

Tamparannya menggema di seluruh ruangan VIP.

Para bodyguard Zane langsung bergerak, tapi dia mengangkat tangan—isyarat untuk berhenti.

Wajah Zane sedikit miring akibat pukulan itu, tapi dia malah tersenyum.

"Berani sekali kau," bisiknya, jarinya mengusap bibir yang mulai memerah.

Tapi sebelum Valerie bisa berkata apa-apa, manajer klub sudah bergegas menghampiri.

"VALERIE! APA YANG KAU LAKUKAN?!" teriaknya, wajahnya pucat.

"Dia yang memulai—"

"Diam!" Manajer memotong, lalu membungkuk rendah ke arah Zane. "Maafkan kami, Tuan Hardata. Pelayan ini baru, dia tidak tahu aturan."

Zane tidak menjawab. Dia hanya menatap Valerie dengan pandangan dingin yang lebih menyakitkan daripada marah.

"Pecat dia," ucapnya singkat, lalu berbalik pergi.

Tidak ada ampun.

Manajer langsung menarik lengan Valerie. "Kau berakhir malam ini. Keluar!"

Valerie menggigit bibir, rasa malu dan kemarahan membara di dadanya.

Tapi sebelum dia pergi, Zane berhenti di pintu, tanpa menoleh.

"Kalau kau butuh pekerjaan... kartuku masih ada di bajumu."

“Aku tidak butuh kartu mu bahkan dirimu!” Valerie merobek kartu nama Zane dan melemparnya ke wajah Zane persis seperti Zane melemparkan uang ke wajah Valerie.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kak Upe
jgn hanya baca.. ayo tinggalkan komentar mu.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 116

    “Valerie tidak perlu mirip seperti kamu untuk membuatku berpaling padanya,” ujar Elka yang tiba-tiba datang.Sonya auto diam. Dia mengunci rapat mulutnya untuk sesaat sebab Elka bukanlah pria yang bisa dia hadapi.“Hai... Elka, hai Anne!” sapa Natasya pada Elka dan Anne.Bukannya membalas sapaan Natasya, Anne malah memeluk Valerie. “Apa kabar, sayang?” sapa Anne pada Valerie.Anne dan Valerie memang sudah lama kenal, sebab wanita yang Anne itu adalah sepupu terdekatnya Elka. Jadi, kadang Elka selalu membawa Anne ke mana-mana.“Kau yang apa kabar, Anne? Wah, kau cantik sekali, Anne,” puji Valerie pada Anne.“Kau sendiri yang tambah cantik, Valerie,” balas Anne sambil menggandeng tangan Valerie.“Elka... aku dan Valerie pergi dulu, ya. Mungkin ada banyak hal yang ingin kau bicarakan dengan Natasya dan Sonya pagi ini?” cicit Anne yang langsung membawa Valerie menjauh.“Ya... pergilah bersenang-senang bersama Valerie,” ujar Elka pada sepupunya itu.Kini tinggallah Elka, Natasya, dan Sonya

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 115

    #Flashback on “Hahaaha... Kakak ipar, kau benar!!” Tama pun ikut tertawa.“Tidak mungkin ada orang yang masuk lewat teras belakang kamar vila, secara kan itu lautan semua!” tukas Tama.“Masa iya, untuk masuk ke kamarmu saja dia harus pakai boat lalu menelusuri jalan bawah-bawah vila pelan-pelan dengan boat-nya agar tidak ketahuan. Memang sih, untuk volume airnya memungkinkan karena sedang pasang sebab malam purnama. Cuma ya tetap tidak mungkin saja kalau dipikirkan dengan seksama,” celetuk Tama.#Flashback off“Benar-benar tebakan yang jitu, Tama!!” ujar Valerie salut, karena apa yang ditebak Tama sembarangan memang benar adanya... Zane memang datang ke kamar ini memakai boat.Setelah tidak lagi melihat boat-nya Zane, Valerie kemudian berjalan ke pintu dan membuka pintu. Terlihat Tama yang sedang berjongkok sambil memeluk kedua lututnya.“Kak Valerie...” teriaknya sambil berlarian ingin memeluk Valerie.Valerie tercengang dengan apa yang ingin Tama lakukan. “Ini bocah kenapa? Kesambe

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 114

    Dinginnya udara di dalam kamar membuat Zane memeluk erat sang istri. Bodoh kalau Zane meneruskan egonya untuk mengingkari hatinya yang terang-terangan mengatakan kalau dia telah jatuh hati pada wanita yang sedang tertidur cantik di sampingnya saat ini.Pukul-pukulan yang dia arahkan ke Elka malam itu sungguh membuat Zane menyadari bahwa apa yang dia rasakan pada Valerie bukanlah sebuah rasa kepemilikan, bukan karena Valerie adalah miliknya sehingga dia tidak ingin Valerie disentuh oleh orang lain, melainkan karena rasa cemburu yang terus terbakar saat Valerie bersama orang lain.Zane merasa hatinya yang sudah menjadi es selama tiga tahun ini akhirnya mencair karena seorang wanita yang bernama Valerie.Zane membuka pelan matanya. Lalu tersenyum. Dan sesaat kemudian mendaratkan sebuah kecupan selamat pagi di kening sang istri.Zane berjanji mulai hari ini dia akan berusaha membuat Valerie bukan hanya menerimanya sebagai suami tapi juga mencintainya sebagai pria.Cukup lama Zane menatap

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 113

    “Brengsek si Belvan!” umpat Zane dari dalam kamar mandi, masih mengikuti perkembangan diskusi antara Belvan, Tama, dan Valerie.“Akan aku ingat ini, Belvan! Tunggu saja pembalasanku kelak,” geram Zane.“Ee... aku rasa begitu juga tidak apa-apa,” jawab Valerie sambil menggaruk-garuk alisnya.“Tapi kan di luar dingin, Kak Belvan? Apalagi saat ini kita berada di atas lautan,” protes Tama halus, teringat bagaimana udara dingin menyapa kulitnya saat ia migrasi dari kamarnya ke kamar Valerie.“Kalau kau merasa dingin, cukup hangatkan hatimu dengan mengingat-ingat mobilku yang akan menjadi milikmu setelah kita pulang dari sini,” ketus Belvan.“Issh, kau ini!” sungut Tama.“Cepat ambil selimut dan bantal di atas tempat tidur itu!” perintah Belvan pada Tama.“Kau pintar sekali, Kak Belvan! Paling tidak dengan bantal dan selimut itu, rasa dinginnya akan sedikit berkurang dan aku bisa tidur lebih nyenyak,” sahut Tama, gembira.“Memangnya siapa yang bilang bantal dan selimut itu untukmu? Itu untu

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 112

    “Praaak...”Pintu itu pun roboh, dan tampaklah dua "superhero" sedang berpose di depan pintu kamar Valerie.“Apa yang kalian lakukan dengan pintu itu...” Hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Valerie saat melihat pintu kamarnya kini sudah tidak ada lagi.“Kakak ipar, kau baik-baik saja?” Tama berlari ke arah Valerie yang diam mematung memandangi mereka.“Hah?” jawab Valerie terbengong.“Kau baik-baik saja, Valerie?” tanya Belvan, yang kemudian juga masuk ke dalam kamar.“Hem... aku baik-baik saja. Tapi sepertinya pintuku lah yang tidak baik-baik saja,” jawab Valerie, masih menatap lurus ke arah pintu kamarnya.Belvan dan Tama pun menoleh ke belakang, dan saat itulah mereka baru sadar akibat perbuatan mereka.“Eehmmm... kau terlalu keras mendobraknya, Kak Belvan!” sebut Tama, menyelamatkan dirinya.“What? Namanya juga mendobrak, Tama. Tentu saja harus sekuat tenaga,” bela Belvan, tidak rela dikambinghitamkan oleh Tama.“Maaf, Kak Valerie. Karena tenaga otot-ototnya Kak Belvan, pintu

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 111

    Otak Zane kembali harus melakukan rapat paripurna super kilat untuk mengambil keputusan terbaik dan tercepat dalam situasi ini. Sebab, kalau sampai Zane melakukan kesalahan lagi pada Valerie kali ini, Valerie akan membencinya seumur hidup.“Mengapa kau mengingkari pernikahan kita, Valerie?” tanya Zane lembut.Entah mengapa, di tengah keadaan yang absurd itu, Zane malah terpikir untuk menanyakan hal itu pada Valerie.Deg... Jantung Valerie berdebar saat Zane berbicara sedemikian lembut padanya.Belum sampai lima detik yang lalu mereka saling berteriak, menendang, dan menarik. Tapi mengapa tiba-tiba pria ini bisa...Valerie menolehkan wajahnya ke samping. Kini kakinya tidak lagi menendang Zane seperti tadi. Sikap Valerie pun seolah ikut melembut, selaras dengan perkataan Zane barusan.“Apakah kau membenci diriku, Valerie?” tanya Zane sekali lagi.Zane meraih tangan Valerie dan menautkan jari-jemarinya pada jari-jemari sang istri.“Apakah aku sedemikian buruknya di matamu, Valerie?” Zane

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status