“Sekarang apa yang harus kita lakukan?” tanya Athena dengan wajah begitu panik. Dia sendiri sudah tidak tahu harus seperti apa. Sejak dulu, Athena selalu menghindari pemberitaan di media. Dan sekarang, dirinya harus terjebak dengan situasi seperti ini. Athena benar-benar merutuki kebodohanya yang mabuk dan berakhir tidur dengan pria asing. Tidak, bukan hanya sekadar pria asing, tapi pria yang memiliki kekuasaan besar.
Justin menuangkan wine ke gelas slokinya, kemudian menenggaknya hingga tandas. Raut wajah Justin menunjukkan kemarahannya, Namun, dia masih terlihat begitu tenang. “Aku menunggu assistant-ku, aku sudah meminta orangku mengusir media.”
“Aku harus menghubungi manager-ku.” Athena berbalik, dia mencari keberadaan tasnya. Namun, saat Athena mencari tasnya, dia tidak herhasil menemukan keberadaan tasnya.
“Apa kau melihat tasku?” tanya Athena yang kini menatap lekat Justin.
“Kau pikir di saat kau mabuk, dan aku terkena obat sialan itu, aku memikirkan keberadaan tasmu?” tukas Justin sarkas.
Athena mendengus, dia menatap kesal pria yang ada di hadapannya itu. “Aku butuh ponselku! Aku harus menghubungi manager-ku!”
“Diamlah! Tunggu sampai assistant-ku datang. Apa kau mau keluar dan wartawan yang menyerangmu dengan banyak pertanyaan?” seru Justin dengan tatapan menghunus tajam ke arah Athena.
Athena mendesah pelan, dia melirik tubuhnya yang masih memakai bathrobe. Dia memejamkan mata singkat, dia sungguh merasa benar-benar bodoh. Athena menjatuhkan tubuhnya duduk di tepi ranjang, kemudian dia menjawab, “Lalu bagaimana caraku menghubungi manager-ku?”
“Kau bisa memakai ponselku,” balas Justin dingin.
“Aku tidak mengingat nomor manager-ku.” Athena mendengus, dia benar-benar sungguh ceroboh. Seharusnya dia selalu mengingat nomor penting jika tidak membawa ponsel. Seperti saat ini, dia tidak mengingat nomor Julia, dan tidak tahu harus bagaimana menghubungi manager-nya itu.
Suara ketukan pintu terdengar, membuat Justin dan Athena mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Seketika tatapan Athena terlihat begitu cemas dan panik ketika mendengar suara ketukan pintu.
“Apa itu wartawan?” tanya Athena dengan wajah kian panik. Dia menggigit bibir bawahnya. Untuk pertama kalinya, Athena harus terjebak masalah yang besar. Ini sama saja, dia menghancurkan kariernya yang susah payah dia bangun.
“Itu pasti assistant-ku,” jawab Justin datar.
“Apa kau yakin?” Athena kembali bertanya memastikan. Terlihat wajahnya begitu khawatir.
“Tidak mungkin wartawan berani mengetuk pintu,” tukas Justin dingin. Kemudian, dia berjalan ke arah pintu dan langsung membukanya.
“Tuan Justin?” Peter, assistant Justin, langsung menundukkan kepalanya ketika melihat Justin.
“Apa kau sudah mengusir wartawan?” tanya Justin dengan tatapan begitu serius pada Peter.
“Sudah, Tuan, tapi di sekitar hotel masih banyak media yang menunggu Anda dan Nona Athena Morris keluar dari hotel,” ujar Peter.
Justin membuang napas kasar, dia mengepalkan tangannya dengan kuat. “Jangan sampai berita ini membuat masalah di perusahaan. Tutup pemberitaan tentang diriku dan Athena.”
“Maaf sebelumnya, Tuan, tapi ada yang ingin saya sampaikan pada Anda,” kata Peter yang tampak begitu serius.
“Kita bicara di dalam.” Justin melangkah masuk ke dalam ruangan yang berbeda dengan Athena. Dia tidak mungkin berbicara dengan assistant-nya di ruangan yang sama dengan Athena.
“Apa yang ingin kau katakan?” Justin duduk di sofa dengan menyilangkan kaki. Tatapannya menatap lekat Peter yang berada di hadapannya.
“Tuan, media sudah memberitakan kabar Anda tertangkap kamera dengan Nona Athena Morris keluar dari klub malam hingga ke dalam hotel. Ini sungguh sudah tidak bisa lagi dicegah, Tuan. Sepertinya minggu depan, Anda tidak bisa memberitakan kabar pertunangan Anda dengan Nona Marinka Addison. Ini tidak akan baik untuk saham perusahaan jika ada kabar buruk tentang Anda, Tuan,” jelas Peter hati-hati seraya menundukkan kepalanya.
Justin menggeram, dia mengumpat dalam hati. Akibat obat sialan yang membuatnya lepas kendali. Ini pertama kalinya Justin mengkhianati Marinka, kekasih yang telah menamaninya tujuh tahun. Dia tidak menyangka, wanita yang bersama dengannya adalah seorang artis. Sejak dulu, Justin selalu menghindari dirinya dekat dengan artis. Dia tidak ingin media memberitakan buruk tentangnya.
“Apa kau sudah menyelidiki orang yang memasukkan obat di minumanku?” tanya Justin dingin. Sorot matanya begitu tajam. Rahangnya mengetat. Tangannya terkepal kuat.
“M-maaf, Tuan, saya masih belum berhasil menemukan pelakunya,” jawab Peter gugup. Dia tidak berani menatap Justin.
“Sejak kapan kau lamban dalam bekerja, Peter?!” seru Justin.
“Saya akan segera mencarinya, Tuan,” balas Peter cepat.
Justin membuang napas kasar. “Sekarang apa yang harus aku lakukan?”
“Tuan, lebih baik Anda berpura-pura mengakui hubungan Anda dengan Nona Athena Morris di depan publik. Ini hanya sementara, Tuan. Setelah dua bulan, Anda bisa kembali memberitakan pada media tentang pertunangan Anda dengan Nona Marinka,” ujar Peter yang memberi saran.
Justin langsung melayangkan tatapan tajam ke arah Peter. “Apa kau ini sudah gila?! Kenapa aku harus mengakui hubunganku dengan Athena? Aku bisa membayar Athena, dan membuat wanita itu pergi dari New York!”
“Tuan, apa sebelumnya Anda sudah tahu siapa Athena Morris?” tanya Peter hati-hati.
“Aku hanya pernah mendengar namanya! Kau sangat tahu, Peter, aku tidak pernah mau mengenal artis!” tukas Justin dingin.
“Nona Athena Morris adalah artis yang terpilih sebagai pemeran utama di film Devil Beside You. Film yang menjadi project Lucero Company yang Anda pimpin, Tuan. Selain itu, Nona Athena Morris adalah artis sekaligus model yang sedang berada di puncak. Saya mencari tahu tentang Nona Athena Morris, selama ini beliau tidak pernah terlibat skandal dengan para pengusaha. Dan sekarang Nona Athena memiliki pemberitaan di media yang mengatakan berkencan dengan Anda. Hal ini yang akan membuat para media tidak mungkin berhenti memberitakan tentang Anda dan Nona Athena,” jelas Peter yang sontak membuat Justin terkejut.
“Kau bilang apa tadi? Athena yang menjdi pemeran utama film Devil Beside You?” Justin menghunuskan tatapan begitu tajam. Dia menggeram penuh dengan kemarahan. Justin mengumpat kasar, dia harus terjebak tidur dengan artis yang membintangi film dari perusahaan kakeknya sendiri. Lucero Company, perusahaan perfilman terbesar di Amerika yang telah diambil alih oleh Justin.
Peter mengangguk. “Benar, Tuan, tidak ada pilihan lain. Anda harus berpura-pura di hadapan media menjalin hubungan dengan Nona Athena. Jika tidak, ini akan berakibat buruk untuk film yang telah dirancang oleh Tuan Besar Drake.”
“Sialan!” Justin mencengkeram kuat gelas sloki di tangannya. Dia tidak henti mengumpat. Dirinya harus terjebak dalam situasi seperti ini. Dia bukan hanya memikirkan project film yang telah dirancang oleh kakeknya, tapi dia sendiri bingung menjelaskan pada Marinka. Untuk pertama kalinya, Justin telah mengkhianati kekasihnya yang menemani dirinya selama tujuh tahun. Jika saja Justin tidak terjebak dengan obat sialan itu, hal ini tidak akan pernah terjadi.
Dengan penuh amarah, Justin langsung berjalan meninggalkan Peter bertemu dengan Athena. Dia tidak memilik pilihan lain selain bertemu dengan wanita itu.
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya. Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan. “Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman. Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu. “Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. “Y
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya. “Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga. “Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya. “Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Da
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda. “Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana. “Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh. Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka. “Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu. Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal. “Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya “Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya. Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?” “Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.
Lima tahun kemudian… “Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya. “Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah. “Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya. “Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya. “Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya. Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.” “Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mat
Sydney, Australia. Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini. Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya. Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena