Share

Kemilau Senja

***

Kemudian mereka beranjak pergi bersama-sama meninggalkan ruangan tersebut, dengan Reggie yang berjalan  paling depan, di ikutin Diandra dan Fay yang berjalan berdampingan, kemudian di susul Ardi yang berjalan paling belakang. Mereka lalu menaiki anak tangga untuk menuju ke lantai dua.

Ketiga sabahat itu mengira awalnya akan dibawa ke ruang kerja Reggie yang terletak di lantai dua, tapi dugaan mereka salah. Reggie masih terus berjalan berbelok menaiki anak tangga berikutnya. Tanpa banyak bertanya, ketiga sahabat itu tetap mengikuti kemana pun langkah Reggie membawa mereka.

Akhirnya mereka sampai di pintu yang menjadi ujung anak tangga yang di perkirakan adalah lantai tiga. Namun lagi-lagi dugaan mereka salah. Setelah Reggie membuka pintu tersebut, tampaklah sebuah ruangan terbuka. Tepatnya ini adalah sebuah Roof top atau disebut juga atap gedung.

Roof top gedung ini sangat teduh, tidak panas seperti kebanyakan atap gedung lainnya. Sekilas tempat ini sangat mirip seperti rumah kaca, karena semua dindingnya terbuat dari kaca tebal, tapi dengan atap dari anyaman ilalang. Dekorasi tempat ini sungguh membuat nyaman bagi siapapun yang berada disana.

Di setiap sudut terdapat pot-pot bunga dan pepohonan bonsai yang tumbuh dengan segar dan beraneka ragam nan cantik. Serta ada sebuah pancuran buatan yang menambah kesan mewah dengan suasana seakan berada di sebuah taman yang asri.

Di sebelah pojok bagian kiri, tepatnya bagian dinding belakang gedung itu, terdapat beberapa bale kecil yang terbuat dari bambu hitam yang beralaskan bantal-bantal karakter empuk nan cantik. Ah .. sungguh tempat yang sangat nyaman dan memanjakan mata serta badan.

Reggie mengajak ketiga sahabat itu untuk duduk disana, dan ternyata halaman belakang gedung itu adalah sebuah tempat terbuka yang langsung mengarah ke pegunungan yang tampak menjulang tinggi dengan hamparan savana yang mempesona.

Dari kejauhan, meskipun terlihat sangat kecil, tampak ada air terjun di kaki gunung tersebut. Airnya terlihat samar dan di selimuti kabut tipis yang semakin menambah keindahannya.

Di bawah air terjun itu terdapat hamparan telaga yang bertuliskan 'Telaga Sarangan' tertulis di papan besar yang membentang. Jika di lihat dari kejauhan seperti telaga pelangi, karena terlihat seperti warna pelangi dengan airnya yang terlihat berwarna hasil pantulan matahari. Ditambah suasana di sore hari, dimana matahari mulai meredup di ufuk barat, menambah kecantikan telaga tersebut. Sungguh menakjubkan sejauh mata memandang. Membuat siapapun akan terkenang dan enggan pulang.

"Wow .. sungguh teramat indah sekali tempat ini," gumam Diandra terkagum-kagum akan pesona alam yang tampak  jelas terlihat langsung oleh netranya.

Selama dia berkunjung ke Book Store ini, baru kali ini dia melihat ada keindahan di balik gedung tersebut. Karena jika di lihat dari depan, yang terlihat hanyalah sebuah bangunan toko buku biasa. Bahkan pemandangan di luar  jendela bagian dinding belakang lantai bawah pun, hanyalah sebuah taman kecil yang di batasi tembok sebagai pembatas antara taman dan lingkungan luar gedung Book Store itu.

"Sungguh indah ciptaan-Mu, ya Allah," puji Ardi yang terus berdecak mengagumi keindahan ciptaan sang Maha Kuasa.

"Iya, Subhanallah banget, ya. Tempat ini sungguh luar biasa," timpal Fay yang tak kalah kagum.

Sementara Reggie hanya tersenyum dengan bangganya melihat respon ketiga sahabat itu, yang juga sangat mengagumi tempat favorit bagi Reggie pribadi. 

"Senja memang sangat mengagumkan dan indah, sayangnya keindahan itu hanya sesat, " cetus Reggie sambil menerawang jauh, ia berdiri di samping kiri Diandra. 

"Dan aku akan selalu menanti keindahan itu kembali, " sambung Diandra menimpali ucapan Reggie diiringi senyum dan lirikan mata penuh arti terhadap pria tampan di sebelahnya. 

"Jangan lirikin aku terus, nanti kamu naksir, " goda Reggie yang menyadari bahwa sejak tadi Diandra terus mencuri-curi pandang terhadap Reggie. 

Diandra yang merasa tingkahnya terpergoki mendadak gelagapan. 

"Ehheemm... Ehheemm...!" Suara deheman yang disengaja dari dua mahkluk yang sejak tadi hanya menjadi penonton dua insan yang sedang mulai kasmaran, mencoba mengganggu suasana.

"Apaan sih kalian? Keselek?" Gerutu Diandra mencoba mengendalikan perasaan dan rasa malunya.

"Ngga kok, cuma lagi ngetes tenggorokan yang baru dibenerin," jawab Ardi ngasal memeberi alesan. 

Merekapun akhirnya tertawa bersama dan bercanda gurau, hingga tak terasa sinar senja telah tertidur di peraduannya.

Keempat insan itu pun mengakhiri senja dan penuh kenangan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status