Share

3. Punya Utang

Author: El GeiysyaTin
last update Last Updated: 2022-11-15 00:24:12

Punya Hutang

Nawa diam sejenak, dia bukannya tidak ingat kalau sudah merelakan semuanya, tapi ini hanya pembalasan saja, untuk merusak pesta mereka.

“Ya! Sebaiknya kau pergi sana! Aida jauh lebih baik darimu!” kata Rima sambil melangkah lebih dekat dan menarik tangan Nawa yang memegang ponsel, tapi Nawa menepisnya.

“Aku tidak membuat kegaduhan, aku hanya mau menunjukkan padamu, kalau aku juga sudah menikah!” kata Nawa kembali bergelayut di lengan Jayid yang masih saja diam, dia melirik jam di tangannya.

“Aku tidak peduli kau menikahi pria seperti apa? Cepat pergi dari sini! Aku sudah tahu sejak lama kalau kau tidak pantas untuk anakku!” kata Rima lagi, sambil mendorong Nawa, tanpa melihat sedikit pun ke arah pria yang mengerutkan kening disebelahnya.

Pakaian kebaya yang dipakai Nawa saat itu memiliki bawahan span Maxi dan, sepatu hak tinggi, membuat keseimbangannya goyah, hingga dia terhuyung ke belakang.

Jayid dengan sigap memapah tubuh Nawa dan membawanya dalam pelukan, hingga tatapan kedua mata mereka, kembali saling beradu. Itu adalah tatapan mata yang kedua, diam-diam mereka saling mengagumi satu sama lain.

Dengan gerakan lembut, Jayid mengambil toa pengeras suara dari tangan Nawa, tanpa mengalihkan tatapan matanya, sedangkan tubuh mereka saling menempel.

Setelah kesadarannya pulih, Nawa melepaskan diri dari pelukan Jayid, dia kembali menegakkan tubuhnya.

“Tidak ada masalah kau anggap aku kurang pantas untuk anakmu, tapi aku cukup pantas untuk pria lain, kan?” Katanya sambil menepuk dada Jayid lembut.

Nawa tersenyum lebar demi melihat tatapan mata semua orang yang tercengang setelah melihat laki-laki yang ada di sampingnya.

“Ya!” kata Jayid sambil melingkarkan tangannya lebih erat di pinggang Nawa dan berteriak dengan toa di tangannya, “Aku suaminya!” Sambil tersenyum lembut ke arah Nawa yang justru terlihat gugup, debaran jantungnya seperti sedang bergemuruh riang.

Bukan hanya keluarga Marhan saja yang mengenal pria itu, sebagian orang yang ada di sana pun, ternyata mengenal Jayid.

Saat itu Ahmada, Ayah Marhan, yang hanya diam dari tadi, pun langsung berdiri di samping Rima—istrinya. Dia tahu persis siapa yang sedang mengaku sebagai suami Nawa, Jayidian Razee seorang CEO PT. Alrazee yang terkenal. Perusahaan itu bisa dikatakan sebagai rajanya properti. Dahulu, kakek Marhan sempat bersahabat dengan kakek Jayid, bahkan mereka menganggap saudara satu sama lain.

Rima pun mengetahui sedikit tentang pria itu, tapi dia menolak kenyataan jika pria seperti Jayid bisa menjadi suami Nawa, hanya dalam hitungan hari berpisah dari putranya.

Dengan penuh kebencian, dia pun mengusir dua manusia yang hatinya kini tengah tak menentu, dengan berkata, “Terserah mau apa kalian, yang penting jangan di sini! Kalian tidak diundang!” sambil menggerakkan tangannya. Namun, Ahmada menahan sikap Rima yang terlihat sedikit kurang ajar.

Jayid tidak memedulikan sikap Rima dan Ahmada, dia justru memeluk Nawa lebih erat.

“Apa kau tidak apa-apa, Sayang?” katanya, sambil tersenyum begitu manis.

Nawa seperti terhipnotis, dia tidak mengatakan apa pun selain mengangguk.

“Kalau kau tidak apa-apa, ayo! Kita pergi dari sini, pesta ini kurang pantas untuk aku datangi!” kata Jayid lagi sambil melepaskan pelukan, menggamit tangan Nawa dan berjalan ke luar ballroom.

Disaat yang bersamaan, Rizal mendekat dan Jayid menyerahkan pengeras suara itu padanya.

Sesampainya di lobby hotel, Nawa menepis keras tangan Jayid dengan kesal dan gantian dia menyeret Jayid ke sisi ruangan lain yang tidak banyak orang.

“Hai! Tidak seperti ini kesepakatan kita, kan?” Katanya setelah melepaskan tangan Jayid, “Tidak ada peluk-pelukan! Apa kau memanfaatkan aku, dasar laki-laki sewaan! Kau pandai mencari-cari kesempatan!”

Jayid menyeringai dan berkata, “Kau yang jelas-jelas memanfaatkan aku, tapi bilang aku mencuri kesempatan?”

“Itu sudah jelas! Aku bilang kau harus mendekat sesuai isyarat, tapi kau—“ ucapan Nawa terputus, karena Jayid tiba-tiba mencium bibirnya sekilas, membuat Nawa terkejut, tapi ciuman itu hangat dan lembut.

“Tidak ada waktu, lihat sudah lebih dari satu jam ... jadi, kau harus membayar kompensasi padaku!” Jayid berkata sambil menunjukkan jam di tangannya.

“Apa-apaan, mana mungkin lewat dari satu jam!” Nawa tidak percaya dan meraih tangan Jayid untuk, melihat jam di tangannya.

Seketika Nawa melotot, pikiran berkecamuk bukan hanya karena merek jam tangan yang, dinilainya tidak pantas dipakai oleh seorang laki-laki sewaan tetapi, cincin yang ada di tangannya.

“Mana mungkin seorang pria sewaan punya jam semahal ini, dan cincin itu, apa dia berasal dari keluarga Solomon? Menjijikkan sekali, ternyata keluarga itu lebih buruk dari cerita Ibu!” pikir Nawa.

“Sekarang kau percaya, kan?” tanya Jayid membuyarkan lamunan Nawa.

“Ya! Tapi, mana mungkin lebih dari satu jam?”

“Apa jam ini bohong?” Jayid berkata sambil menyeringai, “Jadi bayar kompensasinya sekarang!”

Nawa melihat tas dan isi dompetnya, dia tidak memiliki uang lagi selain untuk makan dan ongkos taxi.

“Sialan, kau! Aku tidak punya uang lagi! Tahu?”

“Kalau begitu, kau berutang padaku, lima ratus ribu!”

“Apa kau gila, mana ada gigolo di bayar semahal itu dalam satu jam? Kita tidak melakukan apa pun, aku juga tidak menikmati tubuhmu sama sekali!”

❤️❤️❤️

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Suami Bohongan   Extra Part 20

    Extra Part 20Di negara Singare, Jayid dan Nawa duduk di tepi pantai yang indah, mereka sudah cukup jauh berjalan. Dua orang itu duduk tanpa alas di atas pasir dan memanjangkan kaki, menghadap ke arah laut dengan ombak yang kecil. Sementara Rasyid dan Latisha masih meneruskan langkah mereka sambil bergandengan tangan. Tidak ada beban bagi keduanya karena seolah-olah dunia adalah milik mereka berdua. Saat berencana untuk pergi berbulan madu, sebenarnya Tina ingin ikut juga tetapi dengan keras Latisa menolaknya. Ia tahu adik kembarnya itu akan sangat mengganggu. Lalu, yang ia lakukan hanya meminta Tina untuk menghabiskan waktu bersama dengan Edo. Latisa tidak menampik jika kehadiran laki-laki itu, sangat membantu dalam mengatasi sikap Tina yang kadang-kadang sulit ditebak. Walaupun, baru saja bertemu, Tina sudah merasa cocok dengan Edo, begitu pula sebaliknya. Baik Latisa maupun Rasyid, hanya berharap kelak mereka bisa menjadi pasangan, yang saling mengasihi satu sama lain.Angin

  • Terjebak Suami Bohongan   Extra Part 19

    Extra Part 19“Ya, tentu, ceritakan pada kami!” sahut Rasyid, tanpa mengalihkan tatapannya pada Edo.Edo jadi salah tingkah, ia melihat pada tiga orang itu yang juga melihatnya seperti dirinya adalah hantu yang baru keluar dari dalam kubur.“Sebenarnya, apa kalian punya masalah denganku, atau kita pernah bertemu sebelumnya?” tiba-tiba Edo bertanya, sambil melepas topi dan menyimpannya di atas meja. Ia punya perasaan tidak enak terhadap ketiga orang itu. “Bukan! Kita belum pernah bertemu, tapi ada orang yang mirip sekali denganmu dan dia sudah mati!” kata Nawa terus terang dengan Edo. Ia merasa tidak perlu lama-lama berbicara dengan pria seperti itu karena cukup menyebalkan, dan khawatir bayinya akan mirip.Edo tiba-tiba tertawa, dan ia berkata, “Wah! Benarkah? Aku akan tersanjung karena itu berarti ada orang yang sama tampannya denganku, begitu?”Nawa memalingkan pandangan mendengar ucapan Edo itu, sedangkan Jay justru melotot padanya.“Siapa orang yang kau maksud itu?” Tina be

  • Terjebak Suami Bohongan   Extra Part 18

    Extra Part 18“Ayo nanti temui dia sama-sama!” bunyi pesan Rasyid pada ponsel milik Jayyid.“Baiklah!” Makan malam telah selesai. Rasyid meminta izin untuk tetap berada di ruang perjamuan dan menyuruh istrinya, untuk beristirahat dan menunggunya di kamar pengantin mereka. Beberapa saudara dan kerabat yang rumahnya jauh, sudah lebih dulu pergi meninggalkan gedung itu. Namun, masih ada yang bertahan karena mereka ingin menghabiskan malam dengan makan dan minum. Ada juga yang ingin bernyanyi dengan grup idola mereka. Suasana gedung sudah sedikit lengang, hanya ada beberapa kerabat yang duduk di meja-meja bundar dengan pasangan dan teman mereka masing-masing.Latisha kembali ke kamar hotel, tempat di mana ia dirias dan bergantian pakaian. Di kamar itu pula ia akan bermalam dengan sang suami sebagai pengantin baru.Rasyid masih ingin memastikan sesuatu dan ia tidak ingin Latisha tahu masalah itu. Ia ingin istrinya tetap konsentrasi pada malam pertamanya nanti.Saat itu, Nawa Jayid

  • Terjebak Suami Bohongan   Extra Part 17

    Extra Part 17Tina menatap Jayid dengan tatapan mata tidak percaya.“Jadi, kalau kau tidak ingin celaka, maka menjauhlah dariku!” kata Jayid sambil menyeringai. Ia melihat perubahan pada raut wajah Tina dan merasa puas, karena tipuannya berhasil untuk mengelabuhi gadis itu agar menjauh darinya. Ia benar-benar tidak tahan dengan sikap vulgar yang ditunjukkan Tina tentang perasaannya.Bagaimana mungkin ada seorang wanita yang begitu membuka diri, dan tidak tahu malu mengakui perasaannya dengan cara yang aneh seperti Tina.Tina membuang pandangan, lalu pergi meninggalkan Jayid yang sudah selesai mengambil buah segar. Gadis itu menemui Misella yang sekarang menjadi sangat dekat dengannya. Hasil latihan yang dilakukan kakak ipar Nawa itu mulai terlihat, dari cara Tina membawa diri dan berkata-kata. Gadis itu sedikit lebih tenang. Hanya masalah perasaannya pada Jayid yang masih sama.Namun, masih panjang perjalanan Tina untuk menjadi seorang model. Misella baru mengajarkan bagaimana g

  • Terjebak Suami Bohongan   Extra Part 16

    Extra Part 16“Jadi, kapan aku bisa mulai jadi model?” tanya Tina antusias, “apa aku bisa mendapatkan uang banyak kalau aku berhasil?”“Tentu saja, tapi bukan hari ini ... kau akan siap kapan? Bagaimana kalau kau besok? Aku akan menjemputmu!” sahut Mishella tak kalah antusiasnya.“Besok?” tanya latisha dan ibunya secara bersamaan.Baik Nawa, Mishella dan Tina, sama-sama menoleh ke arah dua orang yang duduk berseberangan itu.“Oh, ya! Maafkan aku, seharusnya aku membicarakan hal ini dengan kalian lebih dulu ... bagaimana kalau besok, apa kalian mengizinkan aku membawa Tina ke sekolah itu?” tanya Mishella, dua wanita yang menjadi ibu dan anak itu pun mengangguk setuju.Mereka akhirnya mempunyai kesepakatan dan pembicaraan serta pertemuan itu pun berakhir. Misela akan menjemput Tina keesokan harinya di rumah itu.Misella dan Nawa akhirnya berpamitan dan pulang, setelah merasa cukup puas untuk membuat kesepakatan.Setelah berada di dalam mobil yang dikendarai oleh sopir dengan kece

  • Terjebak Suami Bohongan   Extra Part 15

    Extra Part 15“Tina! Apa kau mendengar semuanya?” tanya Latisa, wajahnya terlihat khawatir pada saudara perempuannya itu. Ia pikir Tina belum pulang dari rumah jompo untuk merawat ayah angkatnya.“Ya!”Tina mendekat sambil menganggukkan kepala, ia sudah pulang dari rumah jompo beberapa saat yang lalu. Namun, ia langsung menuju dapur saat turun dari mobil yang mengantar ke mana pun ia pergi, sejak secara resmi menempati rumah keluarga aslinya. Gadis itu membawa ikan besar yang ia beli saat lewat di pasar tadi. Ia jarang bepegian dan melihat sesuatu yang menarik, hingga saat melihat ikan besar dijual di pasar, ia langsung membelinya. Ketika pulang tadi, kebetulan mobil melintas di jalanan yang macet karena ada keramaian rakyat menengah ke bawah di pasar, keramaian kota yang jarang ia lihat sebelumnya.“Apa yang kau lakukan tadi, kenapa bajumu basah?” tanya Latisha, dia sungguh tidak terbiasa melihat orang-orang di sekitarnya, dalam keadaan kotor atau tidak rapi seperti Tina. Padaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status