Share

DIA ORANGNYA

Author: Kak Upe
last update Last Updated: 2025-05-14 00:00:13
Zane menuruni anak tangga dengan langkah santai. Matanya menyapu ruangan bawah yang mulai terang, lalu berhenti pada sosok perempuan yang duduk bersama ibunya. Hanya bagian kepala yang terlihat, tapi ada sesuatu dalam siluet itu yang membuat alis Zane berkerut.

“Siapa itu yang duduk bersama Ibu?” gumamnya, setengah penasaran.

Clare yang menyadari kehadiran putranya langsung berseru. “Zane! Kemari, Sayang.” Wajahnya cerah, penuh kehangatan. Ia belum menyadari badai yang tengah menunggu di bawah permukaan.

Zane turun dengan langkah ringan. Senyumnya terbit, santai, belum menyadari bahwa detik-detik kejatuhannya sudah dimulai.

“Kenapa Ibu tidak mengabari aku kalau kedatangan Ayah dan Ibu dipercepat? Kalau tahu, aku bisa ajak Anita menginap. Dia pengen banget ketemu Ibu.”

Clare menatap putranya dengan tatapan sayang tapi lembut mengoreksi. “Memangnya kapan Ibu bilang Ibu tertarik bertemu dengan wanita itu?” Nada bicara Clare mulai berubah. “Zane, sadarlah. Wanita itu bukan yang tepat untuk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   INGIN MENGHAPUS LUKA

    “Kau ini, Zane! Bagaimana bisa kau biarkan istrimu tertidur dengan rambut yang masih basah begini?!” gerutu Clare, sambil mengeringkan rambut panjang menantunya dengan hair dryer.Dengan langkah pelan dan dada berdebar, Zane mendekat. Ada satu pertanyaan yang mengganggu pikirannya: Sudahkah Valerie bicara sesuatu pada Ibu?Namun, melihat Valerie yang tetap diam di hadapan ibunya, Zane pun menyimpulkan bahwa ia belum menceritakan apapun tentang kejadian pagi tadi.“Zane tidak ingin mengganggu tidur Valerie, Bu,” ucapnya lembut, sembari mencuri pandang ke arah sang istri.“Tak mau mengganggu, katanya! Tapi badan menantuku sudah penuh totol-totol begini! Masih bilang tak mengganggu?!” sungut Clare dalam hati, matanya menangkap jelas jejak kepemilikan Zane di tubuh Valerie.Hal itu mengingatkan Clare pada masa lalu—saat Arka juga pernah membuatnya tampil bak siluman berbintik, macam tutul.“Astaga, mulutku gatal sekali ingin membalas perkataanmu, Zane…” desah Clare lirih, menahan gejolak

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   AKAN KU TEBUS KESALAHANKU

    “Hhuh... Apa boleh aku menonjok wajahmu sekali lagi?” tanya Belvan begitu santai sambil menuangkan jus ke dalam gelasnya.“Jujur saja, Zane... aku masih ingin menghajarmu. Tapi aku tahan. Wajahmu yang sekarang saja masih belum hilang lebamnya,” seloroh Belvan.“Sorry...” ujar Zane pelan.“Katakan itu pada Valerie,” suruh Belvan dengan nada santai.“Aku pasti akan mengatakan itu padanya. Bahkan seumur hidupku kalau perlu, aku akan mengatakannya pagi, siang, dan malam,” jawab Zane sambil melamun memandangi gelas jusnya.“Dia marah padamu?” tanya Belvan berikutnya.“Heem... sudah pasti,” jawab Zane tetap dengan pandangan kosong.“Kau menyerah mendapatkan kata maafnya?” tanya Belvan lagi.Zane menggeleng. “Tidak! Tidak akan pernah,” jawabnya tegas meski dengan tatapan kosong.“Bagus,” seru Belvan, cukup puas dengan jawaban Zane.“Apakah kau tidak marah lagi padaku? Aku sudah berprasangka buruk padamu. Dan juga menjebakmu.,” Zane memberanikan diri bertanya.Rasa bersalahnya pada Valerie saj

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   APA AKU BOLEH MENONJOK WAJAHMU SEKALI LAGI, ZANE?

    “Zane... Valerie mana?” tanya Clare yang sedang sibuk di dapur bersama beberapa pelayan, sebab malam ini akan diadakan pertemuan keluarga seperti yang dijanjikan oleh Arka sebelum akad pernikahan Zane dan Valerie.“Valerie baru saja tidur, Bu,” jawab Zane sambil mengambil sebuah piring dan mengisinya dengan nasi.“Apa kau mau makan, Zane?” tanya Clare yang langsung menghentikan kegiatannya dan menuju meja makan untuk menemani Zane makan siang.Clare tahu kalau Zane dan Valerie belum makan apa pun sejak pagi karena tadi Clare dan Margaret sempat singgah ke kamar Zane dan Valerie. Namun karena tidak ingin mengganggu pengantin baru, Clare membiarkan saja Zane dan Valerie tetap di kamar.Dalam pikiran Clare: nanti kalau sudah capek dan lapar, paling juga akan turun.Dan terbukti...Saat ini Zane sudah keluar dari kamarnya dan langsung menyendok nasi untuk dimakan.“Heem... aku akan makan nanti, Bu. Ini untuk Valerie,” jawab Zane sambil terus mengisi piring tersebut.Zane sadar kalau ibunya

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   AMARAH YANG BELUM PADAM

    “Lepaskan tanganku!” sentak Valerie sekali lagi sambil menyentak tangannya dengan getar kemarahan yang tertahan.“Urusanku dan dirimu sudah selesai, Zane! Jangan campuri urusanku lagi!” ujar Valerie.Zane mengunci pergelangan tangan Valerie dengan genggaman baja, menariknya hingga tubuh Valerie yang ringkih terhempas ke dadanya. Bau sabun mintnya menusuk, mengingatkannya pada malam ketika aroma yang sama menyesakkan napasnya di antara helai-helai sprei."Sudah kubilang—" suara Zane menggerus telinganya, “aku sangat menyesali perbuatanku padamu!”Zane menatap lekat mata Valerie yang merah dan penuh air mata.Ia menekan pinggang Valerie hingga tubuh Valerie benar-benar menempel padanya dan berkata, “Aku bahkan sudah meminta maaf padamu, Valerie! Aku tahu itu tidak akan pernah cukup untuk membayar semua kesalahanku. Tapi bukan berarti hanya karena kau tidak mau memaafkanku dan juga membenciku, maka kau bisa lepas dari diriku, Valerie!”Valerie mendongak. Matanya yang merah bertemu sorot

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   LUAPKAN AMARAHMU, VALERIE! PUKUL AKU!

    “Apa yang kau lakukan, Valerie?!” teriak Zane, melihat tangan Valerie mulai membuka jubah mandinya hingga jatuh ke lantai.Kini, Valerie berdiri polos di hadapan Zane.“Valerie, kau gila!” Zane langsung berjongkok, meraih jubah mandi Valerie, lalu memasangkannya kembali ke tubuh wanita itu.Tentu saja, untuk melakukan itu, Zane harus mempertebal imannya. Menahan “kepala bawah” yang rewel setelah kembali melihat tubuh Valerie bukanlah hal yang mudah.Tenanglah! Ini bukan saatnya! Dia sedang menguji kita! Jadi bekerja samalah! seru Zane dalam hati, menenangkan dirinya.Zane segera merapikan jubah Valerie seperti semula, lalu mengikatnya dengan cepat.Valerie hanya diam, memperhatikan Zane membungkus tubuhnya kembali. Di dalam benaknya, tubuhnya kini terasa kotor, ternoda oleh ulah Zane. Ia ingin mengganti tubuh itu—seandainya bisa.“Huh! Munafik,” cetus Valerie, tepat saat Zane menatap matanya. Di sana, hanya sorotan jijik yang tersisa untuknya.“Aku tidak sebejat yang kau kira, Valerie

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   HATI YANG TERLUKA

    “Kalau begitu, mari kita ulang semua ini dari awal, Valerie! Aku berjanji, walau pun aku tidak bisa menjanjikan apa pun soal cinta, aku akan menghormatimu sebagai istriku seumur hidup. Dan aku juga berjanji akan memberikan kehidupan berumah tangga yang indah untukmu. Kau bisa pegang janjiku, Valerie,” tegas Zane, yang masih mengira Valerie benar-benar sudah memaafkannya.Valerie langsung menarik tangannya begitu Zane selesai bicara.“Dengar dan camkan baik-baik, Tuan Zane Hardata. Pertama, tidak ada yang harus diulang dari awal. Hanya untuk sampai ke titik ini—titik saat kau mulai membuka matamu terhadap kebenaran kata-kataku—aku sudah mengorbankan harta yang paling berharga dalam hidupku. Yaitu keperawananku!” Valerie sengaja menekan kata terakhir itu dengan sangat jelas di telinga Zane.“Lalu seenak jidatmu kau ingin kita mengulanginya lagi? Heh! Kau ingin aku berdarah sampai berapa kali, Tuan Zane Hardata?” ujar Valerie dengan sarkasme, lalu tertawa kecil.“TIDAK ADA YANG HARUS DIUL

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status