Share

59 Tidur Satu Ranjang

Author: Miss_Pupu
last update Huling Na-update: 2025-07-18 15:34:55

Kamila kembali menangis tersedu-sedu di dalam kamarnya. Sakit hatinya semakin lengkap sudah. Padahal dia sudah lama menginginkan pernikahan dengan Galang. Semuanya musnah. Pupus sudah harapan Kamila selama ini.

Lalu Kamila mau mengharapkan apalagi? Jikalau Galang saja sudah meninggalkannya dengan wanita lain.

Pikiran Kamila menjadi semakin kacau saat ini. Sesekali ia mengusap perutnya yang masih rata. Benar dengan yang dikatakan Daffa tadi, anaknya harus bahagia. Dia tidak boleh membiarkan anaknya hidup dalam penderitaan seperti yang sudah pernah dialaminya.

Kamila tidak bisa membiarkan itu terjadi. Dia berusaha menguatkan diri. Dia bangkit dan harus kembali sehat. Hingga akhirnya dia harus memutuskan sesuatu yang terasa berat. Keputusan yang sudah dia pikirkan matang-matang dalam beberapa hari. Keputusan yang tidak mudah, namun harus ia pilih. Dia tidak memikirkan tentang perasaan dan dirinya sendiri, yang Kamila pikirkan saat ini adalah kebahagiaan anaknya di masa yang akan datang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   79 Malam Pertama

    4 bulan berlalu. Di kediaman Daffa hari ini.Kamila terlihat sangat bahagia karena Daffa berencana akan mengadakan tasyakuran 4 bulan kehamilan.Banyak sekali yang Daffa undang untuk acara bahagianya itu. Termasuk seluruh keluarga besar Daffa. Mereka tak hanya berdua, Ratih yang kembali tinggal di sana turut andil mengurus semua keperluan untuk tasyakuran. Acara tasyakuran itu akan berlangsung sekitar satu minggu lagi. Tapi kesibukan sudah mulai terlihat dari sekarang. Seperti persiapan buah-buahan, makanan kering, pesanan makanan basah, dan banyak lagi. Itu semua di handle oleh Ratih. Ratih tak akan membiarkan Kamila kecapean. Semua dihandle olehnya. Ratih kini terlihat sangat menyayangi Kamila, melebihi anaknya sendiri.Ratih juga selalu mempersiapkan susu dan makanan sehat untuk Kamila. Dia sangat senang karena sebentar lagi akan memiliki cucu."Jaga kesehatan kamu ya, Kamila. Mama akan pastikan kesehatan kamu. Seandainya almarhum papa kamu masih ada, beliau pasti akan sangat b

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   78 Menggerutu

    Dinda segera membawa Jenifer pergi dari kediamannya. Sepertinya dia sedang merencanakan sesuatu. "Kita mau ke mana, Dinda?" Berkali-kali Jenifer bertanya kepada Dinda namun tidak dijawab. "Lihat saja nanti, Ma." Hanya itu yang Dinda sampaikan.Jenifer terdiam. Meskipun dalam hati dia penasaran akan dibawa pergi ke mana oleh Dinda.Hingga akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam lebih, akhirnya Dinda telah sampai di tempat tujuannya. Mereka sampai di sebuah kost-kostan yang ada di area Bogor Timur. "Untuk apa kita ke sini, Dinda?" Tentu Jenifer segera bertanya kembali."Kalau mama tidak punya tempat tinggal, mama bisa tinggal di kost-kostan ini. Aku yang akan membayar iuran kost-kostan selama 1 tahun. Jadi Mama jangan khawatirkan mengenai pembayaran kostan. Yang mesti Mama lakukan adalah, bagaimana mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari Mama. Aku tidak bisa terus-terusan memenuhi kebutuhan Mama. Maaf bukannya aku tidak peduli, aku hanya menghargai diriku sendiri. Aku t

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   77 Tamu Tak Diundang

    "Untuk apa Mama datang ke sini?!" Daffa langsung menodong pertanyaan pada Mama tirinya, tanpa membiarkan Jenifer masuk terlebih dahulu.Jenifer masih berdiri di ambang pintu. Dia menundukan kepala sambil menahan kesedihan. "Kedatangan Mama ke sini ingin memintaaaf pada kalian," ucap Jenifer tanpa berani membalas tatapan Daffa yang begitu nanar padanya.Beruntung Kamila tak ikut serta. Dia memilih untuk berdiam diri karena tak mau mencampuri urusan Daffa dan mamanya."Tak usah minta maaf, silahkan pergi dari rumah aku, Ma. Pintu gerbang masih terbuka lebar. Mama bisa keluar sekarang juga," usir Daffa. Tapi meski pun begitu, dia masih mengatur nada bicaranya yang masih rendah.Tapi Jenifer tak mau pergi. Dia malah membungkukan tubuhnya. Langsung memeluk kaki Daffa."Apa-apaan ini, Ma. Lepaskan. Jangan seperti ini." Daffa berusaha melepaskan tangan Jenifer dari kakinya."Mama minta maaf, Daffa. Sungguh Mama menyesal. Hukum saja Mama. Mama memang bersalah," lirih Jenifer masih tak mau me

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   76 Bahagia Yang Sebenarnya

    Ketika mereka telah sampai di restoran bintang 5 yang sudah dipesan oleh Daffa sebelumnya, Kamila nampak terperangah.Apalagi saat Daffa membawanya ke tempat VIP yang cukup mewah di restoran tersebut. "Mas, ini beneran Kamu yang pesan? Mengapa harus se-perfect ini?" Kamila sampai lupa mengedipkan kelopak matanya. "Sengaja. Aku ingin hari ini spesial untuk kita berdua. Duduklah," titah Daffa dengan lembut pada Kamila.Daffa memperlakukan Kamila begitu romantis. Kamila semakin tersanjung. Berasa jadi wanita paling beruntung di dunia. Di atas meja di depan mereka sudah tersaji makanan yang sangat indah dalam pandangan yang tentunya juga nikmat di lidah. "Kita makan ya," kata Daffa mengajak Kamila untuk memulai menyantap makanan.Suapan pertama bahkan, terlihat Daffa menjinakkan makanan lalu disodorkan pada Kamila, hendak menyuapinya. "Biarkan aku makan sendiri saja, Mas." Kamila tersipu malu, bukan menolak."Aku sedang ingin menyuapi kamu. Bukankah ini yang pertama kalinya aku menyu

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   75 Terharu

    Kamila dan Daffa segera membawa Ratih ke mobil. Kamila meminta waktu pada Daffa untuk berbicara dengan Ratih terlebih dahulu. Daffa tidak menolak, lagi pula itu adalah hak Kamila.Kamila dan Daffa membawa Ratih ke sebuah tempat makan tapi bukan restoran mewah yang sudah dipesan oleh Daffa sebelumnya.Ratih masih meneteskan air mata sendu, bahkan ketika telah sampai di tempat makan yang dipilih oleh Daffa. "Kita makan dulu ya, Ma. Mama mau pesan apa?" Kami nak bertanya dengan sangat lembut pada Ratih. Tapi Ratih malah mengkilingkan kepalanya. "Tidak usah," tolaknya dengan raut wajah sangat malu. Tentu dia malu karena berhasil diperboki oleh Kamila saat tengah mengemis tadi. "Tidak apa-apa, Kamila. Biar aku yang pesankan saja makanannya ya. Aku bisa ambil makanan untuk Mama saja, atau kamu mau sekalian pesan?" Daffa bertanya terlebih dahulu pada Kamila."Untuk Mama saja dulu, Mas. Aku masih kenyang," jawab Kamila. Daffa pun mengangguk.Kamila kembali mengarahkan pandangannya pada Rat

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   74 Bahagia

    Selin kini sudah tiada, Daffa segera mengubur semua kenangan tentang sang mantan kekasih. Dia sudah memiliki lembaran baru bersama Kamila. Dia juga akan segera menjadi seorang ayah yang sebenarnya. Bayi dalam kandungan Kamila itu anaknya, dan harus diperjuangkan olehnya. Dia tidak mau berpikir yang aneh-aneh lagi, tidak mau bertingkah laku yang tidak baik lagi, Daffa hanya ingin memperbaiki dirinya agar menjadi sosok Ayah yang lebih baik untuk anaknya nanti.Pelaku pemukulan pun sudah ditetapkan sebagai tersangka. Pelakunya yakni mantan suami Selin—Riki Subakti. Bukan hanya itu, Riki Subakti juga menjadi tersangka bersama ayahnya dengan kasus yang sama yakni kekerasan dan pengancaman. "Aku menyesal telah melakukan kekerasan kepada Selin. Dia bunuh diri, dia sudah tiada dan aku tidak bisa lagi mengejar cintanya. Ini semua gara-gara aku. Aku yang terlalu egois dan mau menang sendiri. Padahal aku mencintai Selin. Tapi kenapa Selin selalu saja tidak mau menuruti permintaanku. Sungguh aku

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status