Share

GAYUNG BERSAMBUT

Author: Kak Upe
last update Last Updated: 2025-01-29 20:26:37

Pesta Dansa malam itu akhirnya dimulai. Cahaya lampu kristal menyinari ruangan yang dipenuhi tamu-tamu bangsawan, berpakaian mewah dengan senyum dan percakapan basa-basi. Musik klasik mengalun, menciptakan atmosfer elegan yang begitu khas dalam acara keluarga Smith dan Arberto.

Di sudut ruangan, Hector menepuk bahu Darren dengan ringan, ekspresi wajahnya penuh kesungguhan. "Darren! Arah jam sembilan," ujarnya tegas. Ia tahu betul bahwa sahabatnya itu akan segera menikahi tunangannya, Mona, dalam waktu dekat. Namun, sebagai teman, Hector tidak tega membiarkan Darren masuk ke dalam perangkap wanita licik seperti Mona. Bagaimana mungkin ia tega melihat Darren terikat dengan wanita yang memiliki hubungan gelap dengan Giovani Smith- paman Darren sendiri?

Darren, yang sedari tadi tampak santai dengan kaki bersilang, hanya terkekeh kecil sambil mengangkat gelas wine miliknya. "Kau benar-benar tidak lelah mencoba, Hector. Padahal kau tahu bahwa semua usaha mu itu adalah hal yang percuma. Aku dan Mona akan segera menikah. Semua kebiasaan buruk di masa lalu itu telah aku tinggalkan sejak mengenal Mona. Dan ya.. terserah kau mau memanggilku Cassanova insaf atau apa pun! I don’t care!" sebut Darren, lalu menyesap habis winenya.

Sebenarnya, Darren enggan datang ke pesta ini. Namun, karena acara ini juga menjadi ajang pengumuman pertunangan pamannya, Giovani Smith, dengan putri keluarga Arberto, Darren tidak punya pilihan selain menghadiri acara yang baginya tak lebih dari formalitas semata.

Di tempat lain dalam rumah besar itu, seorang wanita bernama Dian tampak panik. Matanya mencari-cari sosok yang tidak juga ditemukannya.

"Luna...? Apa kau melihat Andine?!" tanya Dian pada Lunna saat Lunna baru saja tiba di ruang pesta.

Lunna menatap Dian dengan tatapan datar. "Andine? Hmm, tidak..." jawabnya singkat. Seingatnya, ia memang sempat melihat Andine saat akan berjalan ke ruangan pesta, tapi setelah itu, gadis itu menghilang entah ke mana. Apa pedulinya.

Benar! Lagian sejak kapan Lunna peduli Andine mau pergi kemana. Mengurusi tiga dirinya yang lain saja sudah membuatnya pusing! Apatah lagi harus ditambah satu orang lagi!

"Sudah kau temukan?" tanya Damian dengan wajah yang sama paniknya dengan Dian. Dari sini saja terlihat jika Damian juga sedang mencari Andine.

Dian menggeleng cepat. Tangannya tak berhenti meremas, menunjukan kepanikan yang luar biasa.

“Astaga!!! Kemana anak itu!! Bagaimana mungkin dia tidak ada di mana pun! Bagaimana ini Damian??? Apa jangan-jangan? Shit! Jangan katakan dia kabur dengan pacarnya!" seru Dian frustasi.

"Andine!! Berani-beraninya kau melakukan ini kepada Ibu!" teriak Dian tertahan karena tidak ingin menarik perhatian tamu-tamu yang sudah berada di dalam ruang pesta.

Lunna sedari tadi berdiri hanya bisa melihat kepanikan sang ayah dan ibu tirinya. Dia sendirinya sebenarnya tidak tahu ada apa ini. Namun bila dilihat dari tingkat frustasi sang ayah dan sang ibu tiri, pasti kaburnya Andine ini akan menyebabkan masalah yang cukup besar. Bahkan mungkin saja masalah yang besar.

“Membosankan.” Gumam Lunna dalam hati. Dia yang tadinya ingin berkumpul dengan beberap gadis dari kalangannya malah tertahan di sini bersama ibu tirinya yang sedang frustasi untuk alasan yang sama sekali tidak penting baginya.

Di tengah keheningan Lunna, tiba-tiba Dian menangis. Sebuah tangisan terisak tertahan yang pecah begitu saja. "Bagaimana ini, sayang?Aku sudah sesumbar ke teman-teman sosialitaku bahwa putriku akan menikah dengan keluarga Smith! Kalau pertunangan ini sampai batal, aku akan menjadi bahan olokan mereka!" Ucap Dian merengek pada Damian.

“Seharusnya kau bisa mengurusi putrimu itu dengan baik, Dian! Ini semua karena kau terlalu memanjakannya! Dia jadi bertindak sesukanya!!” Ujar Damian marah.

Sebenarnya tidak hanya Dian saja yang pusing bila pertunangan ini batal, Damian pun juga akan pusing karena bisa saja keluarga Smith membatalkan investasi mereka pada proyek baru perusahaan Damian.

“Dasar anak tidak tahu diuntung! Aku sudah memanjakannya selama ini! Tapi lihatlah apa yang telah dia lakukan!!” Rutuk Dian dengan sangat marah, namun pastinya tetap dengan suara yang pelan.

Mau berkali-kali pun Dian memikirkannya, Dian tetap tidak habis pikir bagaimana mungkin Andine lebih memilih kabur dengan pria yang jelas-jelas adalah seorang berandalan dari pada menikahi pria yang telah dipilihkan oleh Dian sendiri, yaitu salah satu pewaris keluarga Smith.

“Jadi kita harus bagaimana, Damian??? Kalau kita tidak bisa menyeret Andine kemari, apa kata orang-orang nanti?”tanya Dian yang hanya fokus pada nama baiknya sendiri.

Damian menghela napas, mencoba menenangkan istrinya. "Dian tenanglah! Saat ini bukan hanya kau saja yang pusing! Aku juga pusing! Kalaulah hal ini hanya sampai sebatas mengembalikan semua barang-barang yang diberikan oleh keluarga Smith, aku bahkan rela mengembalikannya tiga kali lipat! Tapi hal ini lebih dari itu!!" Tekan Damian namun enggan mengatakan alasan sebenarnya pada Dian.

"Kau benar! Pertunangan ini tidak boleh dibatalkan! Apapun alasanya tidak boleh batal!!" seru Dian. Kemudian dia pun memutar otaknya, mencari solusi bagaimana agar pertunangan ini tetap terjadi walaupun putrinya telah kabur entah kemana.

Di tengah kesibukan isi kepalanya mencari solusi untuk permasalahan ini, tiba-tiba saja mata Dian tertuju pada sosok yang berdiri tak jauh darinya—Lunna.

Dan seketika itu juga, sebuah ide terlintas di kepalanya.

"Benar!! Dia saja yang menggantikan Andine!" batin Dian, saat ide cemerlang itu hinggap di kepalanya.

"Aku rasa tidak ada salahnya menggantikan Andhine dengan Luna! Lagipula, aku belum pernah menyebutkan putriku yang mana yang akan menikah dengan Giovani!" Seru Dian dalam hati. 

"Sayang, aku rasa aku menemukan cara agar pertunangan ini tetap bisa dilanjutkan.," ujar Dian dengan wajah penuh antusias.

“Apa kau sudah menemukan jalan keluarnya??” Tanya Damian, penasaran.

“Ya! Aku sudah menemukan solusinya. Tapi sebelum itu aku ingin kau tahu bahwa solusi ini aku pilih karena pertunangan ini bukan sekadar mengembalikan uang, seperti katamu tadi. Ini lebih tentang nama besar keluarga kita! Apa kata orang kalau pertunangan ini batal karena anak kita lari? Tidak! Aku tidak bisa membiarkan nama keluarga Arberto hancur begitu saja hanya karena Andine!" Terangnya menggebu-gebu sebelum menyampaikan solusi yang ada di dalam kepalanya.

Damian mengerutkan keningnya. Feelingnya sudah tidak enak. Biasanya kalau sang istri terlalu bertele-tele maka pasti ada hal yang sang istri sembunyikan.

"Jangan berbelit-belit, Dain. Katakan saja! Apa solusi yang kau miliki saat ini?! Karena jelas-jelas Andine sudah pergi tanpa memberi tahu kita. Jika pertunangan in tetap dilaksanakan, tidak mungkin Giovani berdiri sendirian di sana, bukan?" Desak Damian.

Dian kemudian tersenyum tipis dan berkata, "Giovani tidak akan berdiri sendirian, sayang. Luna-lah yang akan berdiri di sampingnya." Sorot mata bak seorang ibu peri kini terpancar dari mata Dian yang menatap Lunna dengan senyum yang makin menyembang.

Ekspresi Damian berubah drastis. Dia tidak pernah menyangka jika solusi yang Dian berikan adalah hal tersebut.

"Apa maksudmu? Kau ingin Luna berpura-pura menjadi Andine? Apa kau sudah gila, Dian?!" Tanya Damian, mengguncang kedua bahu Dian cukup keras.

"Sayang please tenang dulu. Kau dengarkan dulu! Aku sama sekali tidak berniat untuk meminta Luna berpura-pura menjadi Andine. No, sayang! No!! Hal yang ingin aku lakukan adalah aku ingin Luna-lah yang bertunangan dengan Giovani. Jadi tidak akan ada kebohongan di sini.” Terang Dian yang membuat Damian tercengang. Semua penjelasan Dian benar-benar tidak bisa Damian terima.

“Hey sayang! Coba kau jangan berat memikirkan masalah ini. Andine ataupun Luna, bukankah mereka berdua adalah putri kita? Jadi tidak masalah siapa yang akan bertunangan malam ini! Lagipula, bukankah selama ini kita bersusah payah mencari pria yang cocok untuk Luna? Dan ini mungkin adalah jalan Tuhan?? Tuhan lah yang sudah campur tangan langsung sayang?? Jika Tuhan saja sudah berkehendak, aku rasa tidak baik jika kita yang malah bersikeras menentang keinginan Tuhan ini? Jadi aku pikir eloknya Luna saja yang bertunangan dengan Giovani." Terang Dian panjang kali lebar, berusaha untuk membujuk suaminya agar bersedia membiarkan Luna mengambil alih tanggung jawab untuk menyelamatkan keluarga mereka malam ini.

Damian menatap istrinya dengan penuh rasa ketidakpercayaan. Ia lantas menarik Dian sedikit menjauh, khawatir jika Luna mendengar percakapan mereka. "Kau gila, Dian? Luna tidak akan setuju dengan ide gila mu itu! Dia baru saja kembali! Aku tidak ingin Luna pergi hanya karena ide gila mu ini!" Tegas Damian sambil berbicara pelan pada Dian agar putrinya tidak mendengar apa yang dia katakan pada Dian.

“Tapi sayang, hanya ini solusi yang ada.” Tukas Dian pada suaminya. Dia sendiripun sebenarnya tidak rela Luna yang menikah dengan Giovani. Tapi apa mau dikata, dari pada dia menanggung malu malam ini, lebih baik biarkan saja.

“Jawaban ku tetap tidak! Aku –“ Sebelum Damian bisa melanjutkan penolakannya, sebuah suara yang tak terduga terdengar.

“Aku rasa, aku tidak keberatan dengan hal itu papa.. " Sela Luna.

Damian terdiam. Ia menatap putrinya dengan penuh kebingungan. "Luna? Apa yang kau katakan, sayang? Kau setuju untuk menggantikan adikmu menikah dengan Giovani Smith? Kau tidak—" Kata-kata Damian terhenti. Ia tak ingin Dian mengetahui sesuatu yang selama ini ia rahasiakan—tentang penyakit Luna. Hatinya penuh keraguan. Apakah gadis di depannya benar-benar Luna? Atau Lunna? Atau karakter lain yang lain yang ada dalam diri putrinya? Karena bisa saja yang sedang berbicara ini bukan Luna. Bisa saja ini Lucy, atau Lucky atau bahkan kepribadian lain yang belum ia ketahui.

“Apakah dia Luna?” batin Damian sambil memperhatikan penampilan putrinya. Namun mau berapa kali pun dia memperhatikan, di matanya semua tetap sama. Wajah yang Damian kenal, dengan senyum yang sama serta mata yang penuh ketegasan- semua sama! Tapi walau semua sama, feeling Damian mengatakan ada yang berbeda! Sesuatu yang berbeda yang tidak Damian ketahui itu apa.

Dian menyentuh bahu Damian, menyadarkan Damian dari lamunannya. "Sayang, kenapa kau malah melamun?" Tanya Dian lembut.

"Pa, aku setuju untuk menggantikan Andine menikah dengan Giovani Smith," ulang Luna dengan nada yang terdengar ringan, seakan tak ada beban sama sekali.

“See? Kau dengar sendiri apa yang putri kita ini katakan, bukan?” Seru Dian tersenyum puas.

"Damian sayang, masalah ini sudah selesai! Aku akan bicara dengan keluarga Smith. Mereka pasti tidak akan menolak hal ini! Lagipula, sejak awal, mereka menginginkan Luna sebagai menantu mereka. Ayo, sayang, temani aku berbicara dengan mereka sebelum MC mengumumkan pertunangan. Dan kau, Luna, tetaplah di sini dan jangan ke mana-mana. Oke?" Sebut Dian penuh semangat dan ingin segera menyelesaikan semua permasalahan yang ada. Jangan sampai Luna berubah pikiran dan kabur seperti Andine.

Tanpa menunggu jawaban Damian, Dian menarik tangan Damian, meninggalkan Luna yang kini berdiri sendirian di tempatnya.

Damian, yang masih tenggelam dalam kebingungannya, hanya bisa menatap putrinya dengan kosong. Ada sesuatu yang mengusik hatinya.

Sementara itu, Luna tersenyum tipis, matanya kini tertuju pada Darren yang sedikit jauh dari tempatnya berdiri. Bibirnya bergerak pelan, hampir seperti sebuah bisikan.

"Giovani Smith... paman dari Darren Smith... Satu langkah lebih dekat untuk mencapai keberhasilan misiku." Gumamnya pelan, lalu ia mengangkat gelas winenya dan meneguk isinya perlahan. Sebuah ekspresi geli terlintas di wajahnya.

"Ggrrr! Jadi begini ya rasanya wine para orang kaya..."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   Mission is completed

    "Malam ini aku sengaja mengumpulkan semua anggota keluarga Smith untuk mengumumkan sebuah berita gembira. Pernikahan Giovani dan Luna akan dipercepat. Aku tidak ingin menunggu lama untuk hal baik ini. Apalagi setelah penyerangan waktu itu. Aku sungguh tersadarkan jika aku bisa mati kapan saja. Dan aku tidak ingin mati sebelum melihat Giovani menikah." Terang Diana Smith pada semua anggota keluarga yang bisa hadir malam itu.Darren yang tidak dapat menyembunyikan air wajah kekesalannya, hanya dapat memalingkan wajah."Nek, apa tidak sebaiknya pernikahan ku dan Darren juga dipercepat?" Sela Mona di tengah kehiningan yang tercipta saat."Aku tidak masalah jika memang kau dan Darren siap untuk itu." jawab Diana- tak seperti biasanya. Biasanya dia selalu mencari alasan ini dan itu bila Mona telah membuka pembicaraan mengenai pernikahan dengan Darren. Namun kali ini izin itu keluar begitu saja."Darren, sayang! Kau dengar apa yang nenek katakan? Dia mengizinkan kita untuk mempercepat pernik

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   PENGHIANAT

    "Ini uangnya." Wanita misterius itu melemparkan tas yang berisi penuh dengan uang ke hadapan Rose. Rose mengambil tas tersebut dengan perasaan enggan. Tapi bila dia tidak mengambil tas yang berisi uang tersebut maka taruhannya adalah nyawanya."Aku tidak mau tahu Rose. Kau harus bisa mengetahui apa rencana yang akan dilakukan oleh Luna. Aku yakin dia pasti sedang memikirkan cara untuk menggagalkan pernikahannya dan Giovani." Sambung wanita misterius tersebut pada Rose."Aku akan mencari tahu rencana Luna, nyonya." jawab Rose, lalu memalingkan wajahnya. Dia sungguh merasa tercela karena telah mengkhianati Luna."Kau tidak perlu menampil ekspresi seperti itu di depanku Rose. Bukankah ini bukan pertama kalinya kau menghianati rekanmu? Kau masih ingat apa yang terjadi pada ayah Darren, bukan? Dia juga adalah rekanmu. Tapi demi uang kau mengkhianatinya. Jadi apa bedanya dengan kali ini? Jadi jangan pasang wajah sedih, dan bersalahmu di depan ku. Aku tidak suka itu." Tukas wanita misterius i

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   Rencana yang berubah

    "Apa kau sudah tahu, pernikahan Pamanmu dan wanita itu dipercepat?" celoteh Mona saat berduaan dengan Darren di balkon kamar Darren. Darren yang kaget reflek menoleh pada Mona. Ketidakhadiran Luna di rumah sakit saja sudah membuat hati Darren derita tak terkatakan. Kini datang pula kabar mengejutkan yang membuatnya rasa akan jatuh koma sekali lagi. "Dari mana kau mendapatkan info ini? Kau jangan bicara sembarangan, Mona. Pernikahan bukanlah sebuah hal kecil yang bisa diputuskan dalam waktu singkat. Apalagi paman dan Luna baru saja saling mengenal. Mereka butuh waktu untuk bisa saling menerima dan jatuh cinta." Ucap Darren kemudian mengalihkan pandangannya pada hamparan bunga yang terbentang luas di bawah sana. Darren tidak kuasa menahan rasa sesak yang mencekik dirinya dari dalam saat membayangkan Luna dan Giovani menikah. Dia tidak yakin dia siap untuk menerima kenyataan itu.Ya!! Memang Darren salah! Dia salah karena ingin bermain-main dengan calon istri pamannya. Tapi semua itu Da

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   APAKAH DIA BERUBAH?

    Tidak banyak yang terjadi malam itu. Giovani dan Lunna hanya mengobrol santai sambil terus mengamati perkembangan Darren.Sehari...Dua hari ...Tiga hari pun berlalu. Darren yang telah sadar pada hari kedua perawatannya di rumah sakit akhirnya diizinkan pulang.Saat itu, Darren sempat merasa heran karena tidak melihat Luna barang sehari pun sejak ia terjaga. Ingin rasanya ia bertanya kepada Giovani tentang keberadaan gadis itu. Apakah Luna memang tidak datang sama sekali untuk melihat keadaannya? Namun, tentu saja Darren tidak bisa menanyakan hal tersebut. Atas dasar apa ia harus menanyakan Luna pada Giovani pula?? Bukankah kalau ada orang yang harus dia tanya, itu adalah Mona?***Satu jam setelah Giovani dan Darren tiba di mansion keluarga Smith, mereka disambut oleh Diana Smith dan Mona yang sudah menunggu di depan pintu. Namun, sekali lagi, Darren tidak melihat Luna. Di mana gadis itu? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.Karena masih belum diperbolehkan dokter untuk banyak

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   WANITA DI BALIK BAYANG

    Ruangan itu terasa begitu sunyi, hanya menyisakan dua orang di dalamnya—Giovani dan Lunna.Keheningan yang menggantung di udara membuat Lunna merasa tak nyaman. Ia sadar, tak ada orang lain di sana selain dirinya dan pria itu."Kalau kupikir-pikir, selama ini kita bahkan belum pernah bicara berdua saja, kan, Luna?" suara Giovani memecah kesunyian.Pria itu yang tadinya berdiri di dekat pintu perlahan melangkah mendekat ke arah Lunna yang duduk di sofa. Tatapannya penuh makna, seolah ingin mengungkapkan sesuatu yang lebih dari sekadar percakapan biasa."Maafkan aku," lanjut Giovani, suaranya terdengar tulus. "Pekerjaan di kantor sedang sangat banyak. Ditambah lagi, ada beberapa janji yang sudah terlanjur terjadwal dan tidak bisa aku batalkan. Semua itu membuatku tak punya cukup waktu untuk dihabiskan bersamamu. Padahal, seharusnya kita berdua lebih sering bersama. Tapi lihatlah, karena diriku, kau jadi merasa kesepian."Giovani akhirnya duduk di samping Lunna, namun bukannya menjaga jar

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   PRIA YANG SEDANG KOMA

    Bunyi monitor kecil berdenging pelan di dalam ruangan, menciptakan ritme monoton yang bercampur dengan suara tarikan napas lemah dari ventilator. Darren terbaring diam di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat, tubuhnya nyaris tak bergerak selain naik-turun halus di bawah pengaruh alat bantu napas. Delapan jam operasi telah berlalu sejak peluru yang hampir menyentuh jantungnya dikeluarkan. Namun, kesadarannya masih belum kembali.Mona berdiri di samping Giovani, matanya menatap Darren yang terbaring tak berdaya di balik dinding kaca ICU. Suaranya berbisik ketika akhirnya ia bertanya, "Apa Darren akan sadar?"Giovani tidak mengalihkan tatapannya dari Darren. Rahangnya mengeras, matanya tajam seakan berusaha menembus tabir ketidakpastian yang menyelimuti sahabatnya. "Dia harus sadar," jawabnya lirih, tetapi penuh keyakinan.Mona melirik Giovani dari sudut matanya, mengamati ekspresi pria itu dengan hati-hati. Ia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan, berusaha menekan kekesalan y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status