Share

Bab 3

Author: Rico
Layaknya mencabut wortel, memberikan tekanan pada tubuh yang halus dan lembut sedikit demi sedikit pasti akan membuat tubuh merasa sangat nyaman. Pantatku saat ini sudah menegang sampai hampir kram.

"Mat ... Mathew, kata sandi kunci elektroniknya 654780. Masuk dan taruh paket di dalam rumah. Aku butuh bantuanmu."

Dia tertegun sejenak dan tidak bergerak. Aku berteriak lagi dengan suara lantang. Ekspresiku malu-malu, hampir menangis. Apa bedanya aku dengan para pelacur zaman dulu?

Tak lama kemudian, akhirnya aku mendengar suara pintu dibuka, dan jantungku berdebar kencang.

"Bu Yani, aku meletakkan paketmu di lemari. Kemasannya agak kotor, jadi aku membukanya. Kau di mana?"

Ya ampun, itu alat pijat erotis simulasi berwarna krem yang baru saja kubeli. Aku berencana menggunakannya untuk memuaskan diriku sendiri. Mathew berbaik hati membantuku membukanya. Tapi dia pasti sudah melihat isi paketku. Sungguh memalukan.

Suara langkah kakinya semakin jelas. Mathew sudah sampai ke kamar tidur. Dia melihatku tengkurap di lantai yang dingin, tubuhku yang gemulai terpaku dan tak bisa bergerak. Melihat pemandangan demikian, dia tak bisa menahan diri untuk menelan ludah.

"Mathew, cepat bantu aku." Aku hanya bisa menggoyangkan pantatku yang besar, memohon bantuan seperti perempuan yang sedang berahi.

Detik berikutnya, Mathew merangkak dan berada di hadapanku. Tangannya yang hitam dan kasar menarik tepi ranjang dengan kuat, dan urat-uratnya menyembul dengan jelas, tetapi ranjang itu tidak bergerak sama sekali.

Lalu aku ingat bahwa ini adalah ranjang yang dibuat khusus, yang telah ditempelkan ke lantai dengan baut ekspansi.

"Ranjang ini nggak bisa dipindahkan, jadi kau hanya bisa menarikku keluar."

Mathew menatap dadaku dengan tatapan penuh hasrat, "Nggak bisa, payudaramu terlalu besar dan terjerat terlalu ketat, minimal 36F kan, benar-benar seperti sapi perah yang sangat besar."

"Hanya dengan melepas pakaianmu, baru bisa tarik kau keluar."

"Ah... nggak... jangan..." Tanpa sadar aku menolak. Melepas pakaian terlalu memalukan, tetapi tangan besar Mathew yang kasar langsung masuk ke kolong ranjang.

Tangannya yang besar merogoh mulai dari kerah piyamaku, dan payudaraku yang montok dan besar yang terbungkus di bawah piyama renda bergetar hebat mengikuti napasku.

Dadaku yang montok makin terjepit dan berubah bentuk karena tangannya yang besar membuat celah kolong ranjang makin sempit.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak di Kolong Ranjang   Bab 11

    "Nggak apa-apa, Sayang. Hanya saja aku teringat pada sinetron yang kutonton tadi sore." Mataku sedikit berkaca-kaca.Di satu sisi, aku mengorbankan keuntungan perusahaan suamiku, tetapi mempertahankan pernikahan kami.Di sisi lain, aku jujur pada suamiku tapi kami mungkin akan bercerai.Aku belum pernah menghadapi keputusan sesulit ini seumur hidupku!24 jam12 jam8 jam3 jam1 jam......Menjelang waktu yang disepakati, akhirnya aku menemukan jawabannya dan mengirim pesan kepada pria itu.[Kita bertemu langsung saja, nanti aku kasih informasinya di USB.]Dia pun menyetujui permintaanku. [Jangan macam-macam, kalau nggak, kuhajar kau!]Aku merasa mual dan ingin muntah. Raut wajahku berubah dingin. Akan kutunjukkan pada pria tua ini akibat dari mengganggu perempuan! Aku menyentuh pisau cincin di jariku yang berisi ramuan khusus. Ramuan ini akan bereaksi jika bercampur dengan darah.Sesuai kesepakatan, aku pergi ke rumah pria tua itu. Dia berdiri di luar pintu sambil tersenyum dan mere

  • Terjebak di Kolong Ranjang   Bab 10

    Mathew tahu aku masih syok, jadi dia menyarankan untuk menggendongku kembali. Tapi, bagaimana mungkin aku berani?Dari awal aku sudah memiliki hasrat pada tubuhnya yang kekar, jika aku benar-benar terangsang, bisa-bisa aku berzinah benaran.Aku tidak bisa berbuat demikian!......Sesampai di rumah, aku terduduk lemas di lantai, tak kuasa menahan isak tangis, hampir saja aku dilecehkan oleh lelaki tua yang mesum itu malam ini.Melihat suamiku tertidur pulas, aku menghela napas lega, dan mencium keningnya sambil berbisik lembut, "Maafkan aku, sayang, ini semua salahku karena nggak bisa menahan diri hari itu sehingga dipergoki, tapi aku nggak akan pernah mengkhianatimu seumur hidupku."Ini juga pemikiranku yang sebenarnya.Keesokan paginya, aku mengambil foto-foto yang diambil Mathew dan pergi ke pos satpam apartemen, tetapi mereka bersumpah bahwa tidak ada orang seperti itu di sekitar perumahan ini!Satpam itu telah bekerja selama tujuh atau delapan tahun dan sangat mengenal orang-orang

  • Terjebak di Kolong Ranjang   Bab 9

    "Gimana kalau kuberi tahu apa rasanya menjadi wanita sejati? Lagipula, suamimu itu pecundang. Jangan lihat usiaku sudah tua. Aku lebih jago dari suamimu, dan lebih berpengalaman." Sebelum selesai bicara, dia menghampiriku dengan tangannya yang berbulu dan memukul pantatku. Rasa jijik itu membuatku gentar. Melihat reaksiku, dia tertawa lepas.Dengan bau keringat yang menguar dari ketiaknya, rasa malu dan hina menyiksaku.Entah kenapa, menghadapi orang ini, aku malah bereaksi samar.Detik berikutnya, jaketku dilepas, hanya menyisakan bikini yang tertiup angin.Apakah aku akan dilecehkan oleh makhluk di depanku ini? Lebih baik aku mati saja!Di saat kritis, Mathew melompat keluar dari semak-semak. Melihat Mathew yang kekar, lelaki tua itu pun melarikan diri. Dia tampak sangat familiar dengan situasi di sekitarnya dan menghilang dalam sekejap mata.Hatiku yang khawatir akhirnya tenang."Mathew, kenapa kau di sini?" Aku menatapnya bingung. Dia pahlawanku. Tapi Mathew tak berkata sepatah k

  • Terjebak di Kolong Ranjang   Bab 8

    Aku sudah lama tidak memakai bikini. Tiga potong kain tipis hanya cukup menutupi bagian-bagian penting.Bikini tersebut memaparkan lekuk tubuhku yang menawan, dengan pinggang dan perut yang terekspos, serta kedua paha lurus dan ramping yang merupakan senjataku.Bahkan di malam hari, kulitku tetap terlihat putih dan berkilau.Aku mengenakan jaket panjang menutupi bikiniku untuk menghindari kesalahpahaman sepanjang jalan.Bahkan di tengah malam, masih banyak anak muda di jalan. Melihat tatapan penuh nafsu mereka, aku sama sekali tidak berani menanggapi.Aku tidak bisa membayangkan betapa memalukan jika ketahuan aku memakai bikini di balik jaket ini.Hutan kecil di pinggiran kota pintu masuk timur masih di depanku. Aku maju dengan gemetar, dan sosok-sosok di sekitarku semakin sedikit, hingga tak ada seorang pun yang tersisa.[Jalan terus!]Orang itu mengirimkan instruksi lagi, yang berarti dia pasti diam-diam mengamatiku.Di bawah tekanan dan kecemasan, aku ingin menangis, tetapi aku mena

  • Terjebak di Kolong Ranjang   Bab 7

    Saking marahnya sampai aku merasa dadaku sesak dan hampir tidak bisa bernapas. Dia jelas ingin meniduriku.Mana mungkin semudah itu? Kenapa aku harus ditindasnya tanpa alasan?Aku tiba-tiba teringat aku masih bisa lapor polisi. Video itu tidak terlalu berlebihan, jadi tidak perlu terlalu takut.Tapi dia sepertinya mengetahui pemikiranku. [Jangan coba-coba lapor polisi. Aku sangat mengerti suamimu. Dia orangnya cemburuan banget. Kalau dia tahu kau main mata sama kurir itu, pasti dia bakal menceraikanmu!]Aku seolah-olah memakan buah si malakama. Dia mengetahui seluk-beluk keluarga kami dengan baik, dia mungkin teman kami.Hal ini sangat mungkin. Waktu aku dan suamiku jalan santai di sekitar rumah, banyak pria yang menatap kami, termasuk beberapa yang kami kenal, dan mereka sama sekali tidak menyembunyikan hasrat mereka.Apa yang harus kulakukan?Sekitar pukul enam, suamiku pulang kerja. Tapi aku murung dan ragu untuk bicara.Jika aku mengakui semuanya, suamiku mungkin akan memaafkanku,

  • Terjebak di Kolong Ranjang   Bab 6

    Dia datang tanpa mengenakan baju dan hanya mengenakan celana boxer, seolah tahu betul suamiku tidak ada di rumah siang itu.Aku memainkan video itu dan melemparkannya ke hadapannya, lalu berkata dengan muram, "Mathew, apa maksudmu?"Dia membeku di tempat seolah tersambar petir. "Siapa yang merekam ini diam-diam? Yani, kau nggak mencurigaiku, kan? Bagaimana mungkin aku melakukan hal seperti itu? Aku punya etika dan integritas profesional. Aku sudah berkencan dengan banyak wanita, tapi nggak pernah aku memaksa ataupun merekam diam-diam..."Sebelum selesai berbicara, Mathew buru-buru menutup mulutnya, seolah-olah keceplosan.Aku hampir tertawa terbahak-bahak. Sepertinya kurir ini memang residivis. Entah berapa banyak perempuan muda yang ditelanjangi saat mengantarkan paket ke rumah mereka.Namun, dia tidak terlihat berpura-pura, dan Mathew juga menunjuk pada bingkai jendela di video. "Jelas sekali video ini direkam diam-diam dari luar jendela, dan pasti orangnya ada di gedung seberang!"S

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status