**
Teruntuk hati ..
AKu tahu kau lelah dengan semua rasa iniRasa yang hanya bisa hadir di mimpi dan bayang-bayangmu saat iniRasa yang terkadang selalu menyiksamu di setiap malamRasa yang bagaikan ada namun tak terwujudHati .. tetaplah tegar dan bersabar
Karena aku yakin ada saatnya semua rasa risau itu akan hilang dan berganti dengan kebahagiaanHati .. tetaplah disana tunggu aku yang akan datang untuk memelukmuSaat cinta telah memilih, salahkah aku?
Mungkin akalku tak nalar, jiwaku tak tenang, kegelisahan menjadi teman yang abadiItulah kebodohanku yang mencintaimuTapi jika mencintaimu adalah satu kebodohan, aku bangga dengan kebodohankuKarena aku tak mendengar kata orangAku hanya mengikuti perasaan dan kata hatikuAku hanyalah seonggok hati yg tersesat di raga yang salahMencintaimu bukanlah pilihanku, tapi hatikuDiandra
**
Sejak saat itu mereka sudah tak berkomunikasi lagi. Reggi
*** 9-April-2020 Lumpuhkanlah ... ingatanku, hapuskan tentang dia ... Hapuskan memoryku tentangnya ... Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia, ku ingin ku lupakannya ... _______________________________________________ Fay langsung menyetop lagu sebelum bait reff selesai. Dia lalu menghampiri Diandra yang sedari pagi masih saja bersembunyi di balik selimut sambil menikmati alunan lagu Geisha --Lumpuhkan Ingatanku. "Andra, kok masih aja tiduran, sih? Malam ini kita 'kan udah ada janji mau makan di luar sama Ardi, dia udah nunggu di depan, tuh," teriak Fay sahabat Diandra dengan suara khasnya yang melengking. Diandra yang mendengar teriakan Fay seketika langsung menutup kedua telinga dengan tangannya. "Apaan sih, Fay? Berisik, ah," sungut Diandra yang masih berada di balik selimut. "Kamu tuh yang berisik, Ndra. Lagian nga
***(Flashback?)Oktober 2018Namanya Diandra Radyta, mahasiswi fakultas sastra di sebuah universitas di kota Malang, Jawa Timur. Dia memiliki dua sahabat yang bernama Fairy Anindyta (Fay) dan Ardima Dirgantara (Ardi). Mereka bertiga sudah bersahabat sejak lama dan kuliah di universitas yang sama pula. Fay satu fakultas dengan Diandra dan sama-sama semester tiga, sedangkan Ardi di fakultas tekhnik semester lima.Diandra dan Fay tinggal di sebuah kos putri yang jaraknya nggak jauh dari kampus mereka, sedangkan Ardi tinggal bersama orang tuanya karena dia sendiri berdomisili di Malang.Mereka berdua memang sengaja ngekos di Malang karena rumah mereka yang letaknya sangat jauh dari kampus. Dan dari sanalah petualangan cinta dan persahabatan keduanya di mulai.Diandra adalah seorang gadis yang tomboy, supel, periang dan sangat ramah sama siapapun. Baik itu sama orang yang dikenalnya ataupun tidak, dia tidak pernah membeda-bedakan orang lai
***Setelah pertemuan pertama mereka di toko buku favorit, Diandra jadi makin getol berkunjung dan berlama-lama di toko buku itu.Entah apa yang Diandra lakukan di dalam sana, yang jelas dia sengaja berlama-lama baca diruangan khusus pembaca di gedung itu.Harapannya cuma satu, dia berharap bisa bertemu lagi dan lagi dengan manager cool tapi manis kaya gulali itu.Dan harapannya selalu terwujud.Manajer itu selalu menemuinya dikala waktu senggangnya."Ehem ... kamu lagi apa? serius amat?" Celetuk Reggie dari arah sebrang meja yang Diandra duduki."Hah...? eh... anu pak.. eh bang, aku lagi belajar nulis nih, hehe...." jawab Diandra yang terkejut.Dia lagi serius mengerjakan sesuatu di laptop kesayangannya yang menjadi hobi barunya itu."Belajar nulis? maksudnya kamu lagi belajar nul
*** Lemparan buku itu membuat mereka terkejut. Kemudian dengan santainya, Reggie berdiri dan menghampiri pengunjung tersebut. Reggie lalu membungkuk hormat dan meminta maaf pada pria tadi yang berada tak jauh dari meja mereka. Terlihat ada percakapan di antara mereka, sehingga membuat Reggie berkali-kali mengatupkan kedua tangannya sebagai tanda permohonan maaf yang mewakilkan ketiga sahabat itu. Dengan senyuman yang masih saja terus terkembang. Diandra mengedarkan pandangan ke seluruh pengunjung yang ada di ruangan itu, mereka saling berbisik. Ada yang melihat ke arah mereka bertiga, ada pula yang berbisik sambil melihat ke arah Reggie dan pengunjung pria tersebut. Selang beberapa menit kemudian, Reggie pun berbalik ke tempat duduk Diandra dan kedua sahabatnya. Suasana jadi sedikit menegang setelah insiden pelemparan buku tersebut. Kalau saja itu ruangan terbuka, mungkin Diandra sudah menggebrak balik pada pria tersebut yang sudah sangat tida
***Kemudian mereka beranjak pergi bersama-sama meninggalkan ruangan tersebut, dengan Reggie yang berjalan paling depan, di ikutin Diandra dan Fay yang berjalan berdampingan, kemudian di susul Ardi yang berjalan paling belakang. Mereka lalu menaiki anak tangga untuk menuju ke lantai dua.Ketiga sabahat itu mengira awalnya akan dibawa ke ruang kerja Reggie yang terletak di lantai dua, tapi dugaan mereka salah. Reggie masih terus berjalan berbelok menaiki anak tangga berikutnya. Tanpa banyak bertanya, ketiga sahabat itu tetap mengikuti kemana pun langkah Reggie membawa mereka.Akhirnya mereka sampai di pintu yang menjadi ujung anak tangga yang di perkirakan adalah lantai tiga. Namun lagi-lagi dugaan mereka salah. Setelah Reggie membuka pintu tersebut, tampaklah sebuah ruangan terbuka. Tepatnya ini adalah sebuah Roof top atau disebut juga atap gedung.Roof top gedung ini sangat teduh, tidak panas seperti kebanyakan atap gedung lainnya. Sekilas tempat i
***"Fay, aku mau curhat, nih," seru Diandra saat pulang dari Book Store tadi yang di antar oleh Ardi."Tumben? Memangnya kamu mau cerita apa, sih? Girang banget kayaknya," tanya Fay dengan santai."Aku di kasih nomornya Bang Reggie, dong," ungkap Diandra sambil langsung atraksi guling-guling di kasur, seperti kebiasaannya di saat Diandra merasa sangat girang.Tak lama kemudian ...Bluuugghhh ...Diandra nyemplung bablas dari kasur. Fay yang melihat aksi sirkus sahabatnya langsung tertawa terpingkal-pingkal."Aseeem kamu, Fay! Bukannya nolongin, malah ngetawain. Puas banget kayaknya lihat aku nyungsep," gerutu Diandra dengan manyun sambil berusaha bangkit dari sisi ranjang dengan tubuh terbelit selimut sembari mengusap-usap pinggang dan lengannya.Tapi Fay masih saja tertawa. Sampai-sampai dia memegangi perutnya dan sangat kesulitan menghentikan tawanya."Bisa nggak, kamu tuh berhenti ketawa? Berdosa banget, kamu. Huh ..
***Keesokan harinya, Fay sibuk mencari keberadaan Ardi karena dia ingin menceritakan semuanya tentang Diandra. Mau bagaimana pun juga, Fay sangat menyayangi Diandra seperti saudaranya sendiri. Dan tak ingin sesuatu yang berlebihan terjadi padanya.Bukan dia tidak menyukai Diandra dekat dengan Reggie, tapi Fay sangat khawatir apabila mereka berdua saling melibatkan hati dan perasaan, sementara Diandra sudah di jodohkan oleh orangtuanya. Itu pasti akan melibatkan banyak hati yang terluka.Sementara Fay sendiri belum tahu status Reggie seperti apa. Entah masih single atau sudah punya pasangan. Karena kalau Reggie sudah punya pasangan, itu akan menjadi boomerang bagi keduanya apabila cinta mereka terlanjur bersemi dan tumbuh tanpa disadari.Fay ingin agar Ardi membantunya mencari tahu fakta tentang seorang Reggie Kaivan tersebut. Apa statusnya dan darimana asalnya?"Duh .. Si Ardi kemana, sih? Kalau lagi genting kayak gini aja, susah banget nyarinya.
***Sementara di dalam ruang privasi Book Store -tempat favorit Diandra- dia tampak murung dan duduk seorang diri di meja paling pojok. Ternyata penyebabnya adalah karena hari ini Reggie tidak masuk kerja. Bukan karena sakit, tapi karena ternyata dia di tugaskan untuk mengurus projek di cabang kota lain oleh CEO Book Store ini.Diandra mengetahui hal tersebut dari pegawainya saat dia menanyakan sang Manager klimis, yang bahkan hingga menjelang sore yang di nanti tak juga muncul.Dreeet .. Dreeet .. Dreeet ..Tiba-tiba benda pipih yang bertuliskan 'OPPO' itu bergetar menandakan ada pesan masuk. Dengan segera Diandra membuka pesan tersebut, dan nama Reggie lah yang tertera disana. Seketika pipi Diandra bersemu merah saat membuka pesan itu."Assalamualaikum, Diandra!" tulis Reggie di pesan tersebut.Iya, ini adalah pertama kalinya Reggie mengirimkan pesan pada Diandra sejak mereka bertukar nomor."Waalaikumsalam, Bang," balas Diand