{Sayang, kamu harus membuat Lingga memang jatuh cinta sama kamu, buat dia sangat cemburu dan tidak ingin meninggalkan kamu. Kamu tahu sendiri kan kita belum mencari bukti tentang siapa Lingga sebenarnya secara detail, yang kita dengar adalah baru sebagian atau dia hanya mengarang tentang hidupnya}{Buat dia merasa nyaman dan tidak biasa membuatmu menangis atau meninggalkan kamu seperti tadi}{Maksud ibu menjadi wanita penggoda untuk Mas Lingga?}{Iya siapa lagi yang kamu mau goda, di Fahri jangan dia buat Ibu aja ya?}{Ibu, Mas Fahri itu sepantaran dengan Mas Lingga, Arum nggak mau punya Bapak tiri berondong seperti dia?}{Memangnya kenapa? Supaya awet muda lah mas kamu aja yang masih mencari cinta?}{Katakan sama Ibu kamu ada perasaan dengan Lingga nggak?}{ Ah sudahlah, tambah pusing bicara sama Ibu}{Arum dengarkan ibu, pria itu jika dipancing dia akan melambung tinggi, gunakan akal, kau hanya ciuman saja nggak masalah asalkan tidak berlebihan toh ini supaya kamu mau tahu apa ren
“Maaf Mas, aku tidak bisa!” Aku berisi keras untuk tidak melampaui batasku walaupun dalam hati sangat ingin di manja. Aku pergi dari ruangan itu tanpa melihat wajahnya, aku sangat malu dengan perilaku sendiri. Kumelangkah dengan cepat sampai aku tidak sengaja menabrak dinding yang membuatku meringis kesakitan.“Augh, sialan kenapa juga ada dinding di sini,” rutukku kesal.“Ibu nggak apa-apa?” tanya Nia sekretaris Mas Lingga.Dia pun menghampiriku dan memastikan kalau aku tidak apa-apa.“Saya nggak apa-apa, mungkin hanya kecapean saja permisi,” jawabku tanpa melihatnya.Aku menutup keras ruanganku dan memberitahukan kepada Yola sekretarisku untuk tidak mengganggu ku saat ini.“Bagaimana ini aku terlalu malu apa yang aku lakukan tadi?”“Ah ini semua karena ibu yang biang aku harus menjadi wanita penggoda dan sekarang Mas Lingga malah ingin lebih, bagaimana ini?” “Bagaimana aku berhadapan dengan dia lagi?” Aku semakin bingung dan mengumpat untuk diriku sendiri, tetapi sentuhan itu tid
Mataku membulat dan melotot kepadanya karena baru kali ini ada yang menolak pesona dari ketampananku yang paripurna ini.Apa yang kurang dariku, banyak wanita tergila-gila kepadaku , bahkan mereka datang sendiri untuk bisa aku bawa ke mana saja tanpa ikatan apa pun.Namun, sekarang ada wanita yang susah aku taklukkan dia tidak ingin berhubungan lagi dengan seorang pria Karen trauma pernikahan yang ternyata hanya kepalsuan.Namanya Arumbi Lestari wanita yang pernah singgah di dalam hidupku lima belas tahun yang lalu. Anaknya tomboi dan apa adanya.Di sekolah dia termasuk anak yang pintar juga dan pembuat masalah, dan berakibat dia harus keliling lapangan sebanyak lima kali atau hukumannya adalah membersihkan toilet wanita. Banyak teman menjadikan Arum sangat disukai, sebagai teman curhat pun, pandai menyimpan rahasia. Aku pun sebenarnya diam-diam menyukainya.Aku hanya melihatnya dari jauh, aku kakak kelasnya berbeda satu tingkatan saja dengan dia. Dia tidak pernah pacaran pada
Aku tidak tahu apa yang terjadi denganku, kenapa aku begitu naif untuk bisa menggoda Mas Lingga. Pasti dia sangat tersanjung, ini semua gara-gara Ibu menyuruh aku seperti ini.Namun, aku tidak mau tertipu dengan kebaikan dan ketampanannya yang sangat memikat hati tetapi ah ....Ada orang lain yang mengganggu pikiranku sekarang ....Shiiittt ... bruuukkk!” “Apa aku menabrak mobil orang?” tanyaku dalam hati.“Sebuah kecelakaan kecil terjadi dan aku yang menabraknya, ini semua gara-gara pria yang bernama Mas Fahri itu, sepertinya semua orang yang aku lihat kok sama ?” Tok! Tok! Pintu kaca mobilku diketuk.Aku pun langsung keluar dengan gemetaran, hatiku pun dag Dig dug, tanpa melihat orang yang mengetuk kaca mobilku.“Kamu harus bertanggung jawab, kamu nggak lihat ada mobil terparkir di sini, untung saja jalanan masih tidak terlalu ramai, kalau nggak kamu bisa menjadi bulan-bulanan warga yang melihat kejadian ini,” bentak pria itu tetapi aku mengenal suara itu, aku memberanikan meng
“Nih ponsel buat kamu,” ucapnya seketika dan menyodorkan ponsel berwarna hitam tetapi aku sangat terkejut, sedikit retak atasnya.“Buat aku, tetapi untuk apa, lagian ini kan punya Mas Fahri?” tanyaku bingung.“Kamu tahu kenapa aku menghancurkan ponselmu yang mahal itu?” “Nggak,” jawabku singkat.Mas Fahri menjitak kepalaku seakan-akan dia sudah akrab denganku.“Mas, apaan sih sakit tahu!” “Lagian kamu terlalu polos atau bodoh sih?’” Sumpah baru kali ada yang bilang seperti secara lugas dan lantang seperti dia.Aku menggerutu, rasa kesal banget bertemu dengannya tetapi bayangannya selalu ada, bagaimana dong?“Hei, kok malah bengong sih?” “Saya menghancurkan ponsel mahal kamu itu karena Linggis eh salah maksudnya Lingga sudah memasang GPS di ponsel kamu, jadi dia nggak perlu khawatir kamu di mana, dia akan tahu kalau GPS itu berfungsi dengan baik.”“Dan seperti punya saya, ponsel itu juga terdeteksi dengan punya ponsel saya yang lain, dan saya bisa memantau kamu ada di mana, siapa t
“Cepat katakan Arum, jangan diam saja, panas ini dan perut saya sudah keroncongan dari tadi,” ucapnya yang tidak sabar.“Ya kamu tidak cocok dengan Ibu, tetapi denganku, maksudnya begini yang seumuran denganku, jangan salah sangka dulu” ucapku malu-malu.Namun, Mas Fahri malah tersenyum seolah-olah dia tahu apa yang apa yang ingin aku katakan, sepertinya pipiku mulai merona.Setelah aku mengatakan itu Mas Fahri tidak mengatakan apa-apa lagi, tidak ada tanggapan, dan dia kembali menyalakan mesin mobil itu dan pergi ke suatu tempat.Selama dalam perjalanan tidak ada sama sekali kalimat yang dia ucapkan, pandangannya lurus ke depan dan fokus menyetir. Aku jadi tidak enak sudah mengatakan hal itu, tetapi dia sendiri kan yang memaksaku untuk berkata terus terang dan sekarang malah dia yang diam tidak seperti yang tadi yang banyak bicara seperti burung beo.Aku jadi takut untuk meminta penjelasan darinya. Aku melirik jam tanganku sudah sepuluh menit dari tempat kami berhenti dan aku kem
“Kamu tidak salah dengar, wanita yang akan saya nikahi adalah kamu.” “Apakah aku tidak bermimpi?” “Apakah saya harus mengulang jawabannya saya?” “Apa yang dikatakan oleh Nak Fahri betul Rum, makanya duduk dulu sini,” ajak Ibu membuat wajahku sepertinya sudah memerah.“Begini Arum, sebenarnya ibu dan Bu Yuni sepakat untuk menjodohkan kalian. Ibu nggak ada menutupi apa pun kalau kamu dulu sudah menikah juga perjodohan Bapak dulu.”“Ibu tahu kamu pasti trauma dengan pernikahan, tetapi kamu sudah menjadi janda sudah hampir dua tahun dan Raina juga sudah besar dia pasti mengerti.”“Dia juga pasti menginginkan orang tua lengkap walaupun baik kamu dan Fahri bukanlah orang tua kandungnya, tetapi kasih sayang kalian akan membuatnya menjadi keluarga yang utuh.”“Dan bukan itu saja jika kalian menikah kalian bisa bekerja sama untuk menggiring si Lingga itu ke tempat yang seharusnya yaitu di balik jeruji.”“Ibu takut kalau kamu kenapa-kenapa sama Lingga, Ibu nggak percaya sama dia Rum, kal
“Lira dengan senang hati mau memberikan bayi itu karena dia juga tidak menginginkannya. Aku juga baru tahu itu karena Mas Ariel sering ke Yogya“Tidak sampai di situ aku baru tahu lagi kalau ada lagi istrinya sebelum aku dan Lira, Mas Ariel juga menikah dengan tenan wanitanya karena ia sangat kaya namanya Kiranti. Dia juga menikahinya. Aku akhir hati dan sepertinya aku sudah dibohongi habis-habisan. Dan Mas tahu siapa Mas Lingga aku pikir dia sangat baik ternyata dia adalah dalang semua kekacauan ini, dia adalah anak tiri Papa Sugeng. Seperti Mas Ariel Papa Sugeng juga seperti itu dan hanya karena harta warisan mereka sangat kejam mengambil nyawa orang. “Jika hanya untuk harta warisan kenapa nggak minta secara baik-baik aku akan pasti mengalihkan semua harta warisan itu ke tangan Mas Lingga. Aku juga tidak mau harta warisan itu.”“Dan satu lagi yang kamu harus tahu Mas?”“Apa?”“Dana apakah kamu tidak mempunyai anak dari Ariel?” “Hahaha ... ya setiap pernikahan pasti tujuannya a