Share

Sang Preman Jatuh Cinta

***

"Fay, aku mau curhat, nih," seru Diandra saat pulang dari Book Store tadi yang di antar oleh Ardi.

"Tumben? Memangnya kamu mau cerita apa, sih? Girang banget kayaknya," tanya Fay dengan santai.

"Aku di kasih nomornya Bang Reggie, dong," ungkap Diandra sambil langsung atraksi guling-guling di kasur, seperti kebiasaannya di saat Diandra merasa sangat girang.

Tak lama kemudian ...

Bluuugghhh ...

Diandra nyemplung bablas dari kasur. Fay yang melihat aksi sirkus sahabatnya langsung tertawa terpingkal-pingkal.

"Aseeem kamu, Fay! Bukannya nolongin, malah ngetawain. Puas banget kayaknya lihat aku nyungsep," gerutu Diandra dengan manyun sambil berusaha bangkit dari sisi ranjang dengan tubuh terbelit selimut sembari mengusap-usap pinggang dan lengannya.

Tapi Fay masih saja tertawa. Sampai-sampai dia memegangi perutnya dan sangat kesulitan menghentikan tawanya.

"Bisa nggak, kamu tuh berhenti ketawa? Berdosa banget, kamu. Huh ..!" sungut Diandra merasa jengkel dan semakin manyun

"Oke .. oke. Aku mingkem, deh," ucap Fay dengan bersusah payah menahan tawanya.

Setelah Fay berhasil menenangkan dirinya, dia pun membantu Diandra lepas dari cengkraman selimut yang masih melilit tubuh sahabatnya itu.

"Aku tuh, heran sama kamu," ucap Fay setelah Diandra terbebas dari lilitan sang selimut.

"Kenapa?" Diandra balik bertanya.

"Kamu kayaknya suka banget ya, sama Bang Reggie? Baru dapet nomor W******p-nya aja kamu udah segirang itu. Pakek ada acara guling-guling sampek nyungsep, lagi. Hahahaha .." ujar Fay keheranan dan keceplosan ketawa saat teringat tingkah Diandra beberapa menit lalu.

"Jelas aku sangat senang, malahan ... pengennya aku langsung salto tadi, tapi malu .. banyak orang," jawab Diandra sambil senyum-senyum sendiri membayangkan kejadian tadi sore bersama Manager klimis itu. Sampai tak menyadari jika Fay masih menertawakan tragedi nyungsepnya tadi.

"Gila ya, kamu! Untungnya urat malu kamu masih ada remnya. Coba kalau salto beneran disana? Atau kamu melayang-layang saking senengnya. Apa kata dunia?" cerocos Fay dengan suara khasnya dan bawel seperti burung beo.

"Ishh ... melayang? Emangnya aku mau kayang?" gerutu Diandra dan kembali manyun.

"Kamu suka ya, sama dia?" tanya Fay yang tiba-tiba serius.

"Hah? Emmm ... aku ... aku hanya kagum doang, kok. Aku seneng setengah mati karena bisa punya nomor kontak orang sekelas dia," jawab Diandra dan kembali mengembangkan senyumnya.

"Memangnya dia sekelas apa? Teri? Kakap? Gurita? Atau paus?" tanya Fay lagi ngasal.

"Itu ikan, Makkk! Ahelah .. orang aku serius, juga," seru Diandra merasa gregetan sama sahabatnya itu.

"Reggie itu bukan hanya seorang Manager ganteng yang klimis mempesona dan, ah .. pokoknya itu lah, tapi dia juga guru les kepenulisan. Karya dia udah banyak yang terbit, dan di jual di Book Store itu. Keren nggak, tuh? Gimana aku nggak jungkir balik bisa kenal sama dia, apalagi sampai di kasih nomor W******p-nya?" tutur Diandra dengan begitu semangat saat menceritakan siapa sosok Reggie Kaivan yang sesungguhnya.

Sementara Fay hanya melongo setelah mendengar penjelasan Diandra dan menyaksikan tingkah sahabatnya tersebut yang masih saja absurd.

"Aku senang akhirnya kau merasakan jatuh cinta, tapi mengapa kau menjadi kurang waras, Ndra?" Gumam Fay yang bergidik ngeri dengan perubahan Diandra.

Bluugghhh...! 

Sebuah bantal guling tiba-tiba melayang dan menghantam wajah Fay yang langsung teriak.

"Andraaaaaaaa... kamu tuh ya," teriak Fay yang tertahan karna si pelaku langsung kabur keluar kamar, menghindari serangan balik dari sahabat tercintanya.

Fay yang manyun pun mengikuti Diandra keluar kamar sambil merapihkan poni yang sempat berantakan akibat ulang Diandra. 

"Aku harus cari tau siapa sebenarnya Reggie itu, berani sekali dia telah mengubah Diandra dan sehingga kadar kurang warasnya semakin bertambah," gerutu Fay yang merasa heran sekaligus kesal terhadap Diandra. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status